Ketika dunia sibuk, kesehatan mental sering terlupakan
Di zaman sekarang, kesibukan menjadi hal yang dianggap normal. Banyak orang merasa harus terus bergerak, mengejar target, dan terlihat produktif. Namun, di tengah semua itu, kesehatan mental sering kali diabaikan.
Kita terbiasa merawat tubuh saat sakit atau lelah, tetapi bagaimana dengan pikiran? Ketika merasa stres, cemas, atau kehilangan semangat, banyak yang justru memilih untuk menekan perasaan itu dan tetap bekerja. Ada anggapan bahwa berhenti untuk merawat diri adalah tanda kelemahan, padahal justru itulah yang paling dibutuhkan.
Budaya kerja saat ini sering kali memuja kesibukan. Orang yang terus bekerja tanpa henti dianggap hebat, sementara istirahat dianggap malas. Akibatnya, banyak yang terjebak dalam kelelahan emosional atau bahkan depresi tanpa menyadarinya.
Padahal, kesehatan mental adalah kunci dari segala aktivitas kita. Ketika pikiran tidak tenang, hubungan, pekerjaan, dan keputusan yang kita buat juga akan terganggu. Stres yang dibiarkan bisa merusak kesehatan tubuh dan membuat kita kehilangan fokus.
Kita perlu memberi waktu untuk diri sendiri. Meluangkan waktu untuk beristirahat, berbicara dengan orang terdekat, atau melakukan hal yang disukai bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan. Selain itu, penting untuk belajar mengatakan “cukup” ketika beban terasa terlalu berat.
Kesibukan memang tidak selalu bisa dihindari, tetapi kita harus ingat bahwa kesehatan mental adalah prioritas. Apa gunanya sukses di atas kertas jika diri kita merasa hancur? Menjaga keseimbangan adalah cara terbaik untuk tetap kuat menghadapi dunia yang sibuk.