Intip Cerita Bonchie Yoskarina, dari Anak Band jadi Seorang Pendongeng
Bonchie Yoskarina atau yang akrab disapa Kak Bonchie, merupakan seorang pendongeng, sekaligus penyanyi asal Indonesia. Kak Bonchie sendiri sudah membawakan, ataupun membuat panggung-panggung dongeng untuk anak-anak di Indonesia selama bertahun-tahun.
Baru-baru ini, Kak Bonchie juga hadir dan membawakan dongeng untuk anak-anak dalam acara Popmama Birthday Bash 2025 pada Sabtu,(22/02/25) lalu. Kak Bonchie membawakan dongeng yang berjudul “Kambing Tua yang Cerdik”.
Namun, dibalik kesuksesnnya sebagai seorang pendongeng, terdapat cerita menarik sekaligus menginspirasi lho! Sebelum menjadi seorang pendongeng, ternyata Kak Bonchie dulunya merupakan anak band. Seperti apa informasi selengkapnya? Berikut informasi yang dirangkum melalui interview eksklusif bersama Popmama.com. Simak di bawah ini!
1. Dari anak band hingga jadi pendongeng
Kak Bonchie mengatakan bahwa awalnya ia dulunya merupakan seorang anak band dan sering tampil di salah satu ruang publik yang merupakan taman membaca, serta memang sering dijadikan tempat gigs oleh band-band skena Bogor. Ia mengatakan bahwa lucunya, setiap kali sedang ngeband selalu terdapat banyak anak-anak yang ikut menonton atau berada di area tersebut.
Kak Bonchie pun mengatakan hari demi hari ia jadi makin terlibat dengan taman membaca tersebut, dan memutuskan untuk mengajukan sebuah proposal membuat taman membaca di salah satu Mall di Bogor tepatnya Bogor Trade Mall.
“Tadinya cuma iseng aja bantu-bantu temen. Eh ternyata malah lolos proposalnya,” kata Kak Bonchie.
Ia mengatakan bahwa alasan mereka membuka taman membaca di mall tersebut adalah karena para orangtua yang suka kebingungan ketika sedang membawa anaknya belanja.
“Kadang ibu-ibu belanja tuh, anaknya kalau dibawa repot. Tapi kalau ditinggal kasian,”
Dan dari situlah Kak Bonchie mulai terlibat dengan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan taman membaca, dan kemudian mendapatkan tawaran untuk berdongeng secara langsung di depan anak-anak.
2. Dongeng di depan anak-anak penyintas kanker
Kak Bonchie mengatakan bahwa ia pertama kali diajak mendongeng oleh salah satu kerabatnya di sebuah Rumah Sakit dan untuk para anak-anak penyintas kanker. Dan hal tersebut lah yang menjadi pengalaman berkesan untuk Kak Bonchie.
“Emang emosional banget sih, dongeng di depan anak-anak penyintas kanker. Ternyata membawa pesan yang sangat baik, dan setelah itu aku jadi sering ikutan kegiatan dongeng,” kata Kak Bonchie.
Sejak saat itu lah, Kak Bonchie memutuskan untuk belajar lebih dalam sebagai seorang pendongeng. Bahkan, ia sampai resign dari pekerjaannya di sebuah digital agency, serta memutuskan meninggalkan kehidupannya sebagai seorang anak band.
3. Tantangan yang Kak Bonchie hadapi
Di zaman yang serba modern sekarang, anak-anak pun sudah mengenal gadget. Tak jarang bahwa banyak anak-anak yang lebih tertarik menonton sesuatu di gadgetnya, dibandingkan diajak berinteraksi secara langsung. Hal tersebut tentunya dapat menjadi tantangan besar bagi seorang pendongeng seperti Kak Bonchie.
Menanggapi hal tersebut, Kak Bonchie beranggapan bahwa setidaknya dongeng bisa menjadi salah satu pilihan media untuk mempererat bonding antara orangtua dan anaknya. Ia mengatakan bahwa banyak yang berpikiran bahwa dongeng itu hanya sekedar cerita fabel, atau cerita rakyat. Padahal dongeng pun bisa dilakukan untuk mengeksplor anak.
“Padahal sebenernya, orangtua juga sangat bisa menyambungkan dongeng dengan ketertarikan anak,” jelas Kak Bonchie.
Menurut Kak Bonchie, tantangan terbesarnya dalah justru bagaimana pembiasaan yang dilakukan oleh orangtua kepada anak-anaknya terhadap dongeng.
“Dongeng ini sebenernya juga media komunikasi agar orangtuanya mau bercerita, gak harus cerita rakyat atau fabel. Coba digali lagi tentang anaknya, sangat bisa itu untuk diceritakan,” tambah Kak Bonchie.
4. Cara Kak Bonchie dalam memilih sebuah dongeng
Kak Bonchie juga bercerita tentang bagaimana ia memilih sebuah dongeng yang ingin dibawakan. Pertama-tama ia mencari tahu terlebih dahulu audiencenya seperti apa dan dari range usia berapa. Dan setelah itulah dia bisa menentukan tema serta hal-hal lainnya.
“Contoh misalnya anak yang kecil banget, sama yang udah kelas 5-6 SD itu pasti akan beda pembawaannya. Aku pernah diminta untuk menyampaikan peran dan fungsi Bank Indonesia, tapi audiencenya anak TK. Kan gak mungkin aku ceritakan tentang moneternya,” jelas Kak Bonchie.
5. Pesan Kak Bonchie untuk seluruh orangtua
Kak Bonchie berpesan agar orangtua mau untuk menumbuhkan kebiasaan bercerita pada anak, agar anak juga lebih terbuka. Tidak harus selalu dongeng, tapi mulai dari keseharian untuk membangun koneksi antar orangtua dan anak.
“Dongeng itu mendidik tanpa menggurui, jadi tidak secara langsung memerintah anak untuk melakukan sesuatu. Tetapi anak sendiri yang akan terinspirasi dari cerita yang ia dengar,” tutup Kak Bonchie.
Itulah sedikit cerita Bonchie Yoskarina. Sungguh sangat inspiratif ya Ma! Semoga Kak Bonchie bisa selalu terus menginspirasi orangtua serta dapat memberikan didikan pada seluruh anak-anak Indonesia lewat dongeng-dongengnya ya!
Baca juga:
- Penampilan Spesial Glitter di Popmama Birthday Bash 2025
- Rayakan HUT ke-7, Popmama Birthday Bash 2025 Ajak Keluarga Seru-Seruan
- Rayakan HUT ke-7, Lomba DIY Popmama Jadi Wadah Kreativitas Anak