Diabetes Insipidus,Penyakit Langka yang Tak Berhubungan dengan Gula Darah
TRIBUNHEALTH.COM – Meski bernama ‘diabetes’, penyakit diabetes insipidus tidak terkait dengan gula darah sama sekali.
Diabetes insipidus tergolong penyakit langka.
Kanal kesehatan Times of India melansir, penyakit ini terjadi ketika ginjal tidak mampu menyimpan air.
Kondisi ini ditandai dengan masalah pada kemampuan tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan.
Gangguan ini tidak terkait dengan kadar gula darah, melainkan pada ketidakmampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine, yang menyebabkan rasa haus dan buang air kecil yang berlebihan.
Baca juga: 5 Kesalahan Saat Makan Malam yang Bikin Kadar Kolesterol Naik
Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh masalah pada hormon antidiuretik (ADH) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari atau masalah pada respons ginjal terhadap hormon ini.
Dua jenis utama adalah diabetes insipidus sentral, yang disebabkan oleh kekurangan ADH, dan diabetes insipidus nefrogenik, di mana ginjal tidak merespons ADH dengan baik.
Gejala diabetes insipidus
Gejala diabetes insipidus meliputi rasa haus yang kuat dan terus-menerus, produksi urin encer dalam jumlah besar, dan sering buang air kecil di malam hari.
Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit jika tidak ditangani dengan benar.
Baca juga: 6 Tanda Serangan Jantung pada Wanita, Termasuk Mual Muntah dan Perasaan Cemas
Tidak seperti diabetes melitus, diabetes insipidus tidak melibatkan kadar gula darah tinggi melainkan masalah keseimbangan cairan dan regulasi hormon.
Meskipun tidak memengaruhi gula darah, dapat menyebabkan komplikasi seperti dehidrasi parah, ketidakseimbangan elektrolit, dan kerusakan ginjal akibat buang air kecil yang berlebihan dan kehilangan cairan.
Diagnosis
Tes urine dan tes darah diperlukan untuk mengukur kadar natrium dan kalium.
Tes kekurangan air dapat dilakukan untuk melihat bagaimana tubuh Anda merespons pembatasan cairan.
Penanganan
Penanganan diabetes insipidus meliputi menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mematuhi aturan minum obat yang diresepkan dokter.
Penting juga untuk memantau asupan dan pengeluaran cairan guna menghindari dehidrasi dan memastikan tubuh tetap seimbang.