Sarapan dan Intermitten Fasting, Mana yang Lebih Efektif untuk Diet Turunkan BB? Ini Kata Pakar
Bunda berencana untuk diet menurunkan berat badan? Selain rutin olahraga, program diet juga dapat dilakukan dengan mengatur pola makan saat sarapan atau melakukan intermitten fasting.
Lantas, mana yang lebih efektif untuk diet menurunkan berat badan, sarapan atau intermitten fasting? Simak penjelasan lengkap dari Bubun berikut ini ya!
Apa itu intermitten fasting?
Intermitten fasting atau puasa intermiten adalah pola makan yang menggabungkan periode makan dan puasa. Dilansir Mayo Clinic, ada beberapa jenis puasa intermitten, seperti metode 16/8 di mana Bunda berpuasa selama 16 jam dan makan dalam rentang waktu 8 jam.
“Salah satu manfaat utama yang bisa didapat dari intermitten fasting adalah penurunan berat badan dengan membatasi rentang waktu makan, sehingga mengonsumsi lebih sedikit kalori,” kata ahli diet dari Mayo Clinic, Elisa Iglesia, M.S.
“Intermitten fasting juga terbukti dapat mengontrol kadar gula darah, mengurangi peradangan, dan menurunkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes,” sambungnya.
Baca Juga : 7 Cara Diet Sehat yang Bikin Langsing dan Ramping Dalam 15 Hari
Meski begitu, diet intermitten fasting ini mungkin tidak cocok bagi semua orang, Bunda. Bagi sebagian orang, puasa intermitten dapat menyebabkan makan berlebihan selama rentang waktu makan atau makan berlebihan setelah berpuasa.
Selain itu, intermitten fasting bisa jadi sulit dipertahankan, terutama bila Bunda memiliki jadwal yang padat pekerjaan di bidang kuliner. Tak hanya itu, beberapa orang juga dapat mengalami efek samping negatif karena metode diet ini, seperti mudah lelah, mudah tersinggung, atau sakit kepala.
Seseorang yang menjalankan intermitten fasting umumnya akan melewatkan waktu sarapan karena waktu ini dianggap sebagai periode berpuasa.
Ilustrasi Sarapan dengan Diet Makanan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/DoucefleurSarapan atau intermitten fasting, mana yang lebih efektif?
Menurut ahli nutrisi Kathleen Alleaume, BAppSc (ExPhys), MSc, Nutrition, sarapan merupakan waktu makan yang penting karena dapat ‘membatalkan’ puasa yang dilakukan semalaman, dan mengisi bahan bakar tubuh setelah tidur lama. Tidak semua orang terbiasa untuk sarapan, Bunda.
Ada banyak alasan mengapa orang menghindari sarapan. Salah satunya untuk menurunkan berat badan. Lantas, benarkah melewatkan sarapan bisa menurunkan berat badan?
“Sebagian besar penelitian tidak menemukan manfaat penurunan berat badan dengan melewatkan sarapan,” ujar Alleaume, dikutip dari Healthy Food.
“Sebaliknya, ada bukti kuat yang mengatakan bahwa sarapan dapat memberikan kontribusi positif terhadap asupan nutrisi, termasuk pemenuhan serat makanan yang dapat membantu mengendalikan berat badan,” lanjutnya.
Bila membandingkan sarapan dan puasa intermitten, maka keduanya bisa sama-sama memberikan manfaat. Meskipun penelitian tentang intermitten fasting masih dalam tahap awal, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa makan dengan batasan waktu dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan penurunan berat badan.
“Intinya adalah tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan (sarapan atau intermitten fasting), karena waktu makan yang cocok untuk satu orang mungkin tidak cocok untuk orang lain,” ungkap Alleaume.
Secara khusus, Alleaume menyarankan sarapan untuk dilakukan setelah bangun tidur di pagi hari. Sarapan dianggap penting karena dapat mengisi kembali energi yang dapat memengaruhi konsentrasi.
Hal yang sama juga dipaparkan oleh Iglesia. Menurutnya, sarapan memang penting karena dapat mencegah rasa lapar dan lelah yang membuat seseorang sulit berkonsentrasi.
Namun, Bunda tak lantas harus memilih sarapan atau intermitten fasting untuk memulai diet ya. Sebab, keduanya sama-sama dapat menurunkan berat badan bila Bunda dapat mengimbanginya dengan pola hidup sehat.
“Perlu dicatat bahwa tidak ada pendekatan yang ‘ajaib’ untuk menurunkan berat badan atau meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Keduanya dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat bila dipadukan dengan diet seimbang, olahraga teratur, dan manajemen stres yang baik. Pada akhirnya, pendekatan terbaik adalah yang paling cocok untuk orang tersebut, tujuan, dan gaya hidup pribadinya,” ungkap Iglesia.
“Jika merasa puasa berselang (intermitten) membantu dalam menurunkan berat badan dan merasa bisa memberikan energi, mungkin ada baiknya untuk mencobanya. Di sisi lain, jika senang memulai hari dengan sarapan sehat dan merasa itu membantu dalam mengendalikan rasa lapar dan mencegah makan berlebihan, maka teruslah melakukannya.”
Bila Bunda tidak yakin pendekatan mana yang harus diambil untuk membantu menurunkan berat badan, maka pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli diet.
Demikian penjelasan mengenai pilihan diet untuk menurunkan berat badan dengan sarapan dan intermitten fasting. Semoga ulasan dari HaiBunda ini bermanfaat ya.
Pilihan Redaksi
7 Langkah Turunkan Berat Badan 10 Kg dalam 2 Bulan, Pakai Aturan 80-20
6 Makanan untuk Sarapan Pagi Saat Diet yang Bisa Bantu Turunkan BB
Jadwal Diet Intermittent Fasting Tanpa Nyiksa, Cocok untuk Pemula
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!