Informasi Terpercaya Masa Kini

Belajar Dari Pak Topo dan Pak Yuri, Juru Bicara Yang Humanis Dan Menyejukkan

0 6

Juru bicara (Spokesman), bisa dibilang sebagai penyambung lidah, informan, serta jembatan yang menghubungkan dunia istana a.k.a atau suatu lembaga kepada khalayak umum, masyarakat, dan media. Informasi yang disampaikan oleh juru bicara merupakan informasi penting, aktual, sebagai simbol kuat sikap istana atau lembaga mengenai suatu peristiwa.

Oleh sebab itu, peran juru bicara sangatlah krusial. Suatu kebijakan terutama kebijakan pemerintah dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh masyarakat, sangat bergantung pada cara komunikasi juru bicara.

Juru bicara juga bisa dikatakan ” mengatasi masalah tanpa masalah”, agar apa yang disampaikan ke publik tidak blunder alias menambah masalah baru yang membuat masyarakat kelimpungan apalagi sampai emosi.

Baru-baru ini masyarakat terutama netizen jagad maya, dibuat geram oleh salah satu juru bicara pemerintah pada kabinet pimpinan Presiden Prabowo Subianto, merespon teror kepala babi busuk kepada kantor Tempo.

“Dimasak saja”, ujar juru bicara sang Presiden.

Merespon pertanyaan wartawan terkait teror kepala babi busuk di kantor Tempo pasca disahkannya UU TNI.

Nampaknya, Presiden Prabowo perlu mengevaluasi salah satu juru bicaranya ini, agar tidak membuat gaduh, antipati masyarakat pada pemerintah yang tinggi, seharusnya cara komunikasi istana perlu diperbaiki, bukan malah menjadi-jadi ngawurnya.

Sontak, hal ini membuat saya teringat oleh dua sosok juru bicara pemerintah yang menurut saya patut diteladani tidak hanya kepribadiannya saja melainkan profesionalisme beliau dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai juru bicara. 

Beliau adalah Alm. Sutopo Purwo Nugroho alias Pak Topo Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB (2010-2019) dan Alm.Achmad Yurianto akrab disapa Pak Yuri sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Juru Bicara Penanganan Covid-19 (2020).

Meneladani Gaya Komunikasi Pak Topo Yang Ringan Namun Berbobot

Pak Topo adalah salah satu pejabat pemerintah yang media darling. Bekerja di dunia kebencanaan yang syarat dengan kondisi dan situasi mencemaskan, namun karena kelihaian beliau dalam berkomunikasi, informasi kebencanaan dapat disampaikan dengan edukatif, ringan, dan jenaka sehingga masyarakat mampu memahaminya dengan jernih.

Meski tidak mempunyai latar belakang ilmu komunikasi, namun kepiwaiannya dalam kehumasan beliau mendapat predikat tokoh kehumasan terbaik yang pernah ada di Indonesia.

Beliau menyampaikan informasi kebencanaan dengan diksi yang mudah dipahami, tidak ada yang ditutup-tutupi meski itu bisa jadi informasi buruk, sehingga masyarakat merasa mendapat pencerahan.

Di instagramnnya beliau juga tidak segan untuk membalas pertanyaan-pertanyaan netizen dengan jenaka namun tetap edukatif. Hal inilah yang membuat keakraban antara Pak Topo dan masyarakat, sehingga informasi dari beliau selalu ditunggu.

Beliau selalu tampil dengan ketenangan, menjelaskan setiap informasi kebencanaan dengan sederhana dan detail. Tidak ada pernyataan yang blunder apalagi berbalik menjadi bumerang. Sudah selayaknya insan kehumasan terutama para juru bicara istana meneladani profesionalisme beliau dalam menjalankan tugas.

Beliau wafat pada 2019 setelah berjuang dari  kanker paru-paru stadium IVB. Kendati kondisi kesehatannya menurun, beliau tetap menjalankan tanggungjawabnya hingga akhir. Hal inilah yang membuat kagum, dedikasi beliau yang patut diteladani.

Komunikasi Efektif Pak Yuri Di Tengah Pandemi Covid-19

 Kehadirannya selalu mewarnai hari-hari di tengah pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia. Sosoknya yang penuh ketenangan mengabarkan update informasi dengan detail dan edukatif memang sangat ditunggu oleh masyarakat.

Kondisi yang benar-benar tidak baik-baik saja, rumah sakit penuh, jalanan dihiasi suara sirine ambulans yang berlalu-lalang, tidak hanya merusak tatanan ekonomi saja melainkan juga berdampak pada psikologis masyarakat yang berantakan.

Pembawannya yang tenang, mengabarkan agar masyarakat tidak panik menghadapi covid-19. Strategi penanganan covid-19 dari pemerintah dibawakannya dengan sejuk, tidak ada pernyataan yang mengundang reaksi negatif. Sehingga informasi ini bisa dipahami dengan baik oleh masyarakat.

Tidak mudah menjadi juru bicara dalam siatuasi yang mencekam saat itu. Selain sosok yang tenang, gaya bicara yang tidak bertele-tele menciptakan komunikasi yang efektif.

Beliau wafat pada 2020 silam, setelah berjuang melawan kanker usus yang dideritanya selama. Pemakamannya dilakukan secara militer, karena beliau adalah dokter militer.

Selain beliau berdua, masih ada juru bicara pemerintah yang patut diteladani seperti Julian A. Pasha juru bicara Presiden SBY, Pramono Anung juru bicara Presiden Megawati yang saat ini menjadi Gubernur DK Jakarta dan Johan Budi juru bicara Presiden Jokowi.

Menjadi juru bicara adalah representasi dari pemerintah, sudah seharusnya sang presiden memilih juru bicara yang pandai berkomunikasi.

“Juru bicara tidak harus berlatar belakang Ilmu Komunikasi, yang penting punya hati, agar informasi yang disampaikan menyejukkan dan informatif, sehingga bisa menjadi jembatan yang humanis”

Leave a comment