Mudikku ke Jakarta, Mudik Anti Mainstream
Ada yang mengartikan istilah Mudik itu adalah mulih dilik atau pulang sebentar. Tetapi kebanyakan orang mengartikan Mudik adalah Pulang ke Udik dimana udik artinya desa atau kanpung. Jadi Mudik bisa diartikan Pulang Kampung. Lalu apa kabar diriku yang pulangnya tidak ke kampung? Apakah pulangku ke rumah bisa dikatakan mudik juga?
Dulu ketika kuliah aku mendapatkan beasiswa Ikatan Dinas dimana begitu lulus kuliah aku langsung diangkat menjadi pegawai negeri tanpa tes. Dan kebetulan aku ditempatkan di Lamongan, sebuah kota kecil di Jawa Timur. Akhirnya aku harus tinggal terpisah jauh dari orang tuaku yang tinggal di Jakarta. Lalu bagaimana kalau lebaran tiba? Tentu saja aku pulang ke rumah orang tuaku di Jakarta. Jadi? Yup, kalau mudik ya aku mudik ke Jakarta. Lalu apa itu namanya juga mudik? hahaha katanya mudik itu pulang ke kampung? Koq aku pulang ke kota? Anti mainstream bukan? hahaha…
Begitulah, setiap ada orang yang tahu kalau aku pendatang di Lamongan ini lalu akan bertanya aku mudik kemana, pasti pecahlah tawa mereka, karena aku menjawab mudik ke Jakarta. Yang bener aja mudik koq ke Jakarta hahaha… Lha gimana kan orang tuaku tinggalnya di Jakarta? Aku jelas pulang kampungnya ke Jakarta dong!
KEUNTUNGAN MUDIK ANTI MAINSTREAM
Walaupun suka menjadi bahan tertawaan, tetapi mudikku mempunyai banyak keuntungan yaitu antara lain :
1. Tidak kehabisan tiket
Aku tidak pernah takut kehabisan tiket karena aku melawan arus. Ketika kebanyakan orang meninggalkan Jakarta untuk pulang kampung aku justru menuju Jakarta. Banyak yang harus berebut membeli tiket ke kampung halaman, bahkan sampai kehabisan tiket. Tentu berbeda dengan aku yang tujuan kepergianku adalah Jakarta. Yes, ketika semua orang sibuk membeli tiket meninggalkan Jakarta eh aku justru membeli tiket ke Jakarta.
2. Tidak mengalami macet
Sudah menjadi rahasia umum, menjelang lebaran tiba terjadi kemacetan dimana-mana. Sering kita mendengar istilah puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada bla bla bla.. karena ketika itu semua orang mudik bersamaan, ruas jalan penuh, lalu terjadilah kemacetan. Hal itu tentu tidak aku alami, karena ketika setiap orang berkendara meninggalkan Jakarta aku justru menuju Jakkrta hahaha…
3. Menikmati Jakarta yang lengang
Satu hal yang menyenangkan lagi, ketika aku sampai di Jakarta, aku bisa menikmati Jakarta yang lengang jauh dari hiruk pikuk keramaian dan kemacetan. Aku bisa menikmati naik KRL atau MRT dengan leluasa. Aku bisa menikmati banyak tempat wisata indah di Monas, di Bundaran HI, di Taman Mini, di Kota Tua dan masih banyak tempat keren tanpa harus antri dan macet. Kata siapa Jakarta Macet? Nggak tuuhh..
Mudik bagi siapa saja selalu menyenangkan dan membahagiakan. Ketika mudik kita bisa bertemu keluarga, saudara dan handai taulan, melepas rindu, menciptakan kenangan dan merajut kebahagiaan. Ada yang bilang kerja setahun hanya untuk mudik sehari, tidak masalah bukan? Uang bisa dicari lagi, tapi sillaturahmi? Tak akan bisa diulangi lagi. Apalagi bila ada orang tua yang sudah semakin tua. Kapan lagi kita membahagiakan mereka dengan kehadiran kita?
Tapi mudik juga jangan sampai bikin boncos hanya karena lebih besar pasak daripada tiang yaa.. Jadi gak masalah ya mau mudik ke kota atau mudik ke desa, yang penting adalah pulang ke kampung halaman, eits jangan sampai lupa halaman berapa hahaha Selamat Mudik Happy Eid Mubarak Mohon Maaf Lahit dan Batin yaa..