Gus Miftah Ditunjuk Jadi Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto,Ini Profilnya
TRIBUNNEWS.COM – Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah ditunjuk oleh Presiden RI, Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus Presiden.
Gus Miftah pun telah dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan pada hari ini, Selasa (22/10/2024) di Istana Negara oleh Prabowo.
“Miftah Maulana Habiburrahman sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” demikian pembacaan utusan khusus presiden, dikutip dari Kompas TV, Selasa.
Lantas, seperti apakah profil dari Gus Miftah yang ditunjuk menjadi Utusan Khusus Presiden ini?
Profil Gus Miftah
Dikutip dari Tribunnewswiki, Gus Miftah adalah seorang ulama, da’i, dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.
Pria kelahiran Desa Adiluhur, Jabung, Lampung Timur, 5 Agustus 1981 tersebut dikenal juga sebagai ulama muda Nahdlatul Ulama (NU).
Dia fokus berdakwah bagi kaum marjinal, baik melalui dakwah di dalam maupun di luar pesantren.
Gus Miftah diketahui merupakan keturunan ke-9 Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo.
Dia menikah dengan seorang perempuan bernama Dwi Astuti Ningsih dan dikaruniai dua anak.
Nama Gus Miftah mulai diperbincangkan publik ketika video dirinya viral saat memberikan pengajian di salah satu kelab malam di Bali.
Baca juga: Prabowo Tugaskan Gus Miftah untuk Moderasi dan Toleransi Keagamaan
Riwayat Pendidikan
- Pondok Pesantren (Ponpes) Bustanul Ulum Jayasakti, Lampung Tengah
- UIN Sunan Kalijaga fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (tidak selesai)
- S1 Pendidikan program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung Semarang (2023)
Perjalanan Dakwah
Perjalanan Gus Miftah dimulai saat usianya masih 21 tahun.
Gus Miftah mengaku ide awal berdakwah ke kaum marjinal ketika melaksanakan salat di musala sekitar Sarkem, area lokalisasi di Yogyakarta, sekitar tahun 2000-an.
Di area lokalisasi tersebut, ia mulai mengadakan kajian agama mulai rutin yang diikuti para pekerja dunia malam.
Awalnya, kegiatan yang digelar Gus Miftah mendapatkan banyak tantangannya.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan itu mulai diterima kehadirannya oleh para pekerja dunia malam.
Bahkan, banyak jemaah meneteskan mata dan mulai mengubah perilakunya secara perlahan setelah mendengar dakwah dari Gus Miftah itu.
Perjalanan dakwah Gus Miftah kemudian berlanjut ke kelab malam dan salon plus-plus.
Alasan Gus Miftah dakwah di kelab malam karena mendapati keluh kesah para pekerja dunia malam yang kesulitan mendapat akses kajian agama.
Dari cerita yang dia terima, ketika ingin mengaji di luar, mereka mengaku menjadi bahan pergunjingan.
Langkah Gus Miftah itu pun didukung oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya asal Pekalongan.
Mendirikan Pondok
Gus Miftah mendirikan pondok yang diberi nama Ora Aji yang memiliki makna tak berarti, pada 2011 lalu.
Filosofinya yakni bahwa tak ada seorang pun yang berarti di mata Allah selain ketakwaannya.
Pondok itu berada di Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Gus Miftah sering mengajak orang yang tidak punya pandangan dan ikut ke pengajian di pondok pesantren Ora Aji yang diasuhnya itu.
Di pondok tersebut, Gus Miftah sengaja menampung para santri yang sebagian di antaranya anak-anak jalanan, punk, dan mantan preman sebagai bagian dari rasa syukurnya.
Sebab, pada masa lalu, ketika baru datang dari Lampung ke Jogja, Miftah mengaku menjalani kehidupan yang sangat sulit.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Tribunnewswiki.com/Husna)