Informasi Terpercaya Masa Kini

Kami Mencoba Jalan Kaki dari Stasiun BNI City ke Karet: Butuh 17 Menit 48 Detik

0 4

Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyebut Stasiun Karet akan ditutup tahun ini. Keputusan itu merupakan usaha melancarkan konektivitas antarstasiun yang saling berdekatan.

“Yang dibilang kan, bagaimana kita membangun ekosistem stasiun ini. Mungkin di Karet ditutup,” kata Erick kepada wartawan di Stasiun BNI City, Jakarta, Rabu (1/1).

Meski begitu, Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal menegaskan Stasiun Karet belum pasti ditutup tahun ini. Sebab, kata dia, proses pengkajian masih terus berlangsung.

“Belum (pasti ditutup). Masih dikaji. Definisi tutup itu kan kita belum clear,” jelas Risal ketika ditemui di Kantor Kemenko Infrastruktur, Jakarta Pusat pada Rabu (8/1).

Nah, wacana ini menuai penolakan dari masyarakat pengguna Stasiun Karet. Mereka bilang penutupan stasiun tersebut akan membuat waktu tempuh menuju angkot maupun halte TransJakarta yang ada di sekitar Stasiun karet menjadi lebih jauh.

Pertanyannya, seberapa jauh jarak yang perlu ditempuh bila Stasiun Karet tidak ada lagi? Lalu, seberapa lama waktu yang akan dihabiskan untuk jalan kaki dari Stasiun BNI City ke angkot maupun halte TransJakarta yang ada si Stasiun karet? Apakah betul akses pejalan kaki di Stasiun Karet semrawut?

kumparan mencoba melakukan eksperimen dan melakukan perhitungan jika kami adalah pengguna KRL Cikarang Line yang sehari-harinya turun di Stasiun Karet dan melewati Stasiun BNI City. Tujuannya adalah untuk mendapat sudut pandang langsung sebagai pengguna KRL Cikarang Line jika Stasiun Karet ditiadakan nantinya.

Saat Masih Ada Stasiun Karet

Stasiun Karet saat ini masih menjadi pilihan sejumlah orang. Hal ini disebabkan mudahnya akses integrasi KRL ke Jaklingko dan TransJakarta. Ditambah, lokasi Stasiun Karet yang strategis–berada tepat di perempatan Jl. K. H. Mas Mansyur yang menghubungkan ke arah utara dan selatan Jakarta, dan Jl. R. M. Margono Djojohadikoesoemo yang menghubungkan ke area barat dan timur Jakarta.

Dari hasil pengamatan di lapangan, ada halte Jaklingko dan TransJakarta di sebelah selatan Stasiun Karet. Jarak yang kami tempuh dari pintu keluar Stasiun Karet ke halte Jl. Karet Pasar Baru II ini kurang lebih 300 meter dengan waktu tempuh 6 menit.

Untuk sampai di halte ini, kami mesti menyeberangi Jl. R. M. Margono Djojohadikoesoemo dengan sangat hati-hati. Hal ini karena padatnya kendaraan bermotor yang melewati perempatan ini.

Selesai menyeberang jalan, kami mesti berjalan di trotoar sempit sepanjang kurang lebih 10 meter jauhnya. Sepanjang ini pula kami harus sangat hati-hati karena trotoar semakin sempit karena adanya tiang listrik dan banyaknya kabel yang tidak beraturan.

Dari pengamatan kami, halte Jln. Karet Pasar Baru II ini adalah halte di dekat Stasiun Karet yang paling ramai dituju pengguna yang akan menyambung transportasi umum dari Stasiun Karet. Di halte ini, tersedia layanan JakLingko berupa Mikrotrans trayek JAK.48A yang menghubungkan rute Stasiun Tebet ke Rusun Karet Tengsin.

Tersedia juga TransJakarta trayek 5F dan 6K yang masing-masing menghubungkan Kampung Melayu-Tanah Abang dan Departemen Kesehatan-Karet.

Selain halte Jln. Karet Pasar Baru II yang berada di selatan Stasiun Karet, ada juga halte Stasiun Karet di sebelah utara stasiun. Untuk mencapai halte ini dari Stasiun Karet, pengguna harus berjalan kurang lebih hanya sekitar 50 meter dari pintu keluar Stasiun Karet. Jarak yang dekat, tetapi tidak tersedia trotoar yang memadai.

Berkebalikan dengan halte Jln. Karet Pasar Baru II, halte ini biasanya menjadi tempat turun pengguna yang akan naik KRL Cikarang Line. Di halte ini, tersedia layanan Jaklingko JAK.09 yang melayani rute Roxy Mas-Karet, Jaklingko JAK.08 dengan rute Roxy-Bendungan Hilir via Tanah Abang, dan juga Transjakarta 8C yang melintasi Kebayoran Lama-Jati Baru.

Di sebelah barat Stasiun Karet, ada halte TPU Karet yang melayani pengguna yang akan mobilisasi ke arah Slipi dan juga halte Sbr. TPU Karet Bivak yang melayani pengguna yang akan bergerak ke arah Thamrin.

