Respons Muhammadiyah soal Seruan Paus Fransiskus agar Genosida di Gaza Diinvestigasi
TEMPO.CO, Yogyakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir merespon seruan
Paus Fransiskus agar digelar investigasi soal isu genosida di Jalur Gaza.
“Seruan Paus itu sebenarnya merupakan akumulasi dari makin luasnya komitmen dunia, baik lewat PBB maupun antarbangsa antarnegara yang terakhir bahkan mendukung Palestina merdeka,” kata Haedar di Yogyakarta Senin 18 November 2024.
Seruan Paus itu, ujar Haedar, sekaligus seruan untuk mengakhiri gerakan genosida yang terstruktur dijalankan oleh Israel di Jalur Gaza.
“Dari kacamata Muhammadiyah, selama akar masalahnya tidak dipotong, diselesaikan ya akan terjadi terus (genosida di Jalur Gaza),” ucapnya.
“Akar masalah yang berkaitan dengan two states solution, solusi dua negara, Negara Israel dan Palestina yang merdeka berdaulat dan tidak saling mengintervensi,” ujar Haedar.
Selama akar konflik itu tidak ada pemecahan, kata Haedar, akan selalu menimbulkan ketegangan dan perang berkepanjangan.
“Dan kita malu pada peradaban, sudah sejak tahun 1948, ya (konflik Palestina-Israel), sudah 75 tahun, kondisi Palestina seperti itu dan penjajahan masih terus berlangsung,” urainya.
Seruan Paus itu, kata Haedar, mengisyaratkan perlu adanya hukuman kepada Israel.
“Jadi imbauan Paus itu jadikan sebagai rujukan untuk ada punishment kepada Israel agar itu tidak terulang dan negara lain juga tidak akan mendukung terus,” kata dia.
Soal mekanisme hukuman, Haedar menyebut mengikuti mekanisme yang ada di PBB dan Mahkamah Internasional.
Haedar menambahkan, dalam konteks Indonesia, imbauan Paus itu bisa disikapi sebagai kebijaksanaan.
“Indonesia kan sudah firm ya, sikapnya tegas membela Palestina, (konflik Israel-Palestina) bukan soal primordialisme, tapi komitmen bahwa Indonesia sejak dulu dan konstitusi kita selalu menentang segala bentuk penjajahan,” ujarnya.
Pilihan Editor: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza