Saat Damkar Selamatkan Warga dari Ular, Berujung ke Mana Hewan Tersebut?
BANDUNG, KOMPAS.com – Animal Rescue atau penyelamatan binatang menjadi salah satu tupoksi dari petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Diskar) Kota Bandung.
Sejumlah penyelamatan binatang sering dilakukan oleh Tim Rescue atas dasar laporan dari warga Kota Bandung, salah satunya penyelamatan ular.
Laporan warga Kota Bandung terkait adanya ular ini dinilai cukup banyak terjadi.
Berdasarkan data tahun 2024, Diskar PB telah menerima 386 kali laporan warga terkait ular.
Sejauh ini, kita hanya mengetahui petugas Damkar hanya mengevakuasi ular yang memasuki permukiman warga, tanpa mengetahui ke mana dan bagaimana riwayat akhir ular yang telah dievakuasi tersebut.
Baca juga: Kisah Petugas Damkar Pekanbaru, Disuruh Ibu-ibu untuk Menangkap Setan
Komandan Regu (Danru) Dinas Kebakaran Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, Encep Iman, menjelaskan dari ratusan jenis ular, ada 77 ular yang berbisa.
Namun, selama menjalani profesi pemadam kebakaran di Kota Bandung, Encep baru menemukan tiga jenis ular berbisa di Kota Kembang ini.
“Di Bandung ini paling banyak cobra, wuling, viper, paling tiga itu yang didapetin, sisanya tak berbisa. Tapi kan kalau masyarakat takut, mereka tak bisa berpikir logis, ya sudah minta bantu Damkar,” ucapnya yang ditemui di Mako Diskar PB Kota Bandung, Minggu (9/2/2025).
“Ular berbisa atau enggak, kan warga enggak tahu, kalau butuh bantuan kami, ya kami bantu,” tuturnya.
Baca juga: Ponsel Jatuh Masuk Saluran Air, Semenit Damkar Berhasil Selamatkan…
Menurut Encep, ular-ular ini biasanya muncul dari bantaran sungai, sawah, atau bahkan dari selokan.
Petugas Damkar yang sering mendapatkan laporan dari warga akan bergegas langsung ke lokasi untuk mengevakuasi ular tersebut dan membawanya ke Markas Komando Diskar PB.
“Ular itu biasanya dari bantaran sungai atau dari sawah. Kan ada perumahan yang dulunya bekas sawah, bekas rawa,” tuturnya.
“Sebetulnya bukan salah mereka (ular) juga masuk rumah, mereka hanya beradaptasi dengan lingkungan baru, sebetulnya, yang dulu rumah mereka. Ya, mereka beradaptasi dengan lingkungan itu,” katanya.
Ekosistem Ular
Encep bahkan sempat memperlihatkan penangkaran sementara ular-ular yang ditangkap petugas.
Menurut Encep, sebetulnya Diskar PB belum memiliki lokasi penangkaran hewan khusus yang berhasil dievakuasi.
Sementara ini, penangkaran ular hanya sebatas akuarium kaca untuk penyimpanan sementara.
Nantinya, pihak Diskar PB akan melepaskan ular-ular ini di habitatnya, seperti pegunungan atau bekerja sama dengan yayasan pecinta hewan.
Adapun penyelamatan ini dilakukan petugas untuk menyelamatkan habitat ular yang sebetulnya memiliki fungsi penting dalam ekosistem makhluk hidup.
Baca juga: Saat Tikus Masuk Kamar Wanita, Minta Bantuan Damkar untuk Menangkapnya…
“Biasanya (ular) dilepas lagi atau dikasih ke yayasan pecinta ular. Kemudian, kadang kami lepas di Gunung Karumbi. Kami hindari membunuh ular, gitu,” tuturnya.
“Mereka juga bagian dari ekosistem kehidupan. Nah, saya sarankan jangan sampai membunuh ular karena mereka bagian dari ekosistem supaya tikus hama tak lebih banyak daripada pemangsa,” ucapnya.
Beberapa waktu lalu, petugas pun sempat “menyelamatkan” ular yang masuk ke kantor kepolisian.
Ular kecil itu berhasil dievakuasi petugas Diskar Kota Bandung.
Tak hanya itu, laporan yang paling banyak didapatkan petugas Damkar lainnya adalah terkait sarang tawon.
Sarang Tawon
“Laporan terkait sarang tawon ini termasuk yang paling banyak pertama di Kota Bandung. Seharinya bisa 10-an laporan,” ucapnya.
Pada tahun 2024 saja, tim Damkar telah mengevakuasi 548 kali sarang tawon, baik di pemukiman warga, gedung, dan lainnya.
Saking banyaknya laporan sarang tawon ini, Encep bahkan meminta maaf kepada masyarakat Kota Bandung lantaran tak bisa menangani semua laporan warga.
“Mohon maaf kepada warga untuk penanganan sarang tawon ini kami tak bisa kita tangani semua karena ada waiting list-nya karena kami terbatas,” tuturnya.
“Suka ada kedaruratan lainnya. Sarang tawon juga kan pengerjaannya harus malam supaya mereka bisa diambil semua. Jadi, waiting list ini, jadi harus sabar kepada masyarakat,” tuturnya.
Kepala Seksi Penyelamatan Diskar PB, John Erwin, mengungkap bahwa tahun 2024 lalu, Diskar PB mencatat sejumlah penyelamatan hewan di Kota Bandung.
Berikut penyelamatan hewan (Animal Rescue) yang dilakukan Diskar PB di tahun 2024:
– Penanganan Anjing:
– Penanganan Biawak:
– Penanganan Binturong:
– Penanganan Burung:
– Penanganan Kelinci:
– Penanganan Kucing:
– Penanganan Kukang:
– Penanganan Monyet:
– Penanganan Musang:
– Penanganan Sapi:
– Penanganan Sarang Tawon / Lebah:
– Penanganan Sugar Glider:
– Penanganan Tikus:
– Penanganan Tokek:
– Penanganan Ular: