Wisatawan di Congkar, Manggarai Timur, Disambut dengan Kain Tenun Khas dan Tradisi Unik Setempat
BORONG,KOMPAS.com – Wisatawan mancanegara dan Nusantara yang berwisata di Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur disambut oleh warga setempat dengan kain puncatiti dan selendang leros.
Motif kain puncatiti dan selendang leros sangat berbeda dengan kain tenun di wilayah Manggarai Raya.
Kain tenun bermotif puncatiti dan selendang leros didedang oleh kaum perempuan yang diwarisan turun temurun.
Baca juga: Jelajah Hutan Poco Ndeki sambil Amati Elang Flores di Manggarai Timur
Seperti pada penjemputan anggota DPRD Manggarai Timur yang sudah dilantik 2 September 2024, Apolonaris Davianus, pada 6 September 2024 di pintu gerbang halaman Kampung Wangkar, Desa Ranamese.
Kaum perempuan dan tua-tua adat, bahkan anak-anak mengenakan kain tenun puncatiti dipadukan dengan selendang leros (lendang leros) khas masyarakat setempat.
Tepat pukul 18.00 wita, kaum perempuan dan tua adat sudah menunggu di pintu gerbang dengan pakaian adat kain tenun puncatiti dan Selendang Leros, serta topi puncatiti sungguh terasa nuansa budaya setempat.
Kepok Adat
Saat rombongan tiba di pintu gerbang Kampung Wangkar, tua-tua adat sudah membentang sebuah tikar adat untuk menyambut wisatawan.
Tamu juga mengenakan kain tenun puncatiti dan selendang leros demi mempertahankan budaya setempat.
Baca juga: Dekorasi Motif Kain Songke Manggarai Timur di Podium Ruang Konferensi Pers KPU
Selanjutnya. tua-tua adat dengan kain tenun bermotif Puncatiti duduk diatas tikar dan tamu juga dipersilahkan duduk diatas tikar tersebut.
Kemudian tua adat melakukan kepok adat (penyambutan adat) dan seekor ayam sebagai rasa syukur atas keberhasilan dalam perjuangannya.
Tarian Kelong
Satu rangkaian tradisi masyarakat Kampung Wangkar saat menyambut tamu atau wisatawan yang berwisata di wilayah itu yakni tradisi tarian kelong dari pintu gerbang kampung sampai di halaman kampung.
Hal itu dilakukan oleh masyarakat setempat saat menyambut tamu. Nyanyian adat serta memukul gong untuk memberikan semangat kepada para penari yang mengantar tamu.
Wempi Jevianus kepada Kompas.com, 6 September 2024 menjelaskan, Kampung Wangkar dan beberapa kampung disekitarnya sebagai pusat warisan budaya kain tenun bermotif puncatiti dan Selendang Leros (Lendang Leros)
“Kami memiliki tradisi menyambut tamu dengan memakian kain tenun puncatiti dan Selendang Leros,” jelasnya.
Wempi menjelaskan, wilayah Congkar kaya akan warisan budaya selain wisata alam. Yang lebih unik adalah kain tenun bermotif Puncatiti dan selendang leros.
Baca juga: Porang yang Menghidupi Petani di Manggarai Timur
Wisata alam di wilayah Congkar seperti air terjun, gua alam, persawahan terasering dan Watu Tondol (batu bersusun).
Selain itu ada kampung tradisional Pembe, Congkar dan Pata. Kampung Pembe adalah kampung tetua di wilayah Congkar dengan compang (batu mezbah) yang sangat besar.
Warisan budaya kaum perempuan
Davianus menjelaskan, setiap rumah di Kampung Wangkar dan kampung sekitar ada kaum perempuan yang melakukan dedang atau menenun kain puncatiti dan selendang Leros.
“Kain tenun Puncatiti dan Selendang Leros merupakan warisan budaya dari kaum perempuan secara turun temurun. Kain tenun puncatiti bisa dijahit menjadi baju kemeja san jas. Motif kain tenun puncatiti dan selendang leros sangat berbeda dengan motif lainnya di wilayah Manggarai Raya, NTT. Untuk itu saya ajak wisatawan mancanegara dan Nusantara untuk berwisata di pusat kain tenun Puncatiti dan Selendang Leros,” jelasnya.