Informasi Terpercaya Masa Kini

Klaim Royalti Ditahan, Limp Bizkit Gugat Universal Musik Grup Rp 3,1 Triliun

0 2

KOMPAS.com– Vokalis Limp Bizkit, Fred Durst dan Flawless Records telah mengajukan gugatan bersama terhadap Universal Music Group (UMG), menuduh raksasa perusahaan musik itu menahan royalti streaming musik.

Durst sebagai perwakilan grup, menggugat UMG lebih dari 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,1 triliun atas pelanggaran kontrak, penyembunyian yang curang, dan pelanggaran hak cipta, di antara masalah lainnya.

Dia juga berusaha membatalkan semua kontrak dengan UMG atas nama band mereka dan Flawless Records.

Limp Bizkit menuduh perusahaan sebenarnya tidak pernah bermaksud untuk membayar mereka.

Baca juga: Histeris Tiada Akhir Saat Limp Bizkit Gebrak Soundrenaline 2018

Juga menyebut perusahaan telah membuat dan menerapkan perangkat lunak dan sistem royalti yang sengaja dirancang untuk menyembunyikan royalti artis dan menyimpan keuntungan tersebut untuk diri mereka sendiri.

Dalam gugatan yang diajukan di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Pusat California, band dan label rekaman tersebut mengklaim bahwa mereka belum dibayar atas lebih dari setengah miliar streaming yang telah mereka kumpulkan di tengah kebangkitan popularitas mereka belakangan ini. 

Untuk diketahui, band yang dibentuk pada tahun 1994, Limp Bizkit mengalami peningkatan popularitas hingga 68 persen sebelum merilis album baru, Still Sucks.

Itu berkat berkat media sosial dan penampilan mereka di Lollapalooza 2021.

Baca juga: WAMI Perkenalkan ATLAS untuk Pendistribusian Royalti ke Pencipta Lagu

“Meskipun ada ‘comeback’ yang luar biasa ini, band tersebut masih belum dibayar satu sen pun oleh UMG dalam bentuk royalti hingga mengambil tindakan terhadap UMG,” demikian isi gugatan tersebut.

Dalam gugatannya, Durst mengungkap juga alasan UMG menahan untuk tidak membayar royalti pada mereka. 

UMG mengklaim royalti tersebut ditahan untuk mengembalikan uang mereka sekitar 45 juta dollar AS atau sekitar Rp 669 miliar yang telah diinvestasikan perusahaan tersebut pada band tersebut selama bertahun-tahun.

Vokalis utama itu menambahkan bahwa ia tidak menyuarakan kekhawatiran apa pun hingga mantan pemilik Flip Records mengungkapkan kepadanya bahwa Flip Records telah menerima “jutaan dolar” dari UMG selama bertahun-tahun dari aset band tersebut.

Flip Records adalah label rekaman tempat Limp Bizkit sebelumnya bekerja pada tahun 1996 sebelum mereka bekerja sama dengan label rekaman Interscope milik UMG pada tahun 2000.

“Dalam peninjauan dokumen yang dapat diakses oleh Penggugat, mereka menemukan bahwa UMG tidak memberikan penghitungan terperinci atas dugaan biaya ganti rugi,” isi dokumen tersebut.

“Telah mengklaim biaya ganti rugi untuk waktu yang sangat lama, dan sama sekali tidak menerbitkan pernyataan royalti untuk periode tertentu, termasuk periode ketika Limp Bizkit menjual jutaan album,” kata gugatan tersebut.

Khususnya, tuduhan tersebut menyatakan bahwa UMG gagal mengeluarkan pernyataan royalti selama puncak ketenaran Limp Bizkit dari tahun 1997 hingga 2004.

Yaitu saat mereka menjual rekaman terbanyak, memiliki pemutaran radio terbanyak, dan masih banyak lagi.

Limp Bizkit, yang mencapai puncak popularitasnya pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, mengklaim bahwa mereka bukan satu-satunya grup yang tidak mendapat royalti dan bahwa mungkin ratusan artis lain juga mengalami nasib yang sama.

Universal Music Group menolak berkomentar tentang gugatan tersebut.

Leave a comment