Informasi Terpercaya Masa Kini

Kondisi Oma Metia Pasca Viral,Pemkot Jakarta Selatan Akhirnya Turun Tangan Kirimkan Petugas

0 3

TRIBUNSUMSEL.COM — Nasib Oma Metia aiias Meity Harleni Soeleman tinggal di rumah tak layak huni turut jadi perhatian dari Pemkot Jakarta Selatan.

Adapun rumah tak layak huni yang berada di sudut Jalan Nangka 3, RT 11/02 Nomor 3, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu pun mulai dibersihkan.

Setelah Pemkot Jakarta Selatan mengirimkam petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Melansir dari Wartakotalive.com, Rabu (20/11/2024) 10 petugas PPSU Kelurahan Cipete Utara membersihkan halaman rumah Oma Metia yang sudah lama tidak terurus.

Rumput liar dipotong dengan menggunakan mesin pemotong rumput maupun celurit.

Petugas PPSU terlihat membersihkan sampah-sampah, lalu dimasukkan ke karung putih.

“Petugas PPSU bersihkan halaman rumah Oma sejak kemarin dan hari ini dilanjutkan,” ujar Dewi Mardianti, seorang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Kebayoran Baru di rumah Oma Metia pada Rabu (20/11/2024).

 

Ia mengatakan, Oma Metia sementara diungsikan ke rumah tetangga dekat rumah sang oma.

Bersamaan dengan itu, petugas katanya masih mencoba membujuk lansia berusia 83 tahun itu agar mau menjalani medical check up (MCU).

“Iya, tadi kami bujuk agar mau dicek kesehatannya, tapi belum mau,” katanya.

Di sisi lain, tetangga bernama Yanto mengatakan dalam waktu dekat rumah Oma Metia akan dibenahi.

“Pemerintah Kota Jakarta Selatan, dalam hal ini Kepala Sudin Sosial, Lurah, dan Baznas sudah datang ke rumah oma,” ucap Yanto.

“Nanti tiga hari sebelum rumah diperbaiki, saya akan diberitahu. Mudah-mudahan segera terealisasi,” lanjut dia. 

Kisah Oma Metia, Alumni SMAN 6 Jakarta dan Universitas Indonesia

Diberitakan sebelumnya, Oma Metia tinggal sendirian di rumah tak layak huni di Jalan Nangka 3, RT 0011/02 No. 3, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Oma Metia, yang lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 31 Maret 1941, menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1959.

Ia merupakan putri pasangan Soeleman, seorang anggota polisi berpangkat Komisaris Besar (Kombes), dan Martini, seorang ibu rumah tangga.

“Saya lahir di Padang karena waktu itu ayah saya bertugas di sana. Polisi kan sering pindah-pindah, jadi saat itu saya dilahirkan di Padang,” ujarnya kepada Wartakotalive.com saat ditemui di rumahnya, Senin (18/11/2024).

Pada usia lima tahun, Oma Metia mulai menginjakkan kaki di Jakarta, mengikuti jejak ayahnya yang sering dinas ke luar kota, termasuk ke Medan, Sumatera Utara, dan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Oma Metia juga merupakan alumni SMA Negeri (SMAN) 6 Jakarta dan kemudian melanjutkan studi di UI.

“Saya tinggal di Padang hingga usia tiga tahun, lalu pindah ke Medan, baru kemudian ke Jakarta. Saya tidak sempat TK, langsung masuk SD. Waktu SD, saya sempat tinggal di Kupang karena ayah dinas di sana,” kenangnya.

Menurut Oma Metia, pada masa kecilnya, ia belajar di sekolah informal yang diadakan oleh ibu-ibu di lingkungan sekitar, salah satunya di kawasan Pegangsaan Timur.

Oma Metia bersama keluarga sempat tinggal di rumah tua di sudut Jalan Nangka 3, yang kini kondisinya sangat memprihatinkan.

Meskipun ia tidak ingat secara pasti kapan pertama kali tinggal di sana, rumah tersebut kini terlihat sangat rusak.

Kondisi Rumah yang Memprihatinkan

Pada Senin (18/11/2024), Wartakotalive.com mengunjungi rumah Oma Metia yang sudah sangat usang.

Pekarangan rumah tidak terurus, dengan pohon pisang dan pepaya tumbuh di halaman.

Bangunan rumah yang sudah tua itu tampak sangat rapuh, dengan banyak dinding yang retak dan lantai yang kusam dipenuhi debu.

Atap rumah banyak yang berlubang dan bocor, sehingga beberapa ember diletakkan di ruang tamu untuk menampung air hujan.

Suasana di dalam rumah gelap dan pengap karena atap yang bocor, dan sebagian besar perabotan rumah pun sudah tidak tertata rapi.

Beberapa kamar dipenuhi sampah, sementara kamar mandi sudah tidak terawat.

Rumah tersebut bahkan tidak lagi memiliki pasokan air bersih, karena Oma Metia harus mengandalkan air hujan untuk mandi atau keperluan sehari-hari lainnya.

Baca juga: Sejak Adiknya Meninggal , Oma Metia Putri Jenderal Polisi Hidup Sendiri, Makan dari Kiriman Tetangga

Namun, di samping rumah tersebut, ada pembangunan rumah baru yang sedang berlangsung.

Pembanguan rumah ini bertujuan agar Oma Metia bisa tinggal sementara, mengingat kondisi rumah yang kini ditinggali sudah sangat tidak layak.

Sayangnya, pembangunan rumah tersebut dihentikan di tengah jalan atas permintaan Oma Metia.

Dana untuk pembangunan rumah ini berasal dari sepupu Oma Metia yang menitipkan bantuan melalui tetangga, Yanto, yang juga diminta untuk mengawasi proses pembangunan.

Harapan untuk Rumahtua yang Penuh Kenangan

Meski kondisinya sangat memprihatinkan, Oma Metia tetap berharap agar rumah tua tersebut tetap kokoh.

Ia merasa sangat terikat dengan rumah yang telah lama ditempati tersebut, karena banyak kenangan yang ada di sana.

“Semoga rumah ini tidak roboh. Saya takut kalau harus pindah, karena saya tidak mau terpisah dari rumah ini. Banyak kenangan di sini,” ucap Oma Metia, dengan penuh harap.

(*)

Leave a comment