Kedua halte ini relatif lebih sepi dibanding dua halte sebelumnya. Kedua halte ini melayani Jaklingko trayek JAK.08 dan JAK.48A dan Transjakarta rute 8C. Tambahan di halte TPU Karet Bivak tersedia juga angkot JP03 yang melayani rute Bendungan Hilir-Roxy.

Dari keempat halte yang berada dekat Stasiun Karet ini, kami menilai fasilitas pejalan kaki seperti trotoar dan zebra cross tidak ada yang bisa dikatakan layak. Kecuali trotoar yang berada di pinggir TPU Karet Bivak.

Skenario Jika Stasiun Karet Berhenti Beroperasi

Jika Stasiun Karet berhenti beroperasi, pengguna KRL akan berhenti di Stasiun BNI City atau seringkali disebut Stasiun Sudirman Baru. Saat ini, KAI belum merilis rute yang bisa digunakan untuk pejalan kaki mencapai Stasiun Karet. Maka, kami berinisiatif mencarinya.

Menurut Google Maps, pejalan kaki diarahkan melewati jalan di pinggiran Sungai Ciliwung untuk jadi akses penghubung antarstasiun. Rute yang disarankan Google Maps ini kami tetapkan menjadi rute alternatif 1.

Namun, kami sempat tidak yakin dengan rute arahan Google Maps ini. Sebab, sebelumnya kami mendapat jawaban dari petugas Stasiun BNI City, bahwa tidak ada jalan yang menghubungkan Stasiun BNI City dengan Stasiun Karet, atau sebaliknya.

Petugas Stasiun BNI City saat itu menjawab rute alternatif untuk sampai di Stasiun Karet adalah melewati perkampungan. Katanya, rute ini pun terhalang dengan adanya pagar. Kami tidak paham maksud pasti petugas ini, tetapi kami menjadikan rute ini sebagai salah satu referensi.

Kami menetapkan rute perkampungan ini sebagai rute alternatif 2. Menurut Google Maps, rute ini seharusnya lebih pendek dibanding rute yang disarankan oleh Google Maps untuk pejalan kaki.

Alternatif 1: Melewati Pinggir Kali Ciliwung

Kami melewati rute alternatif 1 dari Stasiun Karet menuju Stasiun BNI City karena saat itu kami memulai perjalanan dari arah Tanah Abang. Sesampainya kami di Stasiun Karet, kami langsung menuju jalan kecil tepat di samping Stasiun Karet untuk melalui rute alternatif arahan Google Maps. Selama berjalan kaki, kami mengaktifkan aplikasi tracking Strava untuk mendapat data jarak dan waktu tempuh yang akurat.

Di awal perjalanan, kami merasa jalan ini cukup layak untuk dikatakan jalan pintas. Lebar jalanan cukup untuk dilewati orang dari kedua arah. Tetapi, di tengah perjalanan menuju Stasiun BNI City, kami menemukan ranting pohon berserakan hingga kami tersandung. kami dapati juga kabel menjuntai rendah sehingga ada kemungkinan kepala pejalan kaki terkena kabel.

Di ujung jalan saat sudah dekat dengan Stasiun BNI City, jalanan mempersempit karena adanya banner bertuliskan “Creative Zone: Riverview by JXB”. Setelah melewati banner ini, ada lima bangunan cubicle yang belum rapi isinya. Kami duga ini adalah bagian dari JXB, singkatan dari Jakarta Experience Board, yang merupakan Badan Usaha Milik Provinsi DKI Jakarta.

Di area ini, beberapa fasilitas yang ada adalah dua smart signage JXB–dinamakan Jakarta Street Experience (JSX), beberapa kedai makanan, toilet, dan tempat duduk. Tetapi, kami tidak menemukan satupun smart signage dan kedai makanan yang beroperasi.

Semakin dekat dengan Jl. Jenderal Sudirman, kami menemukan ruang komunal yang cukup ramai karena ada beberapa orang di dalamnya. Dari sana, kami harus naik tangga untuk sampai di Jl. Jenderal Sudirman. Tetapi, kami kebingungan setelah naik tangga karena sekilas tidak ada jalanan yang bisa kami lalui.

Kami kemudian bertanya ke salah seorang tukang yang sedang bekerja di pembangunan kedai es krim. Ternyata, jalanan yang seharusnya bisa dilalui pejalan kaki itu sedang tertutup alat pembangunan. Maka, kami pun akhirnya bisa melewatinya dan sampai di trotoar Jl. Jenderal Sudirman.

Kami berjalan kurang lebih 50 meter di trotoar, lalu turun ke dekat Terowongan Kendal tempat pertemuan beragam transportasi umum dan kedai makanan dan minuman. Fasilitas publik di area ini dapat kami nilai layak karena area pejalan cukup luas dan juga tersedia fasilitas untuk orang dengan disabilitas. Di dekat kedai-kedai ini tersedia sepeda yang dapat dipinjam pengguna.

