Informasi Terpercaya Masa Kini

Diet Sukses Erlina Pranistiasari, Turun Berat Badan 19 Kg dengan Defisit Kalori

0 1

KOMPAS.com – Erlina Pranistiasari memulai perjalanannya menurunkan berat badan setelah menikah, saat ia mulai merasa tidak menjaga pola makan dan tidak berolahraga sama sekali. 

Setelah 1-2 tahun menikah, berat badannya naik secara signifikan menjadi 68 kg, yang membuatnya terkejut.

“Itu pun aku sadarnya karena waktu itu pernah pakai jeans kesayangan aku dan enggak muat, cuma muat sampai paha,” ujarnya pada Kompas.com, Jumat (22/11/2024). 

Saat menimbang berat badan, Erlina kaget mengetahui angkanya yang mencapai 68 kg, padahal sebelum menikah beratnya hanya sekitar 57 kg.

Baca juga: Ingin Sukses Menurunkan Berat Badan? Batasi 3 Makanan Ini Saat Diet

Kenaikan berat badan sebesar 10 kg lebih ini membuatnya sadar, bahwa ia perlu melakukan perubahan besar.

Ia mulai bertekad untuk menurunkan berat badan, meski pengetahuannya tentang diet masih terbatas. Hal itu tak menjadi penghalang baginya, niat untuk memulai perjalanan diet demi menurunkan berat badan rupanya sangat kuat.

Menjaga pola makan dan menerapkan defisit kalori

Erlina mencoba berbagai metode diet sebelum menemukan yang cocok. Awalnya, ia mencoba diet yang hanya mengonsumsi pisang dan susu, tapi merasa tidak cocok dan pusing. 

Setelah mencari informasi lebih banyak, ia akhirnya mencoba diet kalori, yaitu mengurangi kalori harian yang masuk. 

Sebagai contoh, jika kebutuhan kalori normal orang dewasa adalah sekitar 2.500 kalori, Erlina mengurangi asupan kalori menjadi sekitar 1.500 kalori sehari.

“Aku waktu itu benar-benar yang ngitungin kalori, benar-benar yang ngitungin kalori makanan yang masuk gitu,” jelas Erlina.  

Baca juga: Puasa Intermiten dan Defisit Kalori, Mana Paling Efektif Turunkan Berat Badan?

Ia juga mulai memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, mengurangi gorengan dan minuman manis, serta memperbanyak konsumsi air putih, sayur, dan buah. 

Proses memasak juga diubah menjadi lebih sehat, dengan menghindari gorengan dan lebih memilih cara memasak seperti merebus atau mengukus.

Pada awalnya, Erlina tidak melakukan olahraga sama sekali dan hanya berfokus pada defisit kalori. 

Pola makannya terdiri dari sarapan dengan buah dan protein seperti telur rebus, makan siang dengan nasi dan lauk sayur, serta makan malam dengan porsi protein yang lebih banyak dan proses masaknya tidak digoreng. 

Baca juga: 8 Tips Diet Sehat dari Ahli Gizi, Wajib Hindari Gorengan

Hasilnya, dalam dua tahun, berat badan Erlina turun dari 68 kg menjadi 49 kg, menghilangkan 17-18 kg. Meskipun tidak instan, penurunan ini terjadi secara konsisten.

“Nah hasil dietnya tadi itu aku selama dua tahun, karena aku enggak mau yang namanya instant, kan orang banyak ya, gimana sih caranya satu bulan turun 10 kilo? enggak ada itu, jadi benar-benar harus proses,” ungkap Erlina. 

Perbedaan sebelum dan sesudah diet

Setelah menjalani diet dan olahraga secara konsisten, perubahan yang dirasakan Erlina sangat signifikan.

Selain penurunan berat badan, ia merasa lebih sehat, lebih fit, dan lebih segar. Ia juga merasa penampilannya menjadi lebih awet muda. 

Perbedaan yang paling mencolok adalah bagaimana tubuhnya terasa lebih kuat dan bugar, serta penampilan yang lebih ramping dan proporsional.

Erlina membuktikan bahwa dengan kesabaran, pengetahuan yang tepat, dan komitmen, diet bisa memberikan hasil yang optimal, baik dari segi penurunan berat badan maupun pembentukan tubuh yang lebih sehat.

Leave a comment