Informasi Terpercaya Masa Kini

Mengapa CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap?

0 5

KOMPAS.com – Pavel Durov, CEO Telegram ditangkap tanpa tuduhan/dakwaan oleh pihak berwenang Perancis pada Sabtu (24/8/2024) malam sekitar pukul 20.00, setelah mendarat di bandara Le Bourget, Perancis.

Belum ada pengumuman resmi dari pihak berwenang Perancis, tentang detail mengapa Pavel Durov ditangkap.

Pihak berwenang Perancis telah memperpanjang masa penahanan Durov lebih dari 24 jam dari yang diperkirakan sebelumnya. Perancis dapat melakukan hal ini hingga 96 jam penahanan, tanpa secara resmi mendakwa Durov.

Namun, sejumlah media di Perancis mengait-ngaitkan penangkapan CEO Telegram itu dengan sejumlah kasus kriminal yang melibatkan aplikasi perpesanan Telegram.

Mengapa CEO Telegram ditangkap?

Pavel Durov memang masuk dalam daftar pencarian orang oleh aparat Perancis, alias Fichier des Recherches de Personnes.

Baca juga: Telegram Buka Suara Setelah Bosnya Ditangkap di Perancis

OFMIN (Office Français de la Modernisation et de l’Innovation Numérique), sebuah lembaga atau departemen pemerintah Prancis yang berfokus pada modernisasi layanan publik melalui inovasi digital, juga menerbitkan surat perintah pencarian atas nama Pavel Durov.

“Surat penangkapan ini berlaku jika, dan hanya jika, Pavel Durov berada di wilayah nasional (Perancis),” ujar salah seorang sumber kepada outlet media Perancis TF1.

Durov setelah tahu dirinya diburu di Perancis, menghindari bepergian ke negara-negara Eropa, dan memilih bepergian ke negara-negara Emirat Arab, bekas Uni Soviet, dan Amerika Selatan.

Ia jarang bepergian ke Eropa dan menghindari negara-negara di mana Telegram diawasi. Entah mengapa pada Sabtu malam itu ia mendarat di Perancis.

“Ada yang salah. Kami tidak tahu apakah penerbangan ini hanya singgah (transit)? Bagaimanapun juga, dia (benar) ditahan!” kata seorang sumber yang dekat dengan penyelidikan kepada TF1, dikutip KompasTekno, Senin (26/8/2024).

Penegak hukum Prancis menganggap Durov sebagai “kaki tangan dari kejahatan yang dilakukan melalui aplikasi Telegram, karena penggunaan alat seperti mata uang kripto dan nomor yang dapat dibuang, serta kurangnya kontrol atas platform.”

Diberitakan lebih lanjut, pemerintah Perancis juga menganggap Durov tidak mau bekerja sama dengan penegak hukum. Sebab, platform berkirim pesan itu dianggap memiliki moderasi yang kurang.

Baca juga: Sejarah Aplikasi Telegram dan Perkembangannya

Untuk diketahui, Telegram di Eropa sering dipakai sebagai tindak kejahatan, seperti perdagangan narkoba, pelanggaran pedofilia, dan penipuan.

Kini, penyelidik dari Office National de Lutte Contre la Fraude/ONAF (Kantor Anti-Penipuan Nasional yang melekat pada Direktorat Bea Cukai) menempatkan Durov dalam tahanan polisi Perancis.

Dia akan dihadapkan ke hakim dengan dakwaan berbagai pelanggaran: terorisme, narkotika, penipuan, pencucian uang, menerima barang curian, konten pedofilia, dll.

Pernyataan Telegram

Telegram sendiri telah memberikan pernyataan resmi terkait penangkapan Pavel Durov. Informasi ini disampaikan dalam kanal Telegram News di aplikasi Telegram.

“Semua operasi kami di Telegram mematuhi hukum-hukum yang berlaku di wilayah Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital yang berlaku di sana. Selain itu, proses moderasi konten kami juga berevolusi seiring berjalannya waktu,” klaim Telegram.

Telegram juga menegaskan bahwa Pavel Durov tak ada informasi yang disembunyikan terkait apa yang terjadi di Perancis, boleh jadi dugaan keterkaitannya soal banyaknya aksi kriminal yang terjadi di aplikasi Telegram di negara tersebut.

“Pavel Durov selama ini bepergian di wilayah Eropa dengan normal. Rasanya tidak masuk akal seorang perintis atau pembuat platform memanfaatkan platform bikinannya sendiri untuk kegiatan tercela atau aksi kriminal,” imbuh Telegram.

Untuk saat ini, Telegram menyebut pihaknya tengah menunggu informasi atau pernyataan resmi seputar penangkapan bos mereka di Perancis.

Leave a comment