Informasi Terpercaya Masa Kini

Ortu Angkat Meninggal,Gadis Usia 13 Tahun Dapat Warisan Rp18 M,Ayah Ibu Kandungnya Langsung Muncul

0 2

TRIBUNJATIM.COM – Seorang gadis 13 tahun mendadak dapat warisan Rp18 miliar dari orang tua angkatnya yang meninggal.

Begitu putrinya dapat warisan Rp18 M, orang tua kandungnya justru langsung muncul dan datang menemuinya.

Kemunculan orang tua kandung sang gadis ini pun menjadi perhatian netizen.

Baca juga: Ribut Soal Warisan, Kakak Kandung Bakar Rumah Adiknya di Jombang, Polisi Beber Kronologisnya

Gadis itu pun diketahui bernama Dongtong dari China.

Sang gadis dulu memang sempat ditelantarkan oleh orang tua kandungnya.

Hingga akhirnya Dongtong diadopsi oleh orang tua angkat.

Dan ya, seusai diadopsi, Dongtong diperlakukan dengan baik oleh orang tua angkatnya.

Mereka selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan Dongtong, baik fisik maupun emosional.

Orang tua angkat Dongtong juga dikenal sosok pekerja keras hingga bisa menjalankan bisnis dan hidup berkecukupan.

Namun saat usia Dongtong menginjak 13 tahun, orang tua angkatnya meninggal dunia.

Khawatir soal masa depan putrinya tersebut, orang tua angkat Dongtong meninggalkan warisan dan aset real estate.

Di mana aset tersebut senilai lebih dari Rp18 miliar.

Setelah itu, Dongtong tinggal bersama paman yang merupakan kerabat dari orang tua angkatnya dan mendapat kasih sayang penuh.

Namun tetiba saja, orang tua kandung Dongtong datang dan berniat ingin kembali mengadopsi putrinya tersebut.

Melihat hal itu, sang paman pun auto curiga.

Apalagi sebelumnya mereka diketahui telah menelantarkan Dongtong.

“Kenapa selama ini mereka tidak datang menjemput anaknya?” tutur sang paman, melansir Sanook.

“