Pasukannya Diserang, AS Akan Membalas meski Tak Berniat Perangi Iran

Amerika Serikat tidak berniat memerangi Iran, yang proksinya menyerang pasukan AS di Yordania hingga menyebabkan 3 tewas dan puluhan luka-luka.

Pasukannya Diserang, AS Akan Membalas meski Tak Berniat Perangi Iran

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyatakan Amerika Serikat akan mengambil “semua tindakan yang diperlukan” untuk membela pasukannya setelah serangan pesawat tak berawak mematikan di Yordania oleh militan yang didukung Iran, bahkan ketika pemerintahan Presiden Joe Biden menekankan bahwa pihaknya tidak bermaksud berperang dengan Iran.

Serangan pada hari Minggu menewaskan tiga tentara AS dan melukai lebih dari 40 tentara. Ini adalah serangan mematikan pertama terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas meletus pada bulan Oktober dan menandai peningkatan besar ketegangan yang melanda Timur Tengah.

“Izinkan saya memulai dengan kemarahan dan kesedihan saya (atas) kematian tiga tentara Amerika yang gagah berani di Yordania dan tentara lainnya yang terluka,” kata Austin di Pentagon, Senin, 29 Januari 2024.

“Presiden dan saya tidak akan mentolerir serangan terhadap pasukan AS dan kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela AS dan pasukan kami,” kata Austin pada awal pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Pentagon.

“Seperti yang dikatakan presiden kemarin, kami akan merespons dan respons tersebut dapat dilakukan secara multi-level, bertahap, dan berkelanjutan,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Namun para pejabat di pemerintahan Biden mengatakan mereka tidak ingin situasi ini meningkat. Pentagon menyatakan Iran juga tidak menginginkan perang.

“Kami jelas tidak menginginkan perang dan sejujurnya kami tidak melihat Iran ingin berperang dengan Amerika Serikat,” kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh kepada wartawan. Dia menambahkan bahwa Pentagon yakin Iran juga tidak menginginkan perang.

“Kami tidak mencari konflik dengan cara militer,” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, seraya menambahkan bahwa Biden sedang berupaya mencari opsi respons.

Amerika Serikat sedang mencoba untuk mengetahui secara pasti mengapa hampir 350 tentara di pangkalan di Yordania, yang dikenal sebagai Tower 22, tidak mampu menghentikan drone tersebut.

Dua pejabat mengatakan sebuah pesawat tak berawak AS mendekati pangkalan itu pada waktu yang hampir bersamaan dengan kedatangan pesawat tak berawak tersebut. Salah satu pejabat mengatakan drone penyerang juga terbang rendah, faktor-faktor yang mungkin menyebabkan drone tersebut luput dari pertahanan pangkalan.

Militer AS merilis nama-nama korban, yang termuda adalah seorang spesialis Cadangan Angkatan Darat berusia 23 tahun, Breonna Alexsondria Moffett.

Pasukan AS telah diserang lebih dari 160 kali di Irak, Suriah dan Yordania sejak 7 Oktober dan kapal perang juga diserang di Laut Merah. Pejuang Houthi di Yaman telah menembakkan drone dan rudal ke arah mereka di Laut Merah.

REUTERS

Pilihan editor

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow