Idaman Banget! Intip 8 Tanda Orang Soft Spoken yang Baik dan Percaya Diri, Mudah untuk Dikenali
PROKALTENG.CO – Orang yang mempunyai cara berbicara lembut sering kali dianggap sebagai pribadi yang tenang dan bijaksana. Akan tetapi, untuk menjadi seseorang yang soft spoken sejati, maka tidak cukup hanya dengan berbicara dengan suara yang lembut.
Hal tersebut juga melibatkan keyakinan diri yang terpancar jelas dalam setiap interaksi dan percakapan. Merangkum geediting.com, berikut ini beberapa tanda orang soft spoken yang baik dan percaya Diri, serta begitu mudah untuk dikenali.
- Lebih banyak mendengar dibandingkan berbicara
Orang yang berbicara dengan lembut namun penuh rasa percaya diri biasanya memiliki kemampuan mendengarkan yang sangat baik. Mereka memberikan perhatian sepenuhnya kepada lawan bicara, sehingga orang merasa dihargai dan didengarkan.
Dengan lebih banyak mendengarkan, mereka tidak hanya menunjukkan rasa hormat, tetapi juga membuka diri untuk belajar. Setiap percakapan menjadi kesempatan dalam memperoleh pemahaman baru dan melihat berbagai sudut pandang yang berbeda.
- Nyaman dengan keheningan
Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana sebagian orang selalu merasa perlu berbicara untuk mengisi setiap momen, sementara yang lain lebih nyaman dengan membiarkan keheningan? Mereka menyadari bahwa keheningan bukanlah sesuatu yang harus dihindari atau dipenuhi.
Sebaliknya, mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk berpikir, merenung, atau sekadar menikmati kebersamaan dengan diri sendiri. Mereka merasa nyaman dengan diri mereka dan tidak merasa perlu mengisi setiap detik dengan suara.
Kenyamanan mereka dalam keheningan umumnya membuat orang di sekitarnya merasa tenang. Ketika kamu tidak terburu-buru mengisi ruang dengan kata-kata, maka kamu cenderung lebih berhati-hati dalam berpikir dan berbicara, sehingga kata-kata yang diucapkan menjadi lebih bermakna.
- Memilih kata yang bijaksana
Kamu perlu memilih kata yang bijaksana, misalnya saat sebuah perdebatan politik hampir merusak persahabatanmu dengan seorang teman. Alasannya sebab begitu terbawa emosi, saling berargumen dengan keras, seolah merasa paling benar. Suasana pun menjadi sangat tegang.
Tiba-tiba, seorang teman lain yang menyaksikan perdebatan tersbeut berbicara dengan suara yang lembut. Ia tidak ikut berdebat atau memilih pihak, melainkan hanya mengajukan beberapa pertanyaan sederhana yang membuatmu dan temanmu mulai merenung.
Pertanyaan-pertanyaan itu sangat mendasar, namun cukup menggoyahkan argumen kalian. Kalian menajdi terdiam sejenak, mencerna kata-katanya, dan menyadari betapa sempitnya pandangan serta pentingnya mendengarkan perspektif orang lain.
- Percaya diri
Mereka merupakan orang yang mempunyai keyakinan penuh terhadap kemampuan, nilai, dan harga diri mereka. Ini bukan soal kesombongan atau merasa lebih unggul dari orang lain, melainkan tentang menyadari apa yang mereka miliki untuk diberikan.
Kepercayaan diri yang tenang ini seperti cahaya yang memancar dari dalam diri, menarik rasa hormat dan perhatian walau tanpa kata-kata. Kepercayaan diri semacam ini tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain, karena datang dari keyakinan yang dalam pada diri mereka sendiri.
- Tetap tenang dibawah tekanan
Sifat orang yang berbicara dengan lembut namun percaya diri bisa membuat banyak orang kagum, terutama kemampuan mereka untuk tetap tenang dalam tekanan. Contohnya saat mengerjakan proyek kelompok di universitas dengan tenggat waktu ketat, ketegangan meningkat dan stres merajalela.
Namun, seorang anggota kelompok yang biasanya pendiam, maju dengan tenang. Dia tidak meninggikan suara, melainkan menyarankan rencana tindakan yang terorganisir, membagi tugas sesuai kemampuan, dan memecah proyek menjadi bagian-bagian kecil. Sikap tenangnya meredakan ketegangan, dan mereka pun berhasil menyelesaikan proyek tepat waktu.
- Tidak takut membuat kesalahan
Mari kita lihat dengan jujur tidak ada yang sempurna. Kita semua pasti pernah membuat kesalahan, dan itu wajar. Hal yang penting adalah bagaimana kita menghadapi kesalahan tersebut. Mereka memandang kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai kegagalan.
Mereka tahu bahwa pertumbuhan terjadi melalui tantangan, bangkit, memperbaiki diri, dan mencoba lagi. Memang sulit saat melakukan kesalahan, terutama saat orang lain melihat. Akan tetapi, ingatlah bahwa setiap kesalahan merupakan langkah maju, bukan mundur. Ini adalah peluang belajar, berkembang, dan menjadi lebih baik.
- Mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang berbicara lebih sedikit namun lebih relevan cenderung dianggap lebih cerdas. Mereka lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas dalam berbicara. Mereka tidak merasa perlu menguasai percakapan atau menjadi yang terakhir berbicara.
Sebaliknya, mereka memilih waktu yang tepat dan berbicara hanya saat mereka mempunyai sesuatu yang penting untuk disampaikan. Ini bukan berarti mereka selalu diam, melainkan mereka menyadari kekuatan kata-kata mereka dan memilih menggunakannya dengan bijak.
- Tidak takut menjadi diri sendiri
Berpura-pura, memainkan peran, dan senantiasa khawatir tentang pendapat orang lain merupakan beban yang berat jika dibawa. Mereka tidak menyesali tindakan mereka. Mereka menyadari bahwa mereka tidak harus disukai oleh semua orang, dan itu bukan masalah.
Kepercayaan diri mereka tidak bergantung pada persetujuan orang lain. Mereka tahu nilai dirinya dan merasa nyaman dengan siapa mereka. Hal yang menarik adalah keaslian ini memiliki daya tarik yang kuat. Keaslian ini menarik perhatian, membangun kepercayaan, dan menghargai rasa hormat. (pri/jawapos.com)