Trump Umumkan Perang Dagang, Siap Melawan Ini Reaksi Pemimpin Negara Dunia
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Genderang perang dagang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Presiden dari Partai Republik itu memberlakukan serangkaian tarif timbal balik untuk mengimbangi bea masuk yang dikenakan negara lain terhadap barang-barang AS.
Ia akan mengenakan tarif dasar 10 persen pada semua impor ke Amerika Serikat dan bea masuk yang lebih tinggi pada beberapa mitra dagang terbesar negara itu.
“Ini adalah deklarasi kemerdekaan kami,” kata Trump dalam sebuah acara di Taman Mawar Gedung Putih. “Kami akan menetapkan tarif dasar minimum sebesar 10 persen.”
Tarif Tiongkok akan ditetapkan sebesar 34 persen, sementara Uni Eropa dan Jepang masing-masing akan menghadapi tarif sebesar 20 persen dan 24 persen. India akan dikenakan bea masuk sebesar 26 persen, dan Indonesia 32 persen.
Mitra dagang AS bereaksi terhadap perkembangan tersebut dan bersumpah untuk melakukan pembalasan yang cepat.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan rakyat Amerika akan membayar harga lebih mahal untuk tindakan yang tidak dapat dibenarkan tersebut.
“Rakyat Amerikalah yang akan membayar harga tertinggi untuk tarif yang tidak dapat dibenarkan ini. Inilah sebabnya mengapa pemerintah kami tidak akan berusaha untuk mengenakan tarif timbal balik. Kami tidak akan bergabung dalam perlombaan menuju titik terendah yang menyebabkan harga lebih tinggi dan pertumbuhan lebih lambat,” katanya.
Perdana Menteri Kanada Mark Carney berjanji untuk ‘melawan’ tarif besar Trump, yang katanya akan mengubah sistem perdagangan global secara fundamental.
Dampak pengumuman tarif terbaru Trump untuk Kanada terbatas dibandingkan dengan mitra dagang utama AS lainnya. Tetapi Carney mengatakan pungutan Amerika atas baja, aluminium, dan mobil akan secara langsung memengaruhi jutaan warga Kanada.
“Kami akan melawan tarif ini dengan tindakan balasan,” kata Carney di Ottawa.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang membuat komentar keras, mengatakan perang dagang tidak menguntungkan siapa pun. “Kami telah bersiap untuk semua kemungkinan — dan kami tidak akan mengesampingkan apa pun,” katanya kepada parlemen.
Jerman memperingatkan bahwa perang dagang merugikan kedua belah pihak. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan negaranya akan “melindungi perusahaan dan pekerjanya serta akan terus berkomitmen pada dunia yang terbuka.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mencatat bahwa negaranya tidak menginginkan hambatan perdagangan yang semakin besar.
“Kami tidak menginginkan perang dagang… Kami ingin menemukan jalan kembali ke jalur perdagangan dan kerja sama bersama dengan AS, sehingga orang-orang di negara kami dapat menikmati kehidupan yang lebih baik,” katanya.
Menteri Perdagangan Irlandia Simon Harris mengatakan Irlandia dan Uni Eropa (UE) siap untuk menemukan solusi yang dinegosiasikan dengan AS. “Negosiasi dan dialog selalu menjadi cara terbaik untuk maju,” kata Harris.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga berjanji untuk bekerja sama dengan Presiden Trump untuk menemukan kesepakatan guna menghindari perang dagang yang pasti akan melemahkan Barat.
“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat, dengan tujuan menghindari perang dagang yang pasti akan melemahkan Barat demi kepentingan pemain global lainnya,” katanya.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mencatat bahwa negaranya tidak menginginkan hambatan perdagangan yang semakin besar.
“Kami tidak menginginkan perang dagang… Kami ingin menemukan jalan kembali ke jalur perdagangan dan kerja sama bersama dengan AS, sehingga orang-orang di negara kami dapat menikmati kehidupan yang lebih baik,” katanya.
Menteri Perdagangan Irlandia Simon Harris mengatakan Irlandia dan Uni Eropa (UE) siap untuk menemukan solusi yang dinegosiasikan dengan AS. “Negosiasi dan dialog selalu menjadi cara terbaik untuk maju,” kata Harris.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga berjanji untuk bekerja sama dengan Presiden Trump untuk menemukan kesepakatan guna menghindari “perang dagang yang pasti akan melemahkan Barat”
“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat, dengan tujuan menghindari perang dagang yang pasti akan melemahkan Barat demi kepentingan pemain global lainnya,” katanya.