Kisah Frank Serpico, Polisi yang Ungkap Kebobrokan NYPD, tapi Dibiarkan Hampir Meninggal
KOMPAS.com – Frank Serpcio menjadi sosok yang disanjung sekaligus dibenci di New York, Amerika Serikat (AS) pada 1970-an.
Frank adalah petugas kepolisian berdarah Italia yang bertugas di Departemen Kepolisian New York (NYPD).
Ia menjadi sosok yang dikagumi warga New York karena berani membongkar praktik korupsi dan kejahatan yang terjadi di NYPD.
Namun, Serpico juga menjadi sosok yang dibenci polisi karena kebobrokan NYPD terbongkar dan membuat publik heboh.
Baca juga: Teka-teki Penemuan 7 Mayat di Kali Bekasi, Muncul Dugaan Kelalaian Polisi
Siapa Frank Serpico?
Dilansir dari All Thats Interesting, Minggu (21/1/2021), Serpico lahir dengan nama Francesco Vincent Serpico dari keluarga Italia-Amerika.
Semasa muda, Serpico begitu mengidolakan polisi yang bekerja di NYPD yang berpatroli di lingkungan tempat tinggalnya di Bedford-Stuyvesant, Brooklyn.
Berangkat dari rasa kagum, Serpico mewujudkan mimpinya bergabung dengan NYPD pada 1959. Ia menjadi polisi tingkat pemula di NYPD pada 11 September 1959.
Namun, keberadaan Serpico di NYPD tidak disukai oleh rekan-rekannya. Hal ini karena ia tidak begitu akrab dengan rekan-rekannya di kantor polisi Brooklyn.
Selain itu, Serpico juga dikenal sebagai sosok yang flamboyan dan karismatik serta memiliki kebiasaan dan minat yang berbeda dengan polisi pada umumnya, seperti menyukai pertunjukan seni, balet, dan orkestra.
Selama menjalankan tugasnya, Serpico terkadang juga melakukan penangkapan pelaku kejahatan di luar wilayah tugasnya.
Baca juga: Penemuan Mayat Membusuk di Atas Pohon Bukit Gembok Cinta Sleman, Ini Kata Polisi
Frank Serpico temukan kebobrokan di NYPD
Kecintaan Serpico terhadap NYPD perlahan hancur setelah ia menyaksikan korupsi yang merajalela di kantornya.
Ia melihat rekan-rekanya menerima suap, seperti makanan gratis hingga uang dari penjahat, penjudi, preman, dan pengedar narkoba di kotanya.
Serpico yang melihat praktik busuk tersebut merasa tidak nyaman dan berinisiatif melaporkan hal ini kepada pemerintah kota New York.
Ia mulai mengumpulkan nama-nama petugas yang bersengkongkol dengan penjahat dan mengajukannya kepada pemerintah kota.
Serpico tentu berharap laporannya diterima. Namun, realita tidak berjalan sesuai dengan apa yang ia inginkan. Tidak ada satupun pejabat yang mendengarkan aduannya.
Baca juga: Video Viral Pencuri Motor di Tangerang Tembak Korban yang Berusaha Melawan, Ini Kata Polisi
Frank Serpico bocorkan informasi kepada New York Times
Serpico yang tidak terima karena laporannya soal korupsi di NYPD tidak digubris lantas menceritakan hal ini kepada David Durk, seorang lulusan Amherst College yang menjadi perwira pada tahun 1963 setelah berhenti dari sekolah hukum.
Serpico dan Durk kemudian menyampaikan informasi soal kebobrokan NYPD kepada surat kabar New York Times pada 1970.
Berita soal kebobrokan NYPD begitu meledak hingga mendorong pemerintah kota memulai penyelidikan.
Pemerintah kota New York kemudian menggelar sidang terbuka pada pertengahan 1970 dengan menghadirkan Serpico.
Di sana, Serpico diberi kesempatan untuk menyampaikan kesaksian dan bukti soal korupsi yang terjadi di NYPD.
Ia dan Durk juga menekan Wali Kota New York John V Lindsay untuk membentuk Komisi Knapp untuk mengusut kasus tersebut.
Hari di mana Serpico bersaksi menjadi momen ia semakin dimusuhi oleh rekan-rekannya dan membahayakan nyawanya sendiri.
Baca juga: Kompolnas soal Penemuan 7 Mayat di Kali Bekasi: Polisi Harus Belajar dari Kasus Afif
Frank Serpico dibiarkan hampir mati
Setelah melaporkan kasus korupsi, Serpico dipindahtugaskan ke Divisi Narkotika NYPD.
Pada 3 Februari 1971, ia bersama beberapa rekannya yang bertindak sebagai petugas cadangan diperintahkan menangkap seorang pengedar narkoba di lingkungan Latin di Brooklyn.
Dilansir dari Politico, lokasi penggerebekan pengedar narkoba tersebut berada di lantai empat apartemen.
Serpico mendapat tugas tersebut karena ia bisa berbicara dalam bahasa Spanyol.
Saat masuk ke apartemen, Frank dijaga oleh petugas cadangan yang berada di sebelah kiri sambil berdiri di tangga dengan jarak tidak lebih dari delapan kaki.
Ia juga dijaga oleh petugas cadangan lainnya yang berada di sebelah kanan dan berdiri di tangga.
Baca juga: Viral, Video Pengendara Motor Tabrak Polisi Saat Razia, Takut Ditilang
Saat Serpico mendobrak pintu apartemen, pengedar narkoba membanting pintu hingga tertutup rapat yang menjepit kepala, bahu kanan, dan lengannya.
Ia juga melihat pengedar narkoba yang menjadi target penangkapan menodongkan pistol miliknya.
Serpico sempat berteriak kepada petugas cadangan yang berada di belakangnya untuk segera bertindak, namun mereka sama sekali tidak membantu.
Pengedar narkoba segera melepaskan tembakan ke arah wajah Serpico yang membuatnya jatuh di lantai dengan kondisi berlumuran darah.
Saat Serpico tidak berdaya, petugas cadangan yang menjaganya juga tidak datang, apalagi memanggil ambulans.
Nyawa Serpico selamat setelah seorang pria tua memanggil bantuan lalu datanglah mobil ambulans dan patroli polisi.
Saat Serpico dilarikan ke rumah sakit, ia mendengar bahwa petugas patroli berkata, “Jika saya tahu itu dia, saya akan meninggalkannya di sana untuk mati kehabisan darah, saya baru tahu kemudian.”
Serpico selamat dalam tragedi mengerikan itu. Namun, NYPD tidak pernah melakukan penyelidikan kenapa ia dibiarkan tertembak di apartemen saat penggerebekan pengedar narkoba.
Baca juga: 4 Fakta Bentrok Brimob dan Polisi di Tual, Berawal dari Razia Knalpot
Frank Serpico dapat penghargaan
Pada 1971, Serpico dianugerahi Medal of Honor, penghargaan tertinggi NYPD untuk keberanian dalam bertindak.
Namun, penghargaan tersebut tidak diberikan karena ia berani membongkar korupsi.
Ia menduga, Medal of Honor diberikan kepadanya karena desakan Kepala Polisi Sid Cooper, sosok yang sangat menyadari sisi gelap NYPD yang ingin saya ungkap.
“Namun mereka menyerahkan medali itu kepada saya seperti melemparkan sebungkus rokok kepada saya,” kata Serpico.