Informasi Terpercaya Masa Kini

Begini Kesaksian Geoffrey Foster Lihat Rekannya Pilot Asal Selandia Baru yang Dibunuh KKB Papua

0 13

TRIBUNTORAJA.COM, Mimika – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau yang disebut polisi sebagai kelompok kriminal bersenjata kembali berulah.

Kelompok ini menyandera helikopter yang membawa 4 tenaga Kesehatan dan dua anak-anak saat setelah mendarat di Bandara Alama, Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (5/8/2024) kemarin.

KKB Papua lalu membunuh sang pilot berkebangsaa Selandia Baru, Glen Malcolm Conning. Pilot berusia 50 itu tewas mengenaskan setelah ditembak anggota KKB.

Tidak hanya itu, kelompok separatus ini juga membakar membakar jenazah Glen bersamaan dengan helikopternya.

Kelompok separatis tersebut membakar helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service jenis IWN, MD 500 ER PK, di Distrik Alama Senin (5/8/2024) sekitar pukul 10.00 WIT.

Sementara empat nakes dan 2 anak-anak berhasil selamat dalam kejadian itu, karena mereka merupakan warga lokal.

Dikutip dari Tribun Papua, Kepala Operasi Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, membenarkan penyerangan terhadap WNA di Bandara Alama tersebut.

Menurutnya, penyerangan terhadap pilot helikopter dengan nomor registrasi PK-IWN mendarat di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, itu dilakukan oleh sekelompok anggota KKB ketika heli baru saja mendarat.

“Benar telah terjadi penyanderaan dan pembunuhan yang dilakukan KKB terhadap Mr Glen Malcolm Conning yang merupakan pilot Helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service,” paparnya.

“Kejadian tersebut terjadi saat helikopter tiba di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, dengan membawa empat penumpang yaitu dua orang dewasa (nakes) dan satu bayi serta satu anak dari Bandara Moses Kilangin Timika tujuan Distrik Alama,” tutur Brigjen Faizal Ramadhani.

Kronologi

Sementara itu Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, Kombes Pol Bayu Suseno, membeberkan kronologi penyerangan terhadap pilot helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service tersebut.

Teror KKB Papua tersebut bermula saat Mr Glen Malcolm Conning membawa 6 penumpang yang terdiri dari 4 tenaga kesehatan dan 2 anak-anak dari Timika menuju ke Alama.

Distrik Alama memang merupakan wilayah yang masih terisoli. Akses ke sana hanya bisa ditempuh dengan menggunakan helikopter.

Pilot Mr Glen Malcolm Conning terbang dari Timika pada Senin pagi. Setelah mendarat di Bandara Alama, anggota KKB langsung menyerangnya.

Pilot dan penumpang, diturunkan dari helikopter lalu dikumpulkan di lapangan sekitar lokasi pendaratan. Setelah itu, kelompok TPNPB melakukan pembunuhan terhadap pilot.

Jenazah pilot dibawa ke helikopter kemudian dibakar bersamaan dengan helikopter tersebut, kata Bayu. Adapun seluruh penumpang, berdasarkan informasi dari lapangan, dalam keadaan selamat.

“Jadi saat itu juga pilot Mr Glen Malcolm Conning langsung dibunuh oleh KKB di landasan bandara Alama,” bebernya.

KKB tidak membunuh 4 nakes dan 2 anak-anak lantaran masih berstatus warga setempat.

“Jenazah pilot dibawa ke helikopter kemudian dibakar bersamaan dengan helikopter,” tukasnya.

Menurut Kombes Pol Bayu Susen, janji KKB untuk membebaskan pilot Philip tak akan dipenuhi usai mereka membakar pilot Glen Malcolm Conning.

“Berita tentang rencana pembebasan sandera pilot Philip yang mereka katakan akan dilepas, itu hanya propaganda belaka.”

“Nyatanya hari ini terjadi lagi pilot asing dibunuh oleh KKB di Distrik Alama, Kabupaten Mimika,” tegasnya,

Dari data yang diperoleh, identitas para tenaga kesehatan yakni Kolariak, Hasmaya, Demianus, dan Naomi.

Sementara dua anak-anak bernama Ferni dan Hafidan.

Salah satu warga sekitar berinisial HK mengaku melihat helikopter diserang usai landing di Alama.

“Saat landing di Alama, penumpang turun dan barang-barang dikeluarkan baru ada serangan masuk. Kabarnya pilot tewas,” bebernya.

Sebelumnya, Kapolres Mimika, AKBP I Komang Budiartha mengatakan, helilopter milik Intan Angkasa Air Service terbang pada Senin pagi.

“Informasinya tadi pagi berangkat namun hingga saat ini belum kembali,” tuturnya.

