Informasi Terpercaya Masa Kini

Jawaban Santai Karyawati Toko HP Gelapkan Rp 798 Juta,Pemilik Geram: Gue Tahu Kondisi Keluarga Lo

0 3

TRIBUNJAKARTA.COM – Jawaban santai karyawati Toko Ponsel atau HP berinisial Sy yang diduga melakukan Penggelapan uang toko nyaris mencapai Rp 800 juta viral di media sosial.

Jawaban karyawati bagian keuangan itu bahkan membuat pemilik geram.  Pasalnya, S tidak merasa bersalah telah menggelapkan uang toko sebesar Rp 798 juta.

Uang tersebut digunakan perempuan tersebut untuk membeli barang-barang bermerk atau branded.

Saat diinterograsi pemilik toko, pelaku tampak santai tanpa rasa khawatir.  Padahal, pemilik toko telah melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Interograsi S oleh pemilik toko diunggah akun TikTok @triwulancell.

Dalam narasi video yang diunggah bertuliskan “Triwulan Cell Mengalami kerugiaaan besar guys akibat Orang ini. Gila bisa setenang itu sikap nya,info dari orang tua nya : Ditempat kerja sebelumnya,Pelaku juga membuat kejahatan yang sama,mungkin itu yg membuat dia tenang. Hati hati dengan orang seperti ini. semoga kita didekatkan dengan orang yg baik baik ya.”

Kemudian, terdapat narasi suara dalam video bahwa Triwulan Cell mengalami kerugian yang sangat besar akibat karyawan bernama Sy.

“Dia satu satunya finance di sini yang dipercaya unutk menangani keuangan di triwulan cell namun karena ulahnya Triwulan Cell mengalami kerugian besar.”

Video tersebut lalu memperlihatkan interograsi pemilik toko dengan Sy. 

Keduanya saling mengecek laporan keuangan toko ponsel tersebut.

“Ini barang bukti semua dikumpulin ya,” kata pemilik toko di video tersebut.

Saat diinterogasi oleh bosnya, karyawan bernama Sy itu tampak santai menjelaskan ke mana saja uang itu mengalir.

Rupanya uang hasil penjualan itu digunakan oleh Sy untuk membeli barang-barang branded.

“Duitnya dibeliin barang, cuma gak se-branded branded itu,” katanya dikutip dari TikTok  Triwulan Cell.

Sy mengaku telah menggelapkan uang toko sejak Maret 2023.

Ia menggelapkan uang toko dengan cara memanipulasi stok ponsel dan mengalirkan uang perusahaan ke rekening pribadinya.

“Lu ubah-ubah ya dikit-dikit ya. Ini manipulatif kayak gitu datanya nih ya,” kata pemilik toko itu.

“Kok lo tega buat kayak gitu?” tanya pemilik.

“Ya karena minus,” jawab Sy.

“Duitnya lu kemanai aja selama ini?” tanya pemilik lagi.

“Duitnya ga pernah dibeliin, eh maksudnya dibeliin barang cuma tuh yang nggak se branded-branded itu,” jawab Sy.

Padahal pemilih toko mempekerjakan Sy karena kasihan dengan kondisi keluarganya.

Bukannya berterima kasih, Sy malah memanfaatkan kebaikan bosnya itu untuk menggelapkan dana.

“Lu gua terima kerja juga karena gua tahu kondisi keluarga lu juga kan gitu. Ya udah nih gua ubah keluarga lu deh nih. Cuma lu tega makan duit toko sampai 798.000.000 itu kayak mana caranya? Berapa tahun lu makan?,” kata pemilik toko.

“Setahun dari Maret,” jawab Sy.

Bahkan saat diinterogasi oleh atasannya, Syifa terlihat tidak merasa bersalah apalagi menangis.

Ia juga tidak membantah telah menggelapkan dana perusahaan sebesar itu.

“Lu makan duit Triwulan cell itu ya ?” kata bosnya lagi.

Mendengar itu, Sy hanya mengangguk dengan santai.

Pemilik toko  itu juga memperlihatkan bukti mutasi rekening yang menunjukkan adanya aliran dana ke rekening Sy.

“Aku lihat di mutasi ada beberapa yang kamu transfer ke rekening pribadi kamu itu, jadi ada uang PT ngalir ke rekening pribadi kamu juga ada,” kata sang bos.

“Iya iya, kemarin juga ditanya gitu,” jawab Sy dengan santai.

“Ada kan ?” tanya pemilik.

“Heem,” kata Sy sambil mengangguk.

Ia bahkan sesekali melihat ke arah kamera yang merekamnya saat diinterogasi sang bos.

“Jadi ini gua ngalamin kerugian banyak nih Syifa, kau bilang di sini kau tambahin aksesoris-aksesoris tuh dihitung cuma berapa tahun paling cuma Rp 84 juta, kamu gak mungkin semua kau ganti itu,” kata bosnya lagi.

“Iya memang gak aksesoris semua,” kata Syifa lagi. 

“Iya duitnya juga banyak kau ambil. Gua aduh gak bisa mikir nih. Ini duit perusahaan habis sehabis-habisnya. Gak ada lagi,” kata pemilik toko dengan wajah penuh amarah.

Melihat itu, Sy pun hanya duduk santai dan tidak merasa berdosa sama sekali.

“Kau terima konsekuensinya ya?,” kata pemilik.

“Iya,” jawab Sy dengan wajah polos.

“Udah terima konsekuensinya lah dia, penjara lah,” kata pemilik lagi.

Bukannya meminta maaf, Sy malah bertanya soal laporan sang bos ke polisi.

“Terus besok sistemnya itu gimana?” tanya Sy.

“Dikoordinasikan sama polisi Polres sana, nanti dikabarin sama mereka,” kata bosnya.

“Oh sama mereka bukan sama abang?” tanya dia dengan wajah santai.

“Nggak, mereka aja,” jawab bosnya sudah malas.

Sy pun masih tetap duduk di depan tokonya dan terlihat kebingungan.

“Udah kan gak ada lagi kan, keluarga gak tanggung jawab kan?” tanya sang bos.

Sy pun hanya mengangguk sambil memasang wajah memelas dan kemudian berpamitan.

“Oke makasih ya bang,” katanya lagi.

Pemilik akun bahkan sempat disangka membuat konten hanya untuk viral.

Sebab, ekspresi Sy di video itu sangat santai dan tidak ada penyesalan.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Leave a comment