Dari sini, Stasiun BNI City sudah terlihat. Kami tinggal belok kanan lalu menyeberang Jl. Tanjung Karang menuju pintu masuk Stasiun BNI City. Jika mengacu Google Maps, perjalanan jalan kaki dari Stasiun Karet ke Stasiun BNI City hanya sejauh 450 meter dengan waktu tempuh 6 menit. Namun, pada kenyataannya, mengacu pada data dari Strava, jarak yang kami tempuh dari pintu keluar Stasiun Karet sampai pintu masuk BNI City adalah 1,09 km dengan waktu tempuh 17 menit 43 detik.

Alternatif 2: Melewati Akses Perkampungan, tapi Sebaiknya Jangan Dilakukan

Di Google Maps, rute ini seolah-olah bisa ditempuh pejalan kaki. Padahal, di lapangan justru terhalang kami gerbang waduk. Begini ceritanya.

Di awal rute ini, kami keluar dari Stasiun BNI CIty lewat pintu keluar untuk kendaraan bermotor. Sebab, pintu keluar ini tidak menyediakan akses pejalan kaki.

Akses yang kami duga dapat dilalui pejalan kaki dari Stasiun BNI CIty ke Stasiun Karet, atau sebaliknya

Saat kami jalan di perkampungan, ada seorang anak perempuan yang usianya berkisar di rentang SD bertanya kepada kami.

“Tante, mau ke mana?” tanyanya.

Kami menjawab sekenanya.

“Mau ke sana,” jawab kami sambil menunjuk jalan di depan.

“Oh iya, kalau lurus terus belok kanan, nanti ada lapangan,” terang dia.

Kami bertanya-tanya dalam hati. “Di sini jarang orang lewat sambil jalan kaki kah? Sampai ada anak kecil yang bertanya kami mau ke mana?”

Kami kemudian melanjutkan jalan sambil tetap mengacu pada Google Maps. Setelah berjalan lurus sekitar 200 meter, kami mendapati jalan yang kami duga bisa kami lalui terhalang pagar. “Oh mungkin ini yang dimaksud petugas Stasiun BNI City, ya,” pikir kami.

Curiga jalan ini tidak bisa dilalui, kami berjalan terus untuk melihat gedung apa yang dilindungi pagar ini. Ternyata, gedung ini adalah Gedung Pompa Waduk Melati.

Kami tidak melihat ke dalam apakah tempat ini dapat dilalui pejalan kaki atau tidak, tapi asumsi karena ini adalah infrastruktur, maka kami rasa tidak mungkin akan ada jalur alternatif yang melewati rute ini. Kami pun belok kanan berpikir ada jalan putar terdekat.

Ternyata, tidak ada jalan memutar yang dekat. Kami pun mengikuti jalan melewati perkampungan dan jalan setapak yang sempit. Di sini, kami hanya mengikuti jalan yang terlihat dari Google Maps.

Dari rute yang sempit dan membingungkan ini, kami akhirnya menemukan titik terang. Yakni, kami akhirnya menemukan jalan kecil yang dapat dilalui motor dan mobil, tepatnya di belakang gedung Fifty Seven Promenade.

Dari perjalanan melewati rute ini, jarak yang kami tempuh adalah 2,86 km dengan waktu tempuh selama 42 menit 36 detik berdasarkan data aplikasi Strava.

Pada saat menulis laporan ini, kami baru menemukan rute alternatif lainnya untuk sampai ke Stasiun Karet dari Stasiun BNI City. Jaraknya pun lebih dekat dibanding rute kedua kami.

Kesimpulan

Dari eksperimen mencari rute alternatif dari Stasiun BNI City ke halte di sekitar Stasiun Karet, dapat disimpulkan bahwa rute alternatif paling efektif adalah melewati pinggir Kali Ciliwung karena jarak yang relatif dekat dan waktu tempuh yang paling singkat dibanding rute lain.

RuteJarak TempuhWaktu TempuhLangkah KakiPinggir Kali Ciliwung1,09 km17 menit 48 detik1.476Perkampungan2,86 km47 menit 24 detik3.914

Rute pinggir Kali Ciliwung jaraknnya sekitar 1,09 km atau 17 menit 48 detik. Sementara jika Stasiun Karet masih ada, waktu yang ditempuh ke halte cukup 300 meter dan waktu tempuh 6 menit. Artinya, waktu tempuh meningkat 3 kali lipat.

Kemudian, jika stasiun Karet dihapus, waktu tempuh KRL dari BNI City ke Tanah Abang akan memakan waktu 4 menit. Namun, jika tak jadi dihapus, perjalanan membutuhkan waktu 4 menit 30 detik. Artinya, penghapusan Stasiun Karet akan menghilangkan durasi pemberhentian 30 detik.

DariKeJarakDurasi PerjalananDurasi pemberhentianTotal perjalananStasiun SudirmanBNI City390 m1 menit 42 detik30 detik2 menit 12 detikBNI CityKaret450 m51 detik30 detik1 menit 22 detikKaretTanah Abang2,05 km3 menit 9 detik30 detik3 menit 39 detik

Reporter: Aliya R Putri

Leave a comment