Netanyahu Sebut Demo Pro-Palestina di AS Tak Masuk Akal

"Ini tidak masuk akal. Harus dihentikan. Harus dikutuk dan dikutuk dengan tegas," tegas Netanyahu merespons aksi massal pro-Palestina di AS. #Newsupdate #update #news #text

Netanyahu Sebut Demo Pro-Palestina di AS Tak Masuk Akal

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pihaknya akan melakukan banyak hal untuk segera menghentikan protes mahasiswa pro-Palestina di Amerika Serikat, Rabu (24/4). Aksi ini telah menyebar di kampus-kampus ternama AS dalam sepekan terakhir.

“Apa yang terjadi di kampus-kampus Amerika sungguh mengerikan,” tegasnya dalam sebuah video rekaman, dikutip dari Reuters.

Netanyahu juga menuduh gerombolan antisemitisme telah mengambil alih universitas-universitas terkemuka.

"Ini tidak masuk akal. Harus dihentikan. Harus dikutuk dan dikutuk dengan tegas," katanya.

"Tanggapan dari beberapa rektor universitas sangat memalukan. Sekarang, untungnya, pejabat negara bagian, lokal, dan federal, banyak dari mereka yang memberikan tanggapan berbeda tetapi harus ada lebih banyak tindakan. Lebih banyak yang harus dilakukan," tambah PM Israel itu.

Lewat akun X-nya, Netanyahu menyamakan aksi protes mahasiswa di AS itu dengan kejadian di kampus-kampus Jerman pada 1930-an.

Memasuki bulan ketujuh perang di Palestina, protes atas tindakan Israel di Gaza telah meningkat di kampus-kampus AS dalam beberapa pekan terakhir.

Pengunjuk rasa pro-Palestina menyerukan gencatan senjata dan meminta universitas-universitas mereka melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.

Puluhan mahasiswa telah mendapat perlakuan mengerikan. Mereka mengaku diracuni, diskors universitas, hingga ditangkap polisi.

Beberapa mahasiswa serta dosen Yahudi dan Israel mengatakan protes tersebut telah mengubah universitas menjadi lingkungan yang tidak bersahabat dan membuat mereka merasa terancam.

Beberapa melaporkan peningkatan antisemitisme di kampus. Mahasiswa Yahudi juga memainkan peran vokal dalam protes anti-perang, termasuk Jewish Voice for Peace, kelompok yang memimpin beberapa demonstrasi.

Pada 7 Oktober, Hamas memimpin serangan terhadap komunitas Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang.

Sejak saat itu, Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina dalam serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Ribuan orang juga dikhawatirkan tewas terkubur di bawah reruntuhan.

Serangan tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya mengungsi dan menghadapi krisis kemanusiaan.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow