Nataru Di Malang: Berkah atau Beban Bagi Warga?
Perayaan Natal dan Tahun Baru atau yang kerap disebut juga dengan “Nataru” merupakan momen spesial bagi seluruh keluarga di Indonesia, karena dimomen inilah mereka dapat menikmati libur bersama keluarga yang juga bertepatan dengan perayaan Natal dan menyambut Tahun Baru. Di setiap tahunnya, Malang selalu menjadi tujuan favorit bagi wisatawan yang akan menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru. Kota dengan sejuta keindahan alam ini tak pernah sepi wisatawan, terutama saat musim liburan tiba. Dilansir dari detikcom, diperkirakan sebanyak 84 ribu kendaraan keluar-masuk kota Malang pada libur tahun 2024 ini. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang dampak positif dan negatif natal dan tahun baru bagi warga asli Malang. Apakah Nataru ini benar-benar membawa keberkahan bagi warga Malang? Atau malah justru sebaliknya? Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Sejak dulu Malang Raya memiliki harta berupa kekayaan alam yang indah. Beragam destinasi wisata selalu sukses menarik perhatian Masyarakat lokal hingga mancanegara. Selain dijuluki sebagai kota Pendidikan, kota ini juga disebut-sebut pula sebagai kota wisata. Tak heran jika diberi julukan tersebut, karna terbukti setiap tahunnya Malang berhasil mencetak rekor kunjungan wisatawan yang terbilang sangat fantastis. Libur nasional tahun 2024 ini menjadi sorotan, melihat kota Malang yang kebanjiran puluhan hingga ratusan ribu wisatawan. Hal ini tentu sudah menjadi sebuah pemandangan yang biasa, terutama saat waktu akhir pekan tiba. Pada musim tersebut kenaikan kendaraan yang memasuki kota Malang bisa meningkat berkali-kali lipat jumlahnya. Mulai dari kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, bus pariwisata, hingga transportasi umum seperti kereta selalu mangalami kenaikan. Mereka rela datang dari berbagai macam daerah untuk singgah dan menikmati keindahan wisata yang banyak disuguhkan di Malang.
Di lansir dari situs berita Jawa Pos Radar Malang edisi 11 September 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang mencatat ada 267 destinasi wisata yang dimiliki Malang. Tersebar di 33 kecamatan, mulai dari wisata alam seperti coban dan Pantai, desa wisata, hingga wisata Sejarah.
Benar saja, jumlah tempat wisata yang ada di Malang memang sangat beragam. Hampir semua kalangan dan usia dapat menikmati sekaligus memilih wisata alam yang disuguhkan. Tak heran, jika Malang juga selalu menjadi tempat pembelajaran diluar kelas bagi siswa, juga menjadi pilihan terbaik sebagai tempat rekreasi. Keindahan alam yang ada benar-benar berhasil dimanfaatkan dengan sebegitu rupa. Selain destinasi wisata edukasi, Malang juga dipenuhi dengan banyaknya tempat wisata yang memacu adrenalin seperti yang ada pada Jatim Park 1 dan Batu Night Spectacular (BNS). Ada pun Wisata air seperti Hawai Waterpark, dan masih banyak lagi. Banyak pula tempat nongkrong seperti cafe dengan pemandangan alam indah yang sangat digandrungi oleh anak muda. Selain itu, setiap mengunjungi malang para wisatawan sama sekali tak dibingungkan dengan adanya tempat penginapan. Karna disini terdapat banyak sekali Hotel, Villa, juga Glamping yang menawarkan pemandangan indah, suasana sejuk, dengan tarif yang beragam. Tak sedikit pula wisatawan yang mengunjungi Malang hanya untuk sekedar menikmati beragam kuliner yang ada, membeli sayur, buah atau tanaman hasil budidaya Masyarakat di Malang.
Melihat banyak faktor tersebut menjadi sangat memungkinkan jika tiap tahunnya jumlah wisatawan sangat membludak. Pemerintah kota Malang melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang mentargetkan peningkatan wisatawan dari tahun sebelumnya (2023) sebanyak 48.358 meningkat sebanyak 10% pada tahun 2024. Dikutip dari laman website Kompas.com, Kepala Disporapar kota Malang, Baihaqi pada rabu (07/02/2024) mengungkapkan “kurang lebih kami berharap ada kenaikan 10% dibandingkan kunjungan tahun sebelumnya (2023)”. Pemerintah setempat percaya diri akan target tersebut dengan memanfaatkan wisata-wisata lokal yang ada di Kota Malang seperti wisata kampung warna warni, event wisata, serta memanfaatkan tempat rekreasi yang menjadi ikon kota malang seperti Jatim Park.
