Media Vietnam Sebut Timnas Indonesia Jadi Kandidat Terkuat Rebut Medali Emas SEA Games 2025, Mengapa?
BOLASPORT.COM – Media asal Vietnam, Soha, angkat bicara soal peta persaingan cabor sepak bola putra SEA Games 2025.
Panitia SEA Games 2025 di Thailand sudah menetapkan aturan untuk cabor sepak bola putra.
SEA Games 2025 tidak akan melakukan perubahan dari edisi sebelumnya.
Setiap negara hanya diperbolehkan memainkan para pemain di bawah usia 22 tahun.
Sejauh ini, baru empat negara yang sudah pernah memenangkan SEA Games sepanjang sejarahnya.
Dalam empat gelaran SEA Games terakhir, Indonesia dan Thailand menang sekali, Vietnam berhasil menang dua kali.
Pada turnamen tahun ini, Timnas Indonesia datang sebagai juara bertahan.
Melihat perkembangan sepak bola terkini, media Vietnam memberi pandangan mengejutkan soal persaingan menuju medali emas SEA Games 2025.
Baca Juga: Ketum PSSI Erick Thohir Pamer soal Penambahan Pelatih Baru di Indonesia, Pede Bakal Cetak Pemain Berbakat
Media Vietnam, Soha menyebut bahwa Timnas Indonesia berpeluang paling besar kembali mempertahankan medali emas di SEA Games 2025.
Prediksi Soha didasarkan pada perkembangan dunia sepak bola Asia Tenggara saat ini.
Indonesia disebut-sebut oleh Soha sebagai negara terdepan dalam perkembangan para pemain muda saat ini di seantero ASEAN.
“Dan melihat perkembangan sepak bola remaja Indonesia saat ini, kemungkinan besar mereka akan menjadi juara di SEA Games 2025,” tulis Soha.
Soha menyebut bahwa para pesaing Timnas Indonesia bakal datang dalam kondisi kurang bersahabat di ajang SEA Games 2025.
Malaysia masih kekurangan para pemain muda berkualitas, sementara FAM lebih memprioritaskan kebijakan naturalisasi massal.
“Sepak bola remaja Malaysia tidak begitu istimewa saat ini,” tulis Soha.
“Mereka bahkan mempertimbangkan naturalisasi massal untuk meningkatkan kekuatan timnas, ketimbang mengandalkan pemain muda,” lanjutnya.
Baca Juga: Sesal Pelatih Oxford United Usai Peluang Emas Ole Romeny Gagal Berbuah Gol di Laga Debut: Dia Kurang Hoki
Vietnam juga datang dalam kondisi serupa, meski datang sebagai juara di ASEAN Cup 2024 level senior.
Sementara Thailand konsisten berkembang, tetapi belum menghasilkan generasi yang menonjol.
“Sepak bola Vietnam juga saat ini kekurangan pemain berkualitas di kelompok usia U-22,” tulis Soha.
“Sementara itu, sepak bola pemuda Thailand secara umum masih berkembang cukup baik di Asia Tenggara namun belum terlalu menonjol,” lanjutnya.
Selain itu, Indonesia punya banyak pemain diaspora berkualitas di level U-22, salah satunya adalah Marselino Ferdinan.
Selain itu, beberapa pemain naturalisasi bisa memperkuat Indonesia di SEA Games seperti Ivar Jenner, Rafael Struick, dan Justin Hubner.
“Bagi sepak bola muda Indonesia, grup U22 mereka memiliki bintang-bintang yang mampu membalikkan keadaan. Untuk pemain dalam negeri adalah Ferdinan. Jika menghitung pemain naturalisasi ras campuran, Indonesia punya banyak nama berkualitas, seperti Hubner, Jenner, Struick,” tulis Soha.
Tanpa para pemain abroad sekalipun, Timnas Indonesia juga masih tetap jadi tim terkuat untuk memperoleh gelar juara.
“Meski tidak bisa memanggil pemain naturalisasi ras campuran karena SEA Games 2025 tidak bertepatan dengan kalender FIFA, namun Indonesia U22 masih sangat kuat dibandingkan level Asia Tenggara saat ini,” tulis Soha.
“Dan jika mereka bisa memanggil beberapa pemain naturalisasi ras campuran, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Indonesia U22 mengungguli semua lawannya, termasuk tuan rumah Thailand,” lanjutnya.
Satu-satunya pekerjaan rumah PSSI adalah memanggil para pemain naturalisasi untuk membela Timnas Indonesia di SEA Games 2025.
Pasalnya, turnamen SEA Games 2025 digelar di luar kalender FIFA.
“Satu-satunya kendala yang dihadapi sepak bola Indonesia adalah sulitnya mereka memanggil pemain ras campuran di luar kalender FIFA, pasalnya para bintang tersebut saat ini bermain di banyak klub berkualitas dunia dan juga menduduki posisi cukup penting di sana,” tutup Soha.