Informasi Terpercaya Masa Kini

Baby Boomer Jadi Generasi Terkaya, Milenial Terimpit Krisis demi Krisis

0 1

KOMPAS.com – Generasi Baby Boomer, kelahiran antara 1946 hingga 1964, dinobatkan sebagai generasi terkaya dibandingkan kelompok lain.

Hal tersebut berdasarkan laporan perusahaan jasa keuangan multinasional Allianz dalam Global Wealth Report 2024 pada Oktober lalu.

Berbanding terbalik dengan Baby Boomer, Milenial yang lahir pada 1981-1996 dianggap sebagai pihak yang “kalah” dalam pertarungan mendulang kekayaan.

Baca juga: Gen Z dan Milenial Kelahiran Tahun Berapa Saja?

Alasan Baby Boomer generasi terkaya

Dilansir dari Fortune, Kamis (3/10/2024), Generasi Baby Boomer dinilai sebagai generasi terkaya dalam sejarah karena hidup di tengah situasi historis yang unik.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat, pasar perumahan yang terjangkau, dan pasar ekuitas yang sedang berkembang pesat, memungkinkan Baby Boomer membangun kekayaan yang melimpah.

Di sisi lain, Generasi Y atau Milenial harus terjepit “krisis demi krisis” yang menyulitkan mereka mengumpulkan pundi-pundi uang.

Baca juga: Arti Generasi Sandwich, Baby Boomer, X, Y, Z, Millenials, dan Alpha

Milenial tercatat telah menabung selama krisis keuangan 2008, pandemi Covid-19, dan periode inflasi.

Ini berarti keuntungan yang mereka dapatkan dari dana yang disimpan jauh lebih rendah dibanding generasi sebelumnya.

Selain itu, total simpanan yang ditabung oleh para Milenial selama hidup pun jauh lebih sedikit.

Dalam laporannya, Allianz mencermati beberapa individu lintas generasi dan melacak hasil tabungan mereka di sepanjang siklus ekonomi masing-masing.

Baca juga: Gen Z Kerap Memiliki Stigma Negatif di Dunia Kerja, Apa Alasannya?

Tabungan Baby Boomer bisa capai 850 persen pendapatan

Laporan menyimulasikan tabungan hidup dua Baby Boomer, Sabine dari Jerman dan Mary dari Amerika Serikat, yang sama-sama lahir pada 1960.

“Dalam analisis kami, kami mengasumsikan rasio ekuitas rata-rata 45 persen, tingkat tabungan tahunan 10 persen, dan fase tabungan 40 tahun, dimulai pada usia 20 tahun,” tulisnya, dikutip dari laman resmi, Selasa (1/10/2024).

Berdasarkan asumsi ini, Sabine mencapai imbal hasil rata-rata 6,1 persen per tahun, yang menghasilkan total tabungan 614 persen dari pendapatan yang dimilikinya pada usia 60 tahun.

Meski mengesankan, angka itu ternyata masih jauh di bawah tabungan Mary di Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Daftar Negara Paling Bahagia bagi Gen Z dan Milenial, Indonesia Peringkat Berapa?

Berkat premi risiko ekuitas sekitar dua kali lebih tinggi daripada di Jerman, Mary menghasilkan tabungan seumur hidup lebih dari 850 persen pendapatannya dengan imbal hasil 9,1 persen.

Kendati masih diuntungkan oleh tahun 1990-an yang berkembang pesat, Gen X (lahir antara 1965 sampai 1980) menghasilkan tabungan yang jauh berbeda dengan generasi sebelumnya.

Michael dari Jerman dan Christopher dari AS, misalnya, diperkirakan akan berakhir dengan imbal hasil tahunan rata-rata masing-masing sebesar 3,8 persen dan 6,7 persen.

Dengan keuntungan tersebut, dua Gen X yang lahir pada 1974 itu masing-masing akan menghasilkan total tabungan sebesar 417 persen dan 606 persen dari pendapatan.

“Jauh di bawah Baby Boomer, tetapi mereka masih bernasib lebih baik daripada Millenial,” kata Allianz.

Baca juga: Mengapa Milenial Menua Lebih Lambat dan Gen Z Tampak Lebih Tua dari Usianya?

Tidak ada generasi yang mengalahkan Baby Boomer

Dengan krisis yang mengiringi Milenial, rata-rata pendapatan Stefanie dari Jerman (kelahiran 1984) hanya tumbuh 1,8 persen per tahun selama dekade pertama masa menabungnya.

Angka tersebut jauh di bawah rata-rata pertumbuhan jangka panjang yang kurang lebih sebesar 2,7 persen.

Laporan memperkirakan imbal hasil rata-ratanya setelah 40 tahun hanya sebesar 3,1 persen, hanya setengah dari apa yang diperoleh Sabine dari Generasi Baby Boomer.

Meski demikian, Milenial masih memiliki beberapa dekade untuk terus menambah tabungan mereka sambil terus bekerja.

Namun, Allianz memperkirakan, mereka tidak akan pernah mengumpulkan kekayaan dalam jumlah yang sama seperti Baby Boomer.

Baca juga: Gen Z-Milenial Diprediksi Akan Makin Miskin akibat Terjebak Doom Spending, Apa Itu?

Sementara itu, Gen Z (lahir antara 1997 sampai 2012) yang menjadi generasi termuda yang memasuki dunia kerja, bernasib sedikit lebih baik dari Milenial.

Maximilian, Gen Z Amerika yang lahir pada 2004 misalnya, dapat memperkirakan total tabungan mencapai 766 persen dari pendapatan pada 2063.

Jumlah ini melampaui Gen X dan Milenial, meski tidak mampu melampaui Generasi Baby Boomer.

“Bahkan, dengan perilaku menabung yang sama, tidak ada generasi yang dapat menyamai akumulasi kekayaan yang dinikmati oleh Generasi Baby Boomer,” tulis Allianz.

Baca juga: Gap Generasi, Benarkah Generasi Milenial Lebih Boros?

Milenial dan Gen Z bisa jadi generasi terkaya

Baby Boomer mungkin merupakan generasi terkaya yang pernah hidup saat ini, meski masih ada waktu bagi kelompok lain untuk mengambil alih peran tersebut.

Allianz menjelaskan, pihaknya percaya dengan teori pialang properti Knight Frank bahwa mereka yang berusia antara 28-43 tahun saat ini akan menjadi generasi terkaya dalam sejarah.

Dengan kata lain, akan tiba saatnya bagi Baby Boomer mewariskan kekayaan kepada anak dan cucu mereka.

“Proyeksi menunjukkan, di AS saja, lebih dari 84 triliun dollar AS aset akan ditransfer ke generasi muda pada 2045, dengan lebih dari 53 triliun dollar kekayaan tersebut berasal dari rumah tangga generasi Baby Boomer,” tulis laporan.

“Hal ini menjadi peluang bagi Generasi Milenial untuk berpotensi menjadi generasi terkaya dalam sejarah meskipun tidak hanya melalui usaha mereka sendiri,” sambungnya.

Gen Z juga berpeluang untuk melampaui kekayaan Milenial, berkat usaha mereka sendiri dan kondisi ekonomi yang lebih baik.

Menurut Allianz, dengan meningkatnya permintaan modal untuk mendorong transformasi hijau dan digital, Gen Z memiliki peluang bagus untuk mengungguli semua generasi pendahulu.

“Jika mereka menyesuaikan perilaku menabung mereka dengan realitas baru,” pungkasnya.

Leave a comment