Polisi masih menunggu informasi keberadaan Helikopter Intan Angkasa Air Service.

“Kami masih berupaya mencari informasi kebenarannya,” ujarnya. 

Tanggapan TPNPB

Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan pihaknya belum bisa mengonfirmasi klaim Polri terkait tuduhan penyanderaan dan pembunuhan terhadap pilot helikopter bernama Glen Malcolm Conning.

“Jadi kami belum terima konfirmasi dari lapangan, harap sabar,” ujarnya kepada BBC News Indonesia.

“Kalaupun [sangkaan] benar, pilot tersebut adalah mata-mata dari TNI/Polri karena sudah sejak lama kami bilang wilayah tersebut masuk dalam wilayah perang,” kata Sebby.

Dengan demikian, ujarnya, penerbangan sipil mana pun dilarang mendarat di lokasi tersebut. Jika dilanggar maka pasukan TPNPB akan melakukan serangan.

“Saya sudah bilang ke publik bahwa wilayah itu wilayah larangan, wilayah konflik bersenjata yang kami larang untuk penerbangan sipil, apalagi sering mengangkut tentara polisi pakai helikopter-helikopter itu,” kata Sebby kepada BBC News Indonesia, Senin (5/8/2024).

Kesaksian Geoffrey Foster

Pilot Geoffrey Foster, yang juga berasal dari Selandia Baru mengaku melihat rekannya Glen Malcolm Conning (50) saat dieksekusi.

Ia Melihat Glen dalam kondisi bersimbah darah.

Foster yang juga asal Selandia Baru menceritakan pemandangan yang sangat mengerikan ketika akan mendaratkan helikopternya di Distrik Alama.

Foster adalah rekan kerja Conning, yang juga tengah menerbangkan helikopter di waktu yang berdekatan.

“Ketika saksi tiba di sekitar Bandara Alama, saksi melihat helikopter jenis IWN, MD.500 ER PK., sudah mendarat di landasan dan baling-balingnya sudah tidak berputar.”

Demikian penjelasan Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, melalui keterangan tertulis, Selasa (6/8/2024).

“Saksi kemudian mengitari helikopter tersebut dengan jarak kurang lebih 1.000 kaki di atas permukaan tanah, kemudian turun untuk mendarat di samping helikopter.”

Sesaat mencapai tanah, saksi yang juga berasal dari Selandia Baru, kemudian melihat situasi yang tidak biasa.

Dia melihat barang-barang yang diduga berasal dari dalam helikopter Conning berserakan di tanah.

Kemudian, di momen itulah Foster melihat Conning dalam keadaan bersimbah darah.

“Ketika saksi hendak mendarat dengan jarak sekitar 10 kaki, saksi melihat tas-tas berserakan dan pilot terkulai di kursi dengan darah di sekujur tubuhnya.”

“Melihat hal tersebut, saksi langsung lepas landas kembali dan tidak jadi mendarat,” kata Faizal.

Setelah menjauh dari area bandara, saksi melihat sekelompok orang berkumpul di depan rumah sakit yang sedang dibangun.

Distrik Alama merupakan salah satu wilayah di Mimika yang masih terisolasi, dan hanya bisa dijangkau melalui transportasi udara.

Jarak tempuh dari Bandara Mozes Kilangin menuju Distrik Alam berkisar 50 menit penerbangan.

Sebelumnya diberitakan, Conning menerbangkan helikopter milik PT Intan Angkasa Service, dengan mengangkut empat penumpang.

“Benar telah terjadi penyanderaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh KKB terhadap Mr. Glen Malcolm Conning yang merupakan pilot Helikopter milik PT. Intan Angkasa Air Service,” ujar Faizal, dalam kesempatan pertama usai kejadian.

Reaksi Selandia Baru

Selandia Baru buka suara usai kelompok kriminal bersenjata (KKB) disebut menembak mati pilot asal negara itu di Papua.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (MFAT) Selandia Baru menyampaikan respons

“Kami mengetahui laporan dari Papua. Kedutaan Besar kami di Jakarta sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak berwenang,” kata jubir MFAT, dikutip dari CNN Indonesia.

“Kami belum dapat memberikan komentar lebih lanjut pada tahap ini.”

Phillip Mark Mehrtens

Pada 7 Februari 2023, pilot Selandia Baru lainnya bernama Phillip Mark Mehrtens disandera salah satu kelompok di dalam TPNPB, yang dipimpin Egianus Kogoya.

Mehrtens disandera setelah dia mendaratkan pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Sejak saat itulah muncul seruan dari berbagai pihak agar TNPB membebaskannya, namun belum membuahkan hasil.

(Kompas.com) (Tribun-Papua.com)

Leave a comment