Informasi Terpercaya Masa Kini

Sosok Indro Warkop,Aktor yang Ogah ke Politik Usai Diancam Dibunuh,Ternyata Anak Jenderal

0 1

TRIBUNSTYLE.COM – Komedian Indro Warkop baru saja bercerita tentang alasannya masih tidak tertarik untuk terjun ke dunia politik.

Hal ini karena Indro pernah mendapatkan pengalaman buruk yang membuat dirinya enggan melirik dunia politik. Personel Warkop tersebut sampai diancam akan dibunuh. 

Diketahui Indro Warkop memiliki nama asli Drs. H. Mahatkarta Indrodjojo Kusumonegoro. Ia lahir pada 8 Mei 1958.

Namanya kini tercatat sebagai seorang pemeran, pelawak, penyanyi, dan produser film Indonesia. Indro merupakan satu-satunya anggota grup lawak Warkop yang masih hidup hingga saat ini.

Baca juga: 5 Potret Anak Kedua Dono Warkop saat Berkunjung ke Rumah Indro, Kini Sukses Jadi Ahli Nuklir

Jejak Karier Indro Warkop, si Anak Jenderal yang Gagal Jadi Perwira

Indro merupakan anak dari Irjen Pol. Mochammad Oemargatab dan Soeselia Kartanegara. Ayahnya merupakan seorang jenderal polisi sementara ibunya seorang pengusaha katering. 

Saat masih kecil Indro sempat ingin mengikuti jejak ayahnya menjadi perwira tetapi kemudian mengurungkan niatnya setelah kedua orang tuanya tidak setuju. 

Ayah Indro meninggal pada tahun 1968. Setelah kematian ayahnya, Indro membantu ibunya yang mengelola usaha katering dengan menjadi tukang berbelanja ke pasar.

Awal karier dan kesuksesan bersama Warkop bermula saat Indro kenal dengan dunia hiburan. Ia gabung dengan grup Warkop dimulai pada 1976 ketika ia masih SMA dan untuk menambah pundi pemasukan uang, ia memberanikan diri melamar menjadi penyiar radio di Prambors. 

Saat itu, rekan-rekan Warkop lainnya seperti Dono, Kasino, Nanu Moeljono dan Rudy Badil hendak membuat sebuah program siaran bertajuk obrolan santai yang berbau jenaka. Indro yang saat itu berusia paling muda diajak bergabung.

Sejak acara obrolan itu mengudara, Indro bersama keempat rekannya akhirnya mulai berkomitmen menjadi komedian dengan nama Warkop Prambors. 

Debut Indro sebagai pelawak di Warkop Prambors dimulai dengan mengisi sebuah acara perpisahan di SMA Negeri IX Jakarta, ketika ia diminta oleh Rudy Badil untuk menggantikan posisinya yang kerap mengalami demam panggung.

Indro sendiri menjadi satu-satunya personil Warkop yang bukan merupakan mahasiswa Universitas Indonesia, karena ia berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila.

Bersama Dono, Kasino dan Nanu, Indro kemudian melebarkan sayap Warkop Prambors dengan membintangi film perdana mereka dengan judul Mana Tahaaan yang dirilis pada 1979.

Nanu mengundurkan diri dari Warkop, tidak lama setelah film itu dirilis. Sejak saat itu sampai dengan tahun 1994, Warkop Prambors yang kini berganti nama menjadi Warkop DKI, sudah membintangi sebanyak 34 film komedi dan 1 film dokudrama.

Diancam Akan Dibunuh

Indro Warkop mengatakan jika tawaran ke politik sudah ada sejak masih aktif bersama Warkop DKI. Ia bercerita dari mulai masih mendapat bayaran tinggi sebagai grup komedian, sampai sama-sama diancam dibunuh karena komedi satirnya, tawaran di politik sudah ada.

“Dari mulai dibayar tinggi, sampai diancam mau dibunuh dulu (ditawari politik),” ucap Indro Warkop di kawasan Cibubur, Depok Jawa Barar, belum lama ini.

Indro Warkop mengaku jika ancaman ini didapatkannya saat dirinya ditawari politik pada era Orde Baru. 

“Jaman orde baru kami alami itu,” katanya. 

Indro berpandangan bahwa dirinya ingin bicara jujur selayaknya seniman. Di matanya, politik banyak membawa kebohongan. Indroa Warkop tak mau itu.

“Saya ini seniman, dan seniman itu berbicara jujur. Politik itu hitam putih, menang kalahnya itu apa ya, seperti kemarin ini kan,” tutur Indro.

“Seniman itu gak gitu, saya melawak gak mungkin saya melukis, gak mungkin saya memengaruhi orang lewat lukisan, saya pasti berkarya di bidang saya. Itu yang saya maksud soal kejujuran seniman,” katanya.

Komedian Indro Warkop menjelaskan alasan dirinya belum juga tertarik terjun ke dunia politik. Diakui Indro, pengalaman almarhum Dono dan Kasino yang sempat bermasalah dengan hukum karena kritik politik, membuatnya masih ingin fokus sebagai komedian.

Indro sama sekali belum menunjukkan ketertarikan di politik, ketika banyak artis yang ramai-ramai ingin jadi pejabat politik.

“Pelajaran kakak-kakak saya (Dono dan Kasino) bikin saya kekeuh ada di kesenian,” ujar Indro Warkop

Karier Indro Warkop pasca-Warkop

Selepas film Pencet Sana Pencet Sini yang dirilis pada 1994,Indro bersama Dono dan Kasino sepakat untuk tidak lagi bermain film bersama, karena di saat yang bersamaan, bisnis perfilman Indonesia juga sedang lesu akibat banyaknya film bertemakan dewasa dan diserbu oleh film-film impor dari Hollywood, Bollywood, dan Hong Kong.

Produksi Warkop pun dilanjutkan di televisi melalui serial Warkop DKI yang masih tetap diproduksi oleh Soraya Intercine Films. Setelah Kasino meninggal di tahun 1997 dan disusul Dono pada tahun 2001, Indro tetap melanjutkan nama besar Warkop, meskipun hanya sendirian.

Setelah lama vakum, Indro kembali ke layar lebar pada tahun 2011 melalui film Semesta Mendukung. Dalam film ini, ia memerankan karakter Cak Kumis yang berasal dari Jawa Timur.

Indro menjadi produser eksekutif untuk film seri Warkop DKI Reborn dari yang pertama sampai yang keempat. Karakter “Indro” sendiri diperankan oleh Tora Sudiro (film 1-2) dan Randy Danistha (film 3-4).

Kehidupan pribadi

Indro menikah dengan Nita Octobijanthy pada tahun 1981. Pasangan ini dikaruniai tiga anak, yaitu Handhika Indrajanthy Putrie, Satya Paramita Hada Dwininta, dan Harleyano Triandro Kusumonegoro.

Satya pernah menjadi anggota tim Paskibraka Nasional tahun 2001, mewakili Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pada tanggal 9 Oktober 2018, Nita meninggal dunia akibat kanker paru-paru. Jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

(Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Bayu Indra Permana)

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com

Leave a comment