Maladewa Jalin Kerja Sama Pertahanan Dengan Cina Setelah Usir Militer India

Maladewa meratifikasi kerja sama pertahanan dengan Cina demi mendapat "bantuan militer secara cuma-cuma". Kesepakatan ini diumumkan jelang penarikan mundur militer India dari kepulauan strategis di Samudera Hindia itu.

Maladewa Jalin Kerja Sama Pertahanan Dengan Cina Setelah Usir Militer India

Maladewa meratifikasi kerja sama pertahanan dengan Cina demi mendapat "bantuan militer secara cuma-cuma". Kesepakatan ini diumumkan jelang penarikan mundur militer India dari kepulauan strategis di Samudera Hindia itu.

Belum jelas, bantuan militer seperti apa yang akan didapat Maladewa setelah mengumumkan perjanjian pertahanan dengan Cina, Selasa (5/3). Penandatanganan kesepakatan dilakukan jelang pengosongan pangkalan militer India pada 10 Mei mendatang. Sebanyak 89 warga negara India juga diminta pulang sebelum tenggat yang telah ditetapkan.

Presiden Mohamed Muizzu menegaskan dalam sebuah pidato di ibu kota Malé, Senin (4/3) kemarin, tidak lagi mengizinkan personel militer India berjejak di Maladewa. Malam harinya, Kementerian Pertahanan Maladewa mengumumkan telah meratifikasi "perjanjian bantuan militer sementara dari Cina," di Beijing. Bantuan Cina diklaim bersifat "gratis," alias tanpa timbal balik, tulis Kemenhan.

Lewat akunnya di X, dulu Twitter. Otoritas di Malé juga mengklaim, perjanjian dimaksudkan untuk "memperkuat hubungan bilateral," antarnegara.

Pengaruh Cina di Maladewa

Di Maladewa, militer India mengoperasikan sejumlah radar, helikopter dan pesawat udara, yang juga digunakan untuk keperluan sipil, lapor stasiun televisi India, NDTV. Pemerintah di Malé sendiri yang mengundang kedatangan serdadu India pada tahun 2009, karena khawatir tidak mampu menanggulangi aksi terorisme.

Kedua negara sejatinya adalah sekutu lama. Maladewa, sebuah gugusan 1.192 pulau-pulau kecil yang membentang sepanjang 800 kilometer di Samudera Hindia, selama ini kerap mengandalkan kedua jiran di utara, Sri Lanka dan India. Kedekatan itu berakhir seiring kemenangan Muizzu dalam pemilu kepresidenan bulan September lalu.

Dalam konteks geopolitik, Sri Lanka dan Maladewa terletak strategis di tengah jalur perdagangan internasional antara timur dan barat. India selama ini menganggap kedua negara kepulauan berada di bawah pengaruhnya.

Namun Maladewa kini berpaling ke Cina, pemberi utang terbesar bagi pemerintah di Malé. Januari silam, Presiden Miuzzu berkunjung ke Beijing, di mana dia menandatangani kerja sama infrastruktur, energi, kemaritiman dan pertanian. Meski demikian, dia menepis asumsi bahwa pemerintahannya ingin merombak struktur geopolitik di kawasan.

Militer India beralih ke Minicoy

Pekan lalu, India mengumumkan bakal memperkuat pangkalan militernya di Kepulauan Lakshadweep yang "terletak sangat strategis," sekitar 130 kilometer di utara Maladewa. Angkatan Laut berencana menambah kapasitas militer di Pulau Minicoy demi menggandakan "operasi pengawasan" di wilayah tersebut.

"Pangkalan ini akan menambah jangkauan dan mewadahi misi anti-narkotika dan anti-pembajakan di Laut Arab Barat," tulis Angkatan Laut India seperti dilansir Associated Press. "Fasilitas ini juga membantu Angkatan Laut melakukan penangkalan dini di kawasan dan mengukuhkan koneksi dengan daratan."

Menurut Kemenhan di Malé, India bulan lalu sudah mulai menukar personel militer dengan teknisi sipil untuk mengoperasikan tiga pesawat pengintai yang dihadiahkan New Delhi kepada Maladewa demi mengawasi perbatasan laut kedua negara.

Ketegangan sempat bereskalasi ketika bulan lalu, pemerintah di Malé mengizinkan kapal penelitian Cina, Xiang Yang Hong 3, untuk berlabuh, meski sebelumnya telah ditolak berkunjung oleh Sri Lanka atas keberatan India. Keputusan itu dipahami sebagai tanda rampungnya reorientasi poros geopolitik di Maladewa.

rzn/as (afp,ap,rtr)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow