Zulhas Bakal Evaluasi Kebijakan Tak Impor Empat Komoditas Pangan di 2025
Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mempertimbangkan kembali langkah penutupan keran impor pangan di 2025. Ia mengatakan saat ini pemerintah masih yakin bisa mengupayakan agar tak perlu meneken kuota impor gula konsumsi, garam konsumsi, jagung konsumsi, dan beras.
Hanya saja, kata Zulhas, pemerintah akan melakukan evaluasi setelah 3 bulan dan 6 bulan, termasuk untuk menjawab pertanyaaan jika kebutuhan gula konsumsi dalam negeri tak terpenuhi oleh produksi lokal.
“Nanti kalau kurang gimana? Kita semangatnya itu bisa dulu, jangan nyerah dulu. Jadi kita berusaha dulu, kita tidak impor dulu. Kalau nanti kita lihat 3 bulan, 6 bulan kemudian, apakah betul-betul kita sudah bisa sendiri atau tidak, nanti kita bicarakan lagi,” kata Zulhas usai Rakortas di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Senin (23/12).
Meski demikian, mantan Menteri Perdagangan tersebut yakin Indonesia bisa terlepas dari importasi keempat komoditas pangan tersebut pada 2025, utamanya gula konsumsi.
“Begitu kita umumkan ini (tak akan impor gula konsumsi) petani tebu (dan) buah semangatnya luar biasa, halaman-halaman rumahnya di mana tanaman tebu. Semangat kita, kita ingin swasembada dulu, kita bekerja dulu. Setelah bekerja habis-habisan, tentu baru nanti kita akan evaluasi hatinya,” terang Zulhas.
Sebelumnya, Zulhas mengatakan pada tahun 2025, Indonesia tidak perlu mengimpor beras konsumsi, jagung untuk pakan, garam konsumsi, dan gula untuk konsumsi.
“Berita gembira bahwa tahun 2025, kita tidak akan impor jagung untuk pakan, tidak akan impor lagi garam untuk konsumsi, tidak impor gula untuk konsumsi keren, kan? Tidak impor beras untuk konsumsi,” kata Zulhas usai rapat Koordinasi Neraca Komoditas Pangan 2025 di Kantor Kemenko Pangan, Senin (9/12).
Zulhas yakin petani di dalam negeri bisa meningkatkan produksi gula konsumsi tahunan sebanyak 200.000 ton tahun depan, sehingga pemerintah tidak perlu mengetok kuota impor komoditas ini. Meskipun dia tidak menjelaskan berapa kebutuhan nasional terhadap gula konsumsi.
“Tahun 2024 gula kita produksi naik 200 ribu ton dari 2,2 (juta ton) hingga 2,4 (juta ton) tahun depan diperkirakan 2,6 (juta ton). Terus kita akan tingkatkan mulai dari pengembangan bibit yang baru, manajemen perkebunan gula yang baru juga kerjasama dengan para pelaku usaha, bisa (tingkatkan produksi,” terang Zulhas.