Informasi Terpercaya Masa Kini

Cerita Lukita Olah Rumput Laut Jadi Camilan Kekinian, Dibuat Brownies Kering

0 8

JEPARA, KOMPAS.com – Ibu rumah tangga Lukita (47), memutar otak kala mendapati produksi rumput laut di tempat ia tinggal, Desa Bondo, Kecamatan Srengseng, Jepara, Jawa Tengah, mengalami penurunan harga pada 2022.

Agar harganya tetap stabil, perempuan yang berperan sebagai Ketua Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Jaya Samudera itu memutuskan untuk mengolah rumput laut itu agar menjadi sebuah produk yang memiliki nilai tambah.

“Tektsur dari rumput laut itu tidak ada rasa dan merenyahkan. Kami bisa mengolahnya dengan berbagai cara, tergantung campuran adonan dan presentase rumput lautnya,” ujar Lukita saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (27/10/24).

Baca juga: Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Mulanya, Lukita dan timnya memproduksi brownies kukus dan panggang. Produk itu bisa bertahan sampai dua hari.

Akan tetapi, ia belum puas. Maka dari itu, Lukita mulai mencari cara agar produk olahannya bisa tahan lebih lama. Ia ingin membuat produk browniesnya bis bertahan lama dan disimpan dalam kemasan.

“Setelah beberapa kali uji coba di dapur, alhamdulillah kami menemukan resep yang pas untuk brownies kering. Sekarang produksi sudah berjalan cukup banyak,” papar dia.

Produk brownies kering itu bernama Mini Browla, brownies rumput laut dengan tekstur kering dan renyah.

Brownies ini berbentuk potongan-potongan segi empat dan diberi topping parutan keju dan kacang almond.

Wanginya semerbak, khas brownies. Potongannya yang tipis membuatnya mudah untuk digigit dan rasanya tidak terlalu manis.

Baca juga: Kembali Singgung Hilirisasi Rumput Laut, Luhut: Potensi Ekonominya Bisa Lampaui Sektor Lain

Menurut Kompas.com, tidak ada sensasi amis atau gurih layaknya nori, jenis rumput laut yang umum ditemui pada berbagi hidangan jepang. Mini browla ini cenderung dominan pada rasa coklat layaknya brownies pada umumnya.

Perlu satu tahun mantapkan resep

Proses memantapkan resep brownies kering itu membutuhkan waktu cukup lama, yakni satu tahun. Sebab, dalam prosesnya ada beragam trial and error. Terlebih, dengan karakter anggota tim yang berbeda-beda dalam menilai produk.

“Setiap menguji resep, kami selalu mencicipi terlebih dahulu sebelum meminta feedback dari konsumen. Seringkali ada suara-suara dari kelompok yang memberikan masukan,” kata Lukita.

“Misalnya produk masih terlalu keras atau kurang enak. Saat mengikuti bazaar, kami juga memberikan tester dan meminta pendapat calon konsumen,” lanjut dia.

Selain brownies, Lukita juga berinovasi mengolah rumput laut menjadi camilan lainnya. Misalnya, cheese stick, pangsit, permen jeli, bahkan kembang goyang.

“Kami juga sedang mengembangkan es rula (rumput laut) dalam kemasan,” tambah Lukita.

Adapun, Lukita ingin menyampaikan banyaknya manfaat rumput laut melalui produk yang dijualnya. Di antaranya, banyaknya kandungan yang sangat berguna bagi tubuh.

“Seperti antioksidan, anti-kanker. Ada sifat-sifat dari rumput laut itu yang baik untuk tubuh,” imbuh dia.

Baca juga: Potensi Bisnis Kuliner Rumput Laut, dari Mie Instan hingga Jus Segar

Lukita berharap, ke depannya produk hasil Poklahsar Jaya Samudera bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga luar negeri.

“Harapannya market-nya semakin luas. Peminatnya enggak melulu remaja,” celetuk Lukita.

Sebagai informasi, produk camilan olahan rumput laut ini dibanderol dengan rentang harga Rp15.000 sampai Rp50.000 tergantung ukuran kemasan. Sejauh ini, pemesanan hanya bisa melalui WhatsApp 0882-1542-8808.

Untuk diketahui, Poklahsar Jaya Samudera merupakan mitra binaan corporate social responsibility (CSR) PT Bhumi Jati Power.

Leave a comment