Bu Rudy, Legenda Kuliner Surabaya yang Tak Pernah Lelah Berbagi dengan Ojol
KOMPAS.com – Kota Surabaya tidak hanya mengenal Bu Rudy sebagai ikon kuliner dengan sambalnya yang melegenda. Tetapi juga sebagai sosok berhati mulia yang tak pernah lelah berbagi.
Di bulan suci Ramadhan ini, kebaikannya kembali terpancar, membawa kebahagiaan bagi mereka yang berjuang di jalanan.
Sore yang Sibuk, Hati yang Lapang
Jelang pukul 16.00 WIB, suasana Depot Bu Rudy tampak lebih sibuk dari biasanya. Bukan karena antrean pelanggan, melainkan karena persiapan berbagi takjil untuk para ojek online (ojol).
Bersama para pegawainya, ia dengan penuh semangat menyiapkan ratusan paket takjil. Menu yang sederhana namun penuh makna, kolak dan roti, perpaduan manis yang menenangkan perut setelah seharian berpuasa.
Tepat pukul 16.20 WIB, Bu Rudy turun langsung ke jalan tepat di depan depotnya yang berada di Jalan Dharmahusada. Ditemani asisten dan sopirnya, ia menyapa dan berbagi takjil kesetiap pengendara ojol yang melintas.
Tak butuh waktu lama, paket takjil pun habis terdistribusi dengan rapi. Sebagian ojol yang kebetulan lewat tak hanya menerima takjil.
Tidak hanya ojol tetapi juga menyempatkan diri menyapa dan berfoto bersama sang legenda kuliner. Dengan senyum khasnya, ia melayani setiap permintaan dengan penuh kehangatan.
Mengutamakan Ojol, Bentuk Empati yang Tulus
Bagi Bu Rudy, berbagi bukan sekadar rutinitas, melainkan panggilan hati. Setiap Jumat, sebelum bulan Ramadhan ia juga berbagi untuk para ojol. Sedangkan di bulan Ramadhan ini ia menyediakan 200 hingga 250 paket takjil.
“Begini ya, ojol itu mungkin lebih menderita dari yang lainnya. Saat orang-orang berbuka dengan nyaman, mereka masih harus bekerja, mengantarkan pesanan. Makanya saya setiap tahun selalu bagi-bagi untuk mereka,” ujar perempuan asal Madiun ini kepada Kompas.com, Jumat (7/3/2024) sore dengan mata berkaca-kaca penuh empati.
Tak sekadar memberi, ia juga memastikan dirinya turun langsung ke lapangan.
“Meskipun owner, saya tetap mau turun tangan bagi-bagi. Kemarin saya juga keliling kasih nasi kuning di depan Galaxy Mall. Banyak ojol yang kerja pas azan Maghrib, jadi mereka yang jadi sasaran saya,” imbuhnya.
Kebahagiaan yang Sederhana, Tetapi Berarti
Bagi para ojol, perhatian dari Bu Rudy bukan hanya sekadar takjil, tetapi juga bentuk kepedulian yang begitu berarti. Mereka yang menerima paket dengan wajah berbinar seolah menemukan oase di tengah padatnya perjuangan di jalanan.
Suwarno, seorang ojol yang mendapatkan takjil, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Alhamdulillah, dapat takjil lumayan bisa buat buka di jalan waktu buka puasa. Karena pas mendekati buka kan banyak orderan, jadi kadang nggak sempat buka, cuma minum air saja,” katanya.
Sementara itu Mohammad Anas, ojol lainnya, juga merasakan hal serupa.
“Iya, ini tadi lagi nunggu orderan, dikasih sama Bu Rudy, katanya buat di jalan. Ya diterima, namanya rezeki. Semoga Bu Rudy sehat selalu. Teman-teman saya yang nunggu pesanan juga dikasih,” ujar pria asal Gresik itu
Bagi Bu Rudy melihat senyum dan ucapan terima kasih dari para penerima adalah kebahagiaan yang tak ternilai.
“Bukan untuk menyombongkan diri, tapi saya bahagia melihat mereka tersenyum. Mereka bisa bilang terima kasih, itu saja sudah bikin saya senang setengah mati,” ucapnya.
Sebagai sosok yang telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Surabaya, Bu Rudy bukan hanya meninggalkan jejak lewat masakannya, tetapi juga melalui aksi nyata yang menghangatkan hati banyak orang.
Di tengah kesuksesannya, ia tetap merangkul mereka yang membutuhkan, mengajarkan bahwa berbagi tak harus menunggu berlebih, tetapi cukup dengan niat tulus dan tangan yang terbuka.
Kini di bulan penuh berkah ini, kisah Bu Rudy menjadi pengingat bahwa keikhlasan dalam memberi akan selalu membawa kebahagiaan, baik bagi yang menerima maupun yang memberi.