Informasi Terpercaya Masa Kini

Tanggapan Tim Trump Usai Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Jauh Wilayah Rusia

0 1

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Tim Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump buka suara usai Pemerintahan Joe Biden pada Minggu (17/11/2024), mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang jauh ke negara Rusia.

Mereka pada Senin (18/11/2024) menyuarakan kritik keras terhadap keputusan Biden yang mengizinkan Ukraina memakai rudal jarak jauh dari AS untuk serangan di dalam wilayah Rusia tersebut.

Tim Trump menuduh Biden telah melakukan eskalasi yang berbahaya.

Baca juga: Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Jauh Wilayah Rusia

Dengan dua bulan tersisa di Gedung Putih, Biden diketahui telah membuat perubahan kebijakan besar yang memenuhi permintaan lama dari Ukraina yang sedang berjuang melawan invasi Rusia.

Kebijakan baru dan janji Biden untuk mempercepat bantuan militer ke Ukraina ini muncul ketika AS bersiap-siap untuk menyambut Trump yang akan menjabat sebagai presiden pada Januari 2025.

Trump telah berulang kali berjanji untuk mengakhiri perang, namun belum memberikan rincian bagaimana ia akan melakukannya.

Dengan Rusia yang semakin kuat dan meningkatnya pembicaraan mengenai negosiasi, Ukraina khawatir akan berada di posisi yang kurang menguntungkan dalam hal penyelesaian perdamaian.

Rusia sendiri telah menjanjikan respons yang “tepat” jika rudal yang dipasok AS benar-benar digunakan untuk melawan Rusia.

Sementara tim Trump menuduh Biden meningkatkan perang karena alasan politik.

Pada sebuah briefing harian, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menuduh Rusia melakukan eskalasi dengan menerima pengerahan tentara Korea Utara untuk melawan pasukan Ukraina.

Baca juga: Tanggapan Rusia Usai Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Jauh Wilayahnya

Miller lalu menekankan bahwa Biden lah, bukan Trump, yang menjabat sebagai presiden AS untuk saat ini.

Namun, langkah Biden ini dianggap memperumit keadaan bagi pemerintahan Trump yang akan datang.

“Ini adalah satu langkah baru menuju eskalasi dan tidak ada yang tahu ke mana arahnya,” kata Mike Waltz, yang telah ditunjuk oleh Trump menjadi Penasihat Keamanan Nasional AS nantinya, kepada Fox News.

Richard Grenell, yang menjabat sebagai Direktur Intelijen Nasional AS selama masa jabatan pertama Trump, juga menganggap demikian.

“Tidak ada yang menduga bahwa Joe Biden akan MENINGKATKAN perang di Ukraina selama masa transisi. Ini seolah-olah dia meluncurkan perang yang sama sekali baru,” jelasnya di X.

“Semuanya telah berubah sekarang. Semua perhitungan sebelumnya tak berlaku lagi. Dan semuanya untuk politik,” kata Grenell.

Untuk saat ini, Grenell tidak memiliki pekerjaan di pemerintahan yang akan datang, namun namanya sempat disebut-sebut sebagai calon Menteri Luar Negeri AS sebelum akhirnya Trump memutuskan untuk memilih Senator Marco Rubio.

Donald Trump Jr. juga ikut berkomentar soal keputusan Biden mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh AS untuk menyerang wilayah Rusia.

Baca juga: Tanggapan China Usai Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Jauh Wilayah Rusia

“Kompleks Industri Militer tampaknya ingin memastikan bahwa mereka membuat Perang Dunia 3 terjadi sebelum ayah saya memiliki kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa,” ucapnya.

Trump sendiri belum berbicara secara terbuka tentang perubahan pikiran Biden mengenai rudal jarak jauh ini.

“Dia adalah satu-satunya orang yang dapat menyatukan kedua belah pihak untuk merundingkan perdamaian, dan bekerja untuk mengakhiri perang dan menghentikan pembunuhan,” klaim Juru bicara Trump, Steven Cheung.

Menjelang kembalinya Trump ke tampuk kekuasaan, Biden tampaknya berusaha untuk membentengi dukungan untuk Ukraina.

Dan saat perang mencapai 1.000 hari, Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga akan mengunjungi Kongres AS pada Selasa ini untuk menggalang dukungan.

Trump, yang mulai menjabat pada 20 Januari 2025, mengatakan ia dapat mengakhiri perang “dalam 24 jam” dan mempertanyakan bantuan militer senilai lebih dari 60 miliar dollar AS yang telah diberikan Amerika Serikat kepada Ukraina sejak perang dimulai.

“Bagaimana kita membawa kedua belah pihak ke meja perundingan untuk mengakhiri perang ini? Apa kerangka kerja untuk sebuah kesepakatan dan siapa yang duduk di meja itu?” kata Waltz.

Baca juga: Polandia Dukung Biden Izinkan Ukraina Pakai Senjata AS untuk Serang Wilayah Rusia

“Hal-hal itulah yang saya dan Presiden Trump, tentu saja, akan kerjakan,” janjinya.

Tak lama usai berhasil menang dalam Pilpres AS 2024 atas Kamala Harris, Trump sendiri telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyebut percakapan itu “konstruktif”.

Leave a comment