Dampak positif dari banyaknya pengunjung ini tentu akan berdampak pada berbagai sektor yang akan memberikan keuntungan kepada warga atau Masyarakat Kota Malang karena banyak sekali kesempatan yang bisa dimanfaatkan di Tengah momen libur natal dan tahun baru menuju 2025. Berbagai keuntungan seperti ekonomi, insfrastruktur karena banyaknya pelancong yang datang sehingga pemerintah setempat akan gencar untuk melakukan Pembangunan agar menarik wisatawan dan investor. Banyaknya wisatawan yang hadir akan membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat karena demand meningkat, lapangan pekerjaan juga akan meningkat seperti toko kelontong dan pedagang kaki lima akibat tingginya pelancong yang datang atau berkunjung. Peningkatan pendapatan atau ekonomi tidak hanya dirasakan oleh Masyarakat, namun pemerintah, banyaknya pelancong atau wisatawan yang berkunjung akan berdampak pada pendapatan pemerintah melalui pajak PPn yang didapatkan dari pengunjung yang datang. Dari banyaknya wisatawan yang hadir membuat Kota Malang semakin terkenal karena rata-rata pengunjung berasal dari kota dan wilayah yang berbeda, warna-warni wisatawan yang datang membuat terjadinya pertukaran budaya karena setiap pengunjung yang datang berasal dari daerah yang berbeda dan setiap wilayah pasti memiliki budaya yang berbeda sehingga dari perbedaan ini dapat memberikan dampak positif berupa akulturasi budaya.
Dibalik dampak positif Kota Malang sebagai destinasi wisata, tersimpan konsekuensi atau dampak negatif dari fenomena tersebut yaitu kemacetan, peningkatan jumlah sampah akibat banyaknya wisatawan yang berpotensi membuang sampah sembarangan dan peningkatan limbah karena produk, harga pokok dan jasa cenderung naik selama libur tahun baru, penduduk lokal kesusahan menikmati fasilitas umum karena banyaknya wisawatan yang datang, meningkatan angka kriminalitas karena banyaknya peluang terhadap kejahatan, perubahan budaya lokal karena terjadi akulturasi dan bisa saja terjadi asimilasi (budaya lokal hilang karena tergantikan budaya baru). Pemerintah perlu melihat serta lebih konsern terhadap masalah-masalah ataupun dampak negatif dari permasalahan tersebut, kebijakan serta aturan perlu dibuat untuk mengatasi serta mengatur wisatawan untuk mengurasi atau memitigasi dari dampak negatif.
Kota Malang sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi alam yang cukup indah dan cukup “menjual” agar dapat dimanfaatkan sehingga memberikan dampak positif kepada Masyarakat dan pemerintah setempat. Pemerintah Kota Malang harus mempertahankan dan menjaga kondisi alam serta berbagai fasilitas umum agar tetap di sukai oleh para wisatawan. Pemerintah Kota Malang hendaknya memberikan kebijakan yang mengatur kepada para pembuat tempat wisata dengan memperketat izin dan AMDAL sehingga potensi pengerusakan alam dapat diminimalisir akibat berbagai Pembangunan tempat wisata. Tidak hanya kebijakan di sektor alam saja, namun fasilitas umum juga harus terus dikembangkan seperti rambu rambu lalu lintas karena kota malang berada di wilayah yang cukup tinggi (dataran tinggi) sehingga banyak kendaraan yang berpotensi mengalami kendala di jalan karena jalanan yang ekstrim sehingga perlu dibangun fasitlitas umum seperti posko-posko di jalan yang dianggap rawan untuk menimimalisir atau memitigasi kecelakaan saat berkendara.
Kesimpulannya Kota Malang yang terletak di Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi wisata yang cukup baik, hal ini didukung oleh potensi alamnya yang sangat indah dengan diapit oleh gunung serta lokasi yang berada di dataran tinggi sehingga udaranya sangat sejuk dan nyaman untuk dikunjungi. Banyaknya investor asing yang meramaikan wisata di Kota Malang seperti dibuka nya tempat hiburan wahana Jatim Park dan BNS memberikan opsi yang menarik bagi wisatawan untuk memilih Kota Malang sebagai salah satu destinasi liburan akhir tahun.