Informasi Terpercaya Masa Kini

Hamid Awaluddin Dengar Prabowo Marah Besar Sikapi Manuver Revisi UU Pilkada: Ini Beban ke Depan Dia

0 4

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Hamid Awaluddin, mengaku mendengar kabar bahwa Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto, marah besar menyikapi polemik Revisi UU Pilkada. 

Meski tak bisa memastikan kebenaran kabar tersebut, Hamid meyakini bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu memang marah. 

“Saya dengar, pagi ini (Jumat) Pak Prabowo itu marah luar biasa karena kenapa tiba-tiba ada gerakan untuk merevisi undang-undang (UU Pilkada).”

“Saya tidak tahu kebenarannya. Saya dengar,” ungkap Hamid, Jumat (23/8/2024) dikutip dari Kompas.com. 

Menurut Hamid, kemarahan Prabowo itu terlihat dengan sikap Wakil Ketua DPR RI sekaligus elite Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang tiba-tiba seolah balik badan mengumumkan pembatalan pengesahan RUU Pilkada ini. 

“Makanya Dasco sebagai orang Gerindra tiba-tiba balik badan kan, tiada hujan, tiada guntur, tiba-tiba balik (badan),” kata Hamid.

Hamid menilai, sikap Prabowo ini adalah reaksi yang wajar. 

Sebab, Hamid yakin revisi UU Pilkada ini bisa berimbas panjang hingga masa pemerintahannya ke depan. 

Menurutnya, jika revisi UU Pilkada tetap dipaksakan, maka tidak menutup kemungkinan protes masyarakat akan terus berlanjut hingga masa kepemimpinannya.

“Tentu Anda bertanya? Kenapa ya? Kalau memang cerita itu benar, Pak Prabowo bisa marah begitu. Ya dia tidak mau (revisi UU Pilkada) jadi beban ke depan.” 

“Dia dilantik kurang dari dua bulan. Ini beban ke depan dia. Gelombang protes pasti berlangsung kalau memang dipaksakan. Tidak akan berhenti,” katanya. 

Baca juga: Aksi Masyarakat di Depan Gedung DPR Bikin KD Kena Mental, Urungkan Niat Maju dalam Pilwalkot Batu?

Politisi PDIP Sebut Ada Peran Prabowo di Balik Batalnya RUU Pilkada 

Di sisi lain, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan juga mengatakan, ada peran Prabowo Subianto di balik ramainya gelombang penolakan dan batalnya pengesahan RUU Pilkada ini. 

Hal itu disampaikan Arteria Dahlan saat rapat bersama Menkumham RI, Supratman Andi Agtas di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (23/8/2024).

Ia menilai, Prabowo yang selama ini dicap otoriter hingga tiran, ternyata memiliki niat begitu baik. 

Mulanya, Arteria bercerita bahwa pihaknya sudah mendengar adanya gelombang penolakan massa yang masif pada Kamis (22/8/2024) kemarin, buntut rapat Badan Legislasi (Baleg) membahas RUU Pilkada. 

Namun, keesokan harinya ia mengaku curiga mengapa pengamanan di DPR tidak ketat, padahal isu aksi besar-besaran sudah didengar sejak malam. 

Ternyata, pada Kamis pagi, Rapat Paripurna yang sediannya digelar justru batal karena tidak memenuhi kourum. 

“Malam hari saya dapat info akan ada gelombang massa. Nah pagi harinya saya curiga kok pengamanan DPR begini aja.”

“Laporan kami katanya gelombang massanya besar. Makanya saya bilang ini ada sisi positifnya. Kok tiba-tiba jam 10 paripurnanya ditunda, ini sisi positifnya,” kata Arteria, Jumat. 

Pada siang harinya, Arteria melihat massa pedemo sudah semakin ramai dan mulai melakukan sejumlah perusakan.

Namun, ia kaget ternyata aparat keamanan seolah membiarkan tindakan tersebut.

“Siang hari bisa-bisanya pagar DPR dipretelin tidak ada yang menghambat. Coba zaman dulu pak, digebuk pak.”

“Sorenya mahasiswa masuk dibiarkan saja. Kalau ada gesekan dikit wajar saja. Saya bilang sama Pak Kapolda ini kasihan ini Kapoldanya, di satu pihak dia harus humanis di pihak lain dia harus amankan objek vital negara,” ungkapnya.

Arteria pun mengklaim bahwa ada peran Prabowo Subianto atas kondusifnya pengamanan maupun batalanya pengesahan RUU Pilkada ini. 

Saat itu, Arteria pun tidak menyangka Prabowo yang selama ini dicap otoriter bisa bertindak humanis demi pemerintahannya ke depan.

PDIP pun memberikan apresiasi terhadap sikap Prabowo.

“Kesimpulannya apa? ini saya bicara apa adanya yang saya sampaikan juga ke banyak teman-teman, ini mohon maaf ini, kalau tidak ada Pak Prabowo tidak bisa kejadian pak.” 

“Kesimpulannya apa, orang yang kita anggap otoriter, totaliter, tiran, militeristik, tapi kalau kita kasih kesempatan berbuat baik bisa,” jelasnya.

Arteria mengatalan, selama ini tak pernah ada dalam sejarah gedung DPR dengan leluasannya diproak-porandakan dengan leluasa. 

Hal itu menurutnya bisa terjadi karena adanya suatu perintah atau instruksi. 

“Enggak ada sejarahnya Gedung DPR digoyang-goyang dibiarin aja. Enggak ada. Enggak ada sejarahnya Habiburokhman pager hidupnya bisa diem. Kalau enggak diperintah,” sambungnya.

Karena itu, Arteria pun juga memberikan pujian kepada mahasiswa dan sejumlah pendemo yang sudah melakukan aksi turun ke jalan.

Di sisi lain, ia juga meminta masyarakat melihat bahwa pemerintah yang akan dipimpin Prabowo dan wakil terpilihnya, Gibran Rakabuming Raka memiliki niatan baik ke depan untuk bangsa. 

“Saya bilang mahasiswa iya kalian hebat, kalian membantu kami tapi kalian harus kasih ruang sedikit bahwa pemerintahan baru yang akan berkuasa punya niatan baik untuk kalian. Nah ini juga kita berharap bisa diikutin sama pasukan,” pungkasnya.

(Tribunnews.com/Milani Resti) (Kompas.com) 

Leave a comment