Informasi Terpercaya Masa Kini

Janji Dedi Mulyadi Jika Dadang Kosasih Terbukti Tak Salah,Siapkan 7 Bus dan Bikin Acara Makan Malam

0 11

TRIBUNSUMSEL.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal mengajak instansi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor makan malam di Gedung Pakuan, Bandung, Jawa Barat pada 12 April 2025 mendatang. 

 

Hal itu sebagai syarat jika memang benar Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor tak terlibat dalam pemotongan uang bantuan Rp200 ribu untuk sopir angkot di Puncak.

Dedi meminta agar Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, menjalani berita acara pemeriksaan (BAP) terlebih dahulu di Polres Bogor. 

Baca juga: Sosok Emen, Sopir Angkot Puncak yang Bongkar Pemotongan Bantuan dari Dedi Mulyadi Mendadak Ciut

Pasalnya, Dadang tengah diisukan terlibat dalam kasus pemotongan uang kompensasi Lebaran 2025 untuk sopir angkutan umum di Kabupaten Bogor. 

Selain itu, pemeriksaan BAP itu juga untuk membersihkan citra Dinas Perhubungan Jawa Barat dan Kabupaten Bogor yang telah tercoreng karena kabar tersebut. 

“Untuk membersihkan Dinas Perhubungan Provinsi bahwa tidak melakukan pungutan, saya sudah telepon Kapolres suruh di-BAP aja, biar nanti kelihatan alur dan ditemukan kebenaran agar namanya bersih gitu pak,” ujar Dedi kepada Dadang seperti dikutip dari Youtube Channel Dedi Mulyadi yang tayang pada Minggu (6/4/2025). 

Jika terbukti para petugas Dishub termasuk Dadang ‘bersih’, Dedi akan mengajak makan malam bersama di Gedung Pakuan. 

Ia bahkan akan menyiapkan transportasi bagi para petugas ke tempat acara. 

“Jika nanti sudah secara tegas tidak melakukan pungutan dan itu nanti dibuktikan dengan BAP di polres, nanti akan saya undang makan malam seluruh petugasnya di Gedung Pakuan,” katanya. 

“Nanti saya siapin bus. Berarti kalau 350 (anggota dishub) itu 7 bus, cukup. Berani saya. Biar pada semangat ya. Yang penting bahwa BAP di polres harus dijalankan biar ketahuan siapa sih yang sebenarnya yang mungut, dan siapa yang bersih,” pungkasnya. 

Dadang Sebut KKSU yang Sunat Bantuan Sopir

Dadang Kosasih, menjelaskan ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait dugaan pemotongan uang kompensasi untuk sopir angkot di Kabupaten Bogor. 

Sebelumnya, sejumlah sopir angkot mengaku uang Rp 1 juta sebagai kompensasi untuk tidak beroperasi selama arus mudik yang diberikan Pemprov Jabar, dipotong oleh oknum Dishub Bogor sebesar Rp 200.000.

Lewat video yang diunggah di akun Youtube Dedi Mulyadi, Dadang membantah anggota Dishub Bogor memotong uang kompensasi seperti isu yang beredar.

Baca juga: Sempat Lantang Bongkar Bantuan Dedi Mulyadi Disunat, Emen Sopir Angkot Puncak Ciut Tarik Omongan

Dadang menjelaskan, awalnya dia melakukan penindakan ke sejumlah sopir angkot yang masih beroperasi.  

Salah satu sopir angkot kemudian mengatakan bahwa ada pemotongan uang kompensasi yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Sub Unit atau KKSU yang merupakan wadah bagi sopir dan pemilik angkot.

“Saya tanya ke sopir, kenapa kamu beroperasi. (Dia jawab) ‘kan saya dipungut Rp 200.000. Untuk gantikan Rp 200.000 itu, saya makanya beroperasi’. Baru di situ saya baru punya data siapa yang mungut, ternyata KKSU,” ujar Dadang kepada Dedi Mulyadi.

“Jadi KKSU (yang pungut)? tanya Dedi.

“KKSU,” jawab Dadang.

Dadang kemudian meminta bantuan dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan Dishub Provinsi Jabar untuk memediasi KKSU dan sopir angkot.

Pada malam hari, KKSU mendatangi Dadang dan mengatakan akan mengembalikan uang tersebut.

Namun, keesokan harinya, Dedi Mulyadi ternyata mengunggah video obrolannya dengan seorang sopir angkot bernama Emen yang mengaku uang kompensasinya dipotong oleh Dishub Bogor.

“KKSU sudah oke malam datang ke saya, sopir belum ketemu. Waktu itu keduluan dengan Pak Gubernur. Saya kaget percakapan luar biasa (di video) dan ternyata membuahkan hasil data akurat karena Pak Emen (sampaikan) ada pemotongan,” ujar Dadang.

Dadang juga menyayangkan adanya pemungutan terhadap sopir angkot. Menurutnya tindakan tersebut salah satu hal yang menghinakan.

“Saya jujur pak Gubernur, namanya pemotongan itu menghinakan diri, saya tidak akan melakukan hal yang tercela,” katanya.

Dedi lalu memastikan lagi apakah ada petugas Dishub Kabupaten Bogor yang melakukan pemotongan ke Dadang.

“Ada oknum dishub kabupaten motong?” tanya Dedi.

Dadang juga meluruskan bahwa Dishub Kabupaten Bogor tidak terlibat dalam pemotongan dana bantuan seperti yang disampaikan Eman, sopir angkot kepada Dedi Mulyadi.

 

“Saya pastikan tidak ada, clear and clean karena kalau misalnya pas mediasi, pasti menyebutkan, ini tidak ada. Tapi saya nitip ke KKSU, tolong balikkan (uang) ke sopir,” ujar Dadang.

KKSU Minta Maaf

Salah satu Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) bernama Nandar akhirnya muncul mengklarifikas terkait pemotongan uang kompensasi sopir angkot.

Mengutip dari Tribunnewsbogor.com, Nandar bersama Emen pun sudah bertemu dan melakukan klarifikasi soal uang itu.

Namun Nandar tetap bersikukuh melakukan potongan dan mengklaim hanya menerima dari para sopir angkot.

“Saya mohon maaf, mungkin itu rekan kita yang ada di lapangan memberikan insentif atau apa aja tanda berterima kasih,” kata Nandar.

Ia juga mengungkap total uang yang dipotong itu sejumlah belasan juta.

“Itu total nilainya Rp 11.200.000. Rekan-rekan sudah sepakat, kita kembalikan,” kata Nandar.

Tak hanya itu, Nandar juga meminta maaf kepada sopir yang belum mendapatkan bantuan dari Dedi Mulyadi.

“Saya mohon maaf juga, karena waktu itu di situ sudah mendesak, Kami tidak ada waktu lagi untuk mendata, jadi apa adanya yang didata di lapangan, yang sehari-hari narik. Jadi yang tidak terdata, yang tidak kebagian, itu tidak ada di lapangan,” jelasnya.

Nandar juga memastikan kalau uang yang diterimanya itu tidak mengalir ke Dishub dan Organda.

“Saya mohon maaf untuk Dishub, untuk Organda. Saya tidak ada masalah sangkut paut ke masalah Dishub. Tidak ada istilahnya imbalan ke Dishub, sama sekali tidak ada,” tandasnya.

Sementara itu, Emen juga tiba-tiba mengklarifikasi kalau saat itu Dishub dan Organda ada di lokasi untuk pembagian bantuan saja.

“Untuk Dishub dan Organda hanya ada yang memberikan dan ngumpul pada waktu di lokasi. untuk masalah dishub dan organda tidak ada sangkut pautnya, hanya memberikan di lokasi tersebut,” tuturnya.

Ia juga memebenarkan kalau uang yang dipotong itu akan dikembalikan oleh KKSU ke para sopir angkot.

“Sudah berkoordinasi, uang Rp 11,2 juta akan dikembalikan ke sopir angkot. Soal uang potongan itu bukan masalah, hanya salah paham saja,” tandasnya.

Sementara itu, Dedi Mulyadi meminta kasus itu tetap diselidiki meski uangnya sudah dikembalikan.

“Logika sederhana : “Kalau ada pengembalian, itu artinya didahului oleh pengambilan”. Satu kata dari saya ; SELIDIKI !!!,” tulis Dedi Mulyadi di akun Instagramnya.

Seperti diketahui, dari total bantuan Rp 1,5 juta, sopir angkot seharusnya mendapat uang tunai Rp 1 juta dan sembako senilai Rp 500 ribu.

Namun setelah disunat Rp 200 ribu, para sopir angkot hanya mendapat uang tunai Rp 800 ribu.

Emen, sopir angkot Cisarua mengatakan kalau pemotongan itu dilakukan oleh sejumlah oknum.

(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Leave a comment