Peter Schiff Memperingatkan Potensi Crypto Black Monday
Ekonom dan advokat emas Peter Schiff sekali lagi menyuarakan kritiknya terhadap Bitcoin melalui serangkaian unggahan di platform media sosial X. Ia memprediksi potensi likuidasi ETF kripto secara massal yang bisa berujung pada Crypto Black Monday.
Schiff berbagi perspektifnya tentang pasar Bitcoin setelah harga aset kripto itu anjlok pada akhir pekan. Ia menyebut bahwa Bitcoin telah jatuh di bawah US$58.000 (Rp 940,15 juta). Jika kripto turun melewati level terendahnya pada bulan Juli saat pembukaan pasar saham AS pada Senin (5/8), maka reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin bisa anjlok lebih dari 15%. Bahkan, bisa mencapai 30% di bawah level tertingginya pada Januari lalu.
Schiff memperkirakan kerugian sebesar itu pada akhirnya dapat memicu likuidasi ETF secara massal. Jika hal itu terjadi, bersiaplah untuk menghadapi Crypto Black Monday.
Dalam sebuah posting lanjutan, Schiff mencatat bahwa investor ETF Bitcoin tidak berkomitmen untuk jangka panjang. “Pembeli ETF Bitcoin bukanlah HODL (hold on for dear life) jangka panjang. Mereka juga tidak pernah mengalami kerugian sebesar ini dalam Bitcoin,” ujar Schiff seperti dikutip Bitcoin.com.
Baca juga:
- Indeks Nikkei Bursa Jepang Anjlok 12,4%, Terburuk Sejak Black Monday 1987
- Black Monday 9 Maret yang Dibayangi Sejarah Kejatuhan Bursa Dunia
- Black Monday, Bursa Saham Berguguran
Hal ini akan menjadi kebangkitan yang kasar, terutama karena mereka diberitahu bahwa Bitcoin adalah investasi yang aman.
Ketika harga Bitcoin turun di bawah US$60 ribu (Rp 972,57 juta) pada hari Sabtu (3/8), Schiff kembali berkomentar. “Sekarang (Bitcoin) turun 19% dari level tertingginya. Tetapi, harga Bitcoin (sebenarnya) sudah turun 34% sejak mencapai puncaknya pada November 2021,” ujarnya.
Oleh karena itu, Schiff menilai Bitcoin telah berada di pasar bearish besar selama hampir tiga tahun. Namun, para investor yang memegang Bitcoin dalam jangka panjang atau HODLers masih belum menyadarinya.
Schiff juga membagikan prediksinya tentang Ethereum. “Ethereum baru saja menembus level di bawah US$2.800 (Rp 45,39 juta) untuk pertama kalinya sejak Februari,” kata Schiff dalam unggahannya di X pada Minggu (4/8).
Jika Ether diperdagangkan 10% lebih rendah daripada saat ETF Ethereum baru ditutup pada hari Jumat (2/8) dan mempertahankan harga tersebut hingga pasar saham AS dibuka pada Senin (5/8), ETF tersebut akan turun 25% di bawah harga tertinggi pada tanggal 27 Juli.