Duduk Perkara Demo Mandi Susu hingga Buang 50.000 Liter Susu di Boyolali
KOMPAS.com – Peternak susu sapi menggelar demo dengan aksi simbolis mandi susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu (9/11/202).
Diberitakan Kompas.com, Sabtu, aksi tersebut dilakukan di atas mobil, sehingga menuai perhatian warga di sekitar lokasi kejadian.
Para peternak menyirami badan mereka dengan susu yang sudah dimasukkan ke dalam milk can atau wadah untuk menampung atau mengangkut cairan tersebut.
Selain itu, mereka juga membagikan sekitar 1.000 liter susu secara gratis kepada masyarakat. Ribuan liter susu itu tandas hanya dalam hitungan menit setelah diserbu warga.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes peternak susu di Boyolali atas pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS).
Peternak yang terdampak bermaksud menggelar aksi dengan membuang 50.000 liter atau 50 ton susu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong, Boyolali.
Baca juga: Buntut Pembatasan Kuota, Nasib Peternak Sapi Perah Boyolali di Ujung Tanduk
Apa penyebab demo susu di Boyolali?
Koordinator aksi, Sriyono Bonggol mengatakan, aksi mandi susu hingga buang susu dilakukan untuk menyuarakan protes para peternak sapi atas pelaksanaan pembatasan kuota susu yang masuk ke IPS.
“Kami mewakili peternak yang jumlahnya puluhan ribu di wilayah Boyolali yang saat ini sedang menjerit karena kondisi perindustrian susu di Indonesia yang membatasi jumlah kuota masuk produk lokal kita,” kata dia.
Sriyono menyampaikan, pembatasan kuota susu membuat susu para peternak di wilayah Boyolali tidak terserap pabrik sehingga banyak susu yang terbuang.
Ribuan liter susu akhirnya hanya menumpuk di usaha dagang (UD) atau koperasi.
Aksi tersebut dimulai dari depan Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali yang menjadi titik kumpul massa.
Para peternak kemudian menaiki mobil pikap dan membawa milk can berbagai ukuran yang berisi ribuan liter susu menuju ke TPA Winong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Dalam perjalanan tersebut, mereka menghiasi mobil dengan spanduk bertuliskan “Susu Nasipe Piye”, “Pikir Peternak Sapi Perah”, “Sapiku Utangan, Pak,” sebagai bentuk protes.
Dalam perjalanan ke TPA, mereka melakukan aksi madi susu dan membagikan susu gratis ke warga,
Kemudian sebanyak 50.000 liter susu dibuang di TPA Winong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
“Hari ini kami membuang 50.000 liter susu. Ini sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Memang per hari di Boyolali itu ada sisa kuota 30 ton per hari,” kata Sriyono.
Baca juga: Di Balik Aksi Buang Susu Sapi di Pasuruan, Apa yang Diminta?
Terdampak impor susu
Sriyono menduga, pembatasan kuota susu oleh IPS terjadi karena adanya kuota impor susu dari luar negeri.
Selama ini, kata Sriyono, produksi susu lokal untuk kebutuhan dalam negeri baru sekitar 20 persen. Adapun sisanya, sekitar 80 persen kebutuhan susu dalam negeri berasal dari impor.
“Harusnya meskipun pasar sesepi apa pun produksi lokal kita terserap semua. Seandainya pemerintah maupun industri itu memang mementingkan produksi dari susu lokal kita. Itu yang melandasi kenapa terjadi aksi ini,” kata dia.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati tidak memungkiri bahwa daya serap susu dari peternak lokal di wilayah Boyolali berkurang sejak adanya pembatasan kuota dari IPS.
“Produksi susu di Boyolali setiap hari mencapai 140.000 liter. Tetapi, sejak adanya pembatasan kuota dari IPS, hanya 110.000 liter yang terserap,” kata dia.
Akibatnya, ada sekitar 30.000 liter susu yang tidak terserap IPS.
Meski begitu, Lusia tidak membenarkan jika ribuan liter susu tersebut dibuang secara sembarangan karena bisa menimbulkan dampak lain, seperti pencemaran.
Ia berjanji akan mempertemukan para peternak dengan BUMN yang bergerak dalam bidang pangan perwakilan di Solo untuk menyelesaikan permasalahan para peternak sapi di Boyolali.
Baca juga: Video Viral Susu Sapi di Pasuruan Dibuang, Wakil Ketua DPR Minta Pemerintah Perhatikan Peternak Lokal
Aksi buang susu juga terjadi di Jawa Timur
Tak hanya Boyolali, aksi buang susu juga terjadi di Pasuruan, Jawa Timur oleh perusahaan pengepul susu PT Nawasena Satya Perkasa (NSP), Sabtu (9/11/2024).
Direktur PT NSP Bayu Aji Handayanto mengatakan, pihaknya membuang 160 ton susu bersama dengan suplier lainnya sebagai bentuk protes pembatasan kuota kiriman susu ke IPS.
Ia mengatakan, perusahaan NSP sudah tidak lagi menyuplai susu ke pabrik secara maksimal sejak akhir September 2024.
Kiriman susu yang sebelumnya mencapai 70 ton per hari kini dibatasi menjadi 40 ton per hari. Akibatnya, banyak peternak di Jawa Timur dan Jawa Barat yang terdampak.
“Awalnya pembatasan itu kami rasakan di dua pabrik di Jawa Timur, tetapi ketika kami mengirim ke wilayah Jawa Barat, ternyata juga ada pembatasan,” kata dia, dikutip dari Kompas.com, Sabtu.
Menurut dia, pembatasan kuota kiriman susu itu sudah berlaku sejak 2023. Namun, kondisi itu kembali normal pada awal Januari hingga September 2024.
Bayu khawatir, kondisi ini disebabkan adanya permainan dalam perdagangan susu yang berkaitan dengan rencana pemerintah untuk menyediakan minum susu gratis.
(Sumber: Labib Zamani, Moh Anas | Editor: Sari Hardiyanto).