Respons Kominfo soal Malaysia Kebanjiran Investasi AI dari Raksasa Teknologi
Malaysia terus kebanjiran investasi terkait kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dari raksasa teknologi, yang terbaru yakni Oracle. Menteri Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi enggan berkomentar banyak mengenai hal ini.
“Indonesia harus menjadi pemain signifikan, baik dari sisi pengetahuan maupun akses dalam kemajuan teknologi itu,” ujar Budi Arie Setiadi di kantor Kominf, Jakarta, Kamis (3/10).
Berdasarkan data konsultan kebijakan publik Access Partnership, kesiapan perusahaan dan pengguna internet di Malaysia dalam mengadopsi AI merupakan lebih tinggi ketimbang Malaysia.
Malaysia pun kebanjiran investasi dari raksasa teknologi global guna membangun infrastruktur pendukung AI seperti pusat data alias data center dan komputasi awan atau cloud.
Baca juga:
- Raksasa Teknologi Oracle Investasi Rp 99 Triliun untuk Bangun Cloud di Malaysia
- Daftar Insentif yang Bikin Malaysia Kebanjiran Investasi Raksasa Teknologi
- Malaysia Kebanjiran Investasi Raksasa Teknologi, Kominfo Keluarkan Jurus Baru
Daftar investasi ke negeri jiran itu sebagai berikut:
- Microsoft: US$ 2,2 miliar atau Rp 33,6 triliun
- Google: US$ 2 miliar atau Rp 30,5 triliun
- ByteDance: US$ 2,13 miliar
- Oracle: US$ 6,5 miliar atau Rp 99 triliun
- Vantage Data Centers membangun 256 Megawatt data center
Sementara itu, investasi ke Indonesia sebagai berikut:
- Microsoft: US$ 1,7 miliar atau Rp 25,9 triliun
- Google: US$ 2 juta atau Rp 30 miliar
- Apple: Rp 400 miliar untuk membangun Apple Developer Academy
Pada Agustus, Budi Arie Setiadi menyampaikan pemerintah merujuk pada kebijakan di Malaysia yang memberikan banyak insentif. “Ini sangat membuat investor tertarik untuk membangun data center,” kata dia dalam keterangan resmi.
Ia pun mengkaji regulasi apa yang menghambat investasi ke data center di Indonesia. Berdasarkan kajian ini, Kominfo menyiapkan sejumlah langkah di antaranya:
- Memberikan insentif perpajakan terhadap investor data center di Indonesia
- Berupaya memastikan kesediaan lahan, serta kesiapan fasilitas air dan listrik ramah lingkungan untuk mendukung operasional data center
“Tuntutan ke depan nanti data center itu green energy, ramah lingkungan,” ujar Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi.
Menurut dia, peluang investasi data center di Indonesia masih sangat besar karena jumlah penduduk dan perkembangan digitalisasi yang pesat. Keberadaan pusat data juga penting untuk penyimpanan data masyarakat di dalam negeri sebagai upaya menjaga kedaulatan data.
“Kalau bisa semua yang berurusan dengan penduduk Indonesia, data center di Indonesia, supaya isu-isu kedaulatan data ini menjadi penting,” ujar dia.