87 Tahun Titiek Puspa, Jalan Panjang Karirnya Dimulai dari Kontes Bintang Radio
TEMPO.CO, Jakarta – Salah satu bintang seni peran dan musik yang paling berpengaruh, Titiek Puspa lahir pada 1 November 1937. Titiek Puspa, yang memiliki nama lengkap Titiek Puspa Purnamasari, telah menjadi ikon di industri hiburan Tanah Air selama lebih dari enam dekade.
Sudarwati, yang kini dikenal sebagai Titiek Puspa, lahir di Tanjung, Tabalong pada 1 November 1937. Ia merupakan putri dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam dan memiliki darah Jawa. Keluarganya sempat mengganti namanya menjadi Kadarwati, lalu Sumarti. Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi guru taman kanak-kanak. Namun, setelah berhasil memenangkan beberapa lomba menyanyi, ia memutuskan untuk meniti karier sebagai penghibur, keputusan yang diambilnya sekitar usia 14 tahun, meskipun ditentang oleh kedua orang tuanya.
Dalam salah satu kesempatan, Sumarti mengikuti lomba menyanyi secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya. Seorang teman menyarankan agar ia memakai nama samaran, yaitu “Titiek Puspo,” yang diambil dari panggilan akrabnya “Titiek” dan nama ayahnya “Puspowidjojo,” yang kemudian disingkat menjadi “Puspa.”
Nama inilah yang kemudian melekat padanya, dan ia dikenal sebagai Titiek Puspa. Nama ini pula yang ia gunakan untuk orkes pengiringnya, “Puspa Sari,” yang dipimpinnya sendiri di awal karier bernyanyinya.
Karier menyanyi Titiek Puspa dimulai di Semarang saat ia mengikuti kontes Bintang Radio. Selain menyanyi, Titiek juga menunjukkan komitmen di dunia seni dengan menggarap beberapa operet yang populer di TVRI, seperti Bawang Merah Bawang Putih, Ketupat Lebaran, Kartini Manusiawi, dan Ronce-ronce.
Rekaman piringan hitam pertamanya dirilis oleh label Gembira, menampilkan lagu Di Sudut Bibirmu, Esok Malam Kau Kujelang, serta duetnya bersama Tuty Daulay dalam lagu Indada Siririton dengan iringan musik Empat Sekawan Sariman. Pada pertengahan 1960-an, Titiek menjadi penyanyi tetap Orkes Studio Jakarta, di mana ia banyak dibimbing oleh Iskandar (pencipta lagu dan pemimpin orkes) serta suaminya, Zainal Ardi, seorang penyiar Radio Republik Indonesia Jakarta.
Saat itu, Titiek belum banyak menciptakan lagu sendiri dan sering membawakan lagu-lagu karya Iskandar, Mus Mualim, dan Wedasmara. Baru pada album Si Hitam dan Pita (1963) yang berisi 12 lagu tiap albumnya, ia mulai menulis seluruh lagu sendiri dan meraih popularitas. Album Doa Ibu, dengan 12 lagu (11 di antaranya ciptaannya sendiri dan 1 lagu ciptaan Mus Mualim), juga menjadi salah satu album legendaris yang semakin meneguhkan namanya sebagai penyanyi dan pencipta lagu ternama di Indonesia.
Lagu-lagu populer dari album Si Hitam, seperti Si Hitam, Tinggalkan, Aku, dan Asmara, memperkuat popularitasnya. Titiek meninggalkan Orkes Studio Jakarta pada tahun 1962. Nama panggungnya sendiri dipilih oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950-an.
Titiek menikah dengan Zainal Ardi pada tahun 1957, yang saat itu bekerja di Radio Republik Indonesia. Pada tahun 1963, mereka telah dikaruniai dua anak perempuan. Di periode inilah Titiek mulai belajar menulis lagu, terinspirasi dan didampingi oleh suaminya. Selain menyanyi dan menulis lagu, ia juga merambah ke dunia seni peran.
Pada 2009, Titiek didiagnosis menderita kanker serviks. Setelah menjalani pengobatan intensif, termasuk dua bulan kemoterapi di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura (di mana ia menulis 61 lagu), ia dinyatakan bebas dari kanker. Titiek menyatakan bahwa doa dan terapi medisnya menjadi kunci keberhasilannya dalam melawan kanker.
Pada 2014, Titiek membentuk grup vokal bernama Duta Cinta yang terdiri dari 10 anak dari beragam latar belakang etnis. Pada 2017, grup ini tampil di beberapa episode Pesta Sahabat, dimulai dari episode 3 (Aku Anak Sehat) hingga episode 6 (Kasih Ibu). Pada 25 Juli 2018, Duta Cinta kembali tampil dalam acara Pesta Sahabat Anak Indonesia bersama Titiek.
Sejak 2017, Titiek aktif tampil dalam berbagai episode drama musikal Pesta Sahabat yang disiarkan di RTV, termasuk episode Pesta Sahabat Cinta Indonesia, meskipun tidak hadir dalam episode Pesta Sahabat Lebaran Sebentar Lagi dan 17-an di Kampung Halaman.
Titiek Puspa mencapai puncak awal kariernya dengan memenangkan Juara Bintang Radio kategori hiburan untuk wilayah Jawa Tengah pada tahun 1954, yang memperkuat namanya di dunia musik. Pada tahun 1994, ia dianugerahi BASF Award ke-10 untuk kontribusi panjangnya dalam industri musik. Pada 2008, prestasinya diakui oleh majalah Rolling Stone Indonesia, yang memasukkannya ke dalam daftar “The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa,” penghargaan yang mengukuhkan pengaruhnya sebagai legenda musik Indonesia.
MICHELLE GABRIELA | ANGELINA TIARA PUSPITALOVA | ANNISA FIRDAUSI
Pilihan Editor: 86 Tahun Titiek Puspa, Selebritas Multitalenta Penyintas Kanker Serviks