Ternyata Honda Pernah Jual CR-V 10-seater, Begini Ceritanya
Jauh sebelum Anda familiar dengan versi 5-seater dan 7-seater, Honda ternyata pernah menjual CR-V dengan kapasitas tempat duduk yang sanggup mengangkut hingga 10 penumpang di dalamnya. Bagaimana bisa?
Semua bermula ketika Honda membutuhkan produk baru untuk memenuhi regulasi yang berlaku di Filipina. Tetapi seperti tidak ingin mengeluarkan dana banyak untuk benar-benar melahirkan satu model anyar, demikian mengutip Autoindustriya.
Kala itu, Filipina menerapkan regulasi segmen mobil AUV atau Asian Utility Vehicle. Anggota model-model yang masuk kategori tersebut di antaranya Toyota Revo atau Kijang di Indonesia, Isuzu Hi-Lander atau Panther, dan Mitsubishi Adventure atau Kuda.
Nama-nama tersebut menitikberatkan satu kesamaan, muat banyak, dan itu yang ingin diadopsi Honda lewat produk CR-V. Masalahnya, SUV generasi kedua mereka itu memiliki konfigurasi tempat duduk 5-penumpang.
Hingga datanglah ide untuk membuat Honda CR-V bisa mengangkut lebih banyak orang dewasa di dalamnya. Honda akhirnya melakukan sejumlah modifikasi di bagian interior tanpa merombak bodi aslinya.
Jadi bagaimana? Anda yang pernah naik atau punya CR-V generasi kedua pasti tahu betul ruang penumpang depan begitu praktis. Tak ada konsol tengah memanjang layaknya mobil pada umumnya, semua kontrol sampai tuas transmisi ditempatkan di dasbor.
Dua bangku orisinil dipertahankan, berikut dengan sabuk pengaman 3-titik. Kemudian, bagian tengah atau aisle yang kosong ditambahkan semacam bangku yang muat diduduki satu orang dan dilengkapi dengan sabuk pengaman 2-titik.
Beranjak ke baris kedua, pabrikan merombak ulang format tempat duduknya. Tadinya hanya bisa ditempati tiga penumpang, kemudian diganti agar empat orang bisa muat. Penumpang paling kiri dan kanan dapat seatbelt 3-titik, sementara dua di tengah 2-titik.
Paling menarik adalah baris ketiga yang aslinya memang tidak dirancang untuk diberi tempat duduk. Namun, akhirnya mereka bisa meletakkan semacam dua ‘matras’ yang dibuat seperti kursi untuk tiga orang, tanpa seatbelt dan headrest sekalipun.
Hasilnya, 3 penumpang di depan ditambah 4 di tengah dan 3 orang lagi di paling belakang, 10. Lantas, ada gerangan apa yang membuat jenama asal Jepang itu sampai mau repot-repot melakukan hal tersebut? Pajak jawabannya.
Model dengan klasifikasi AUV di Filipina tidak disamakan dengan kendaraan pribadi, mobil yang mampu menampung 10 atau lebih penumpang dianggap sebagai transportasi umum. Bila ingat dengan nama-nama yang disebutkan tadi di awal, pasti sudah bisa menangkap maksudnya.
Sama seperti di Indonesia, Toyota Kijang, Isuzu Panther, atau Mitsubishi Kuda terkenal dengan daya angkut penumpang yang bisa membeludak. Mereka juga memiliki kesamaan yaitu dibangun di atas sasis ladder frame atau identik sebagai mobil komersial.
Namun perkara jumlah tempat duduk bukan satu-satunya syarat agar bisa masuk kategori AUV. Setiap model diwajibkan mengikuti satuan pengukuran jarak antar bangku yang rumit sesuai dengan regulasi, dan ajaibnya CR-V 10-seater itu mampu memenuhinya.
Ada lagi, model-model AUV juga harus sudah dibuat lokal di Filipina dan memenuhi konten lokal atau semacam Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Honda CR-V tersebut dirakit di pabrik Santa Rosa, Laguna dan berhasil mencapai 63,1 persen local content.
Kendati proyek tersebut terdengar aneh, nyatanya Honda bisa meraup penjualan banyak saat itu. Ini disebabkan pemangkasan banderol yang lumayan banyak, Honda CR-V AUV dijual 800-900 ribuan peso. Bandingkan dengan varian regulernya yang bisa mencapai jutaan peso.
Selama tahun 2002 hingga 2003, rata-rata pabrikan hanya mampu menjual 1.800 unit CR-V. Namun, sejak ada model AUV distribusinya melonjak hingga 7.125 unit dan terus meningkat hingga 9.664 unit pada tahun 2003. Mayoritas pembelian ada pada varian 10-seater.
***