Informasi Terpercaya Masa Kini

Kolaborasi Fapet IPB dan Arutmin Indonesia Bina Peternak Sapi tentang Budi Daya dan Kesehatan Ternak

0 9

BANJARMASINPOST.CO.ID – Kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA) kembali dijalin antara dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Fapet IPB) dengan PT Arutmin Indonesia Tambang Asamasam, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel). 

Melalui Program Kedaireka tahun 2024 ini, dosen Fapet IPB yang terdiri dari Prof Panca Dewi Manu Hara Karti, Prof Luki Abdullah, Prof Rudy Priyanto, dan dosen Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, Prof Tintin Rostini, menjalin kerjasama dengan PT Arutmin Indonesia Tambang Asamasam di bidang “Penguatan Usaha Sapi Potong melalui Penerapan Teknologi Produksi Hijauan Lengkap Fermentasi pada Wilayah Pascatambang Batubara”.

Setelah dua minggu lalu kelompok peternak sapi binaan PT Arutmin Indonesia diberi pelatihan tentang hijauan pakan lengkap fermentasi, maka pada Jumat (11/10/2024) mereka diberi pelatihan tentang budi daya, reproduksi dan kesehatan ternak. 

Kegiatan dilaksanakan di Sentra Pertanian Terpadu (SPT) PT Arutmin Indonesia yang berlokasi di Desa Pandan Sari Kecamatan Kintap, Tala, Kalsel. Tercatat setidaknya ada 8 kelompok peternak sapi binaan Arutmin Asamasam. Tiap kelompok beranggotakan sekitar 8-15 peternak. 

Acara dibuka oleh Superintendent Admin & Community Development and External Affair (CDEA) PT Arutmin Indonesia Tambang Asamasam, Endang Wawan. Kepada peserta pelatihan, Wawan menyampaikan bahwa harapannya para peternak sapi mendapat pengetahuan baru tentang cara beternak sapi, terutama dalam hal budidaya dan kesehatan hewan.

“Melalui program ini, diharapkan peternak sapi binaan PT Arutmin Indonesia Tambang Asamasam yang ada di lingkar tambang, bisa mengobati hewan ternak yang sakit, sehingga meminimalisir angka kematian ternak. Selain itu peternak juga diharapkan mampu menghasilkan hewan ternak dengan kualitas lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi peternakan,” ungkap Wawan.

Materi pelatihan disampaikan oleh dua narasumber yaitu Prof Rudy Priyanto (Guru Besar Fapet IPB) dan Prof Dr. Drh. Iman Supriatna (Guru Besar Kedokteran Hewan IPB). 

Menurut Rudy, bahwa dalam beternak sapi, peternak bisa memilih beternak sapi untuk pembiakan (breeding) atau penggemukan (fattening).

“Jika fokus breeding, maka peternak harus memilih indukan yang berkualitas agar anakan sapi yang dihasilkan juga berkualitas. Pakan yang diberikan memiliki kandungan nutrisi yang cukup, karena tidak mengejar bobot badan sapi,” papar Rudy.

“Sedangkan jika fattening, maka fokusnya adalah menghasilkan bobot badan sapi yang semaksimal mungkin dalam waktu relatif singkat. Sehingga diperlukan pakan dengan kandungan nutrisi tinggi”, lanjut Rudy.

Rudy juga memaparkan bahwa asal mula sapi di Indonesia terdiri dari sapi lokal, sapi India, dan Sapi Eropa. Persilangan diantara ketiganya menghasilkan berbagai jenis sapi lainnya yang unggul dan sesuai dengan iklim tropis Indonesia.

Sementara itu Prof. Dr. Drh. Iman Supriatna, menyampaikan materi tentang reproduksi dan kesehatan hewan ternak. Prof Iman menjelaskan pentingnya peternak mengetahui kapan sapi betina berada pada fase birahi, mengetahui kebuntingan, dan penanganan saat kelahiran. 

Prof Iman juga menjelaskan berbagai jenis penyakit sapi beserta cara mengatasinya. “Sebenarnya peternak dapat mengobati sendiri sapi yang sakit, apalagi sekarang obat-obatan hewan ternak banyak tersedia di toko online. Yang penting peternak memiliki pengetahuan tentang jenis penyakit dan obatnya. Jika dalam kondisi darurat, peternak dapat menghubungi PPL Peternakan atau dokter hewan setempat,” sebut Iman. 

Di akhir acara, Ketua Tim Kedaireka, Prof Panca Dewi Manu Hara Karti berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya peternak sapi binaan PT Arutmin Indonesia. 

“Melalui sharing keilmuan seperti ini kami berharap hasil penelitian kami di perguruan tinggi dapat bermanfaat bagi masyarakat. Kami pun juga mendapat banyak pengalaman dari peternak. Kegiatan Kedaireka ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” ungkap Panca Dewi. 

Tercatat kegiatan yang dimulai sejak Juli 2024 ini telah melibatkan 10 mahasiwa S1 Prodi Peternakan Uniska, 3 mahasiwa S1 Fapet IPB, dan 1 orang mahasiswa S3 Fapet IPB. Mereka para mahasiswa mengikuti program MBKM berupa magang, penelitian skripsi, dan penelitian disertasi doktor. Topik utama penelitian yang dilakukan berupa budidaya hijauan pakan ternak di lahan pascatambang batubara untuk mendukung usaha sapi potong.

“Sedangkan bagi Arutmin, tentu harapannya dapat bermanfaat untuk mewujudkan program CSR yang tepat sasaran bagi masyarakat. Selain itu juga harapannya lahan pascatambang batu bara dapat lebih produktif untuk menghasilkan hijauan pakan ternak. Jadi semoga melalui kegiatan ini semua mendapatkan manfaat dan keuntungan,” tutup Panca Dewi. (*)

Leave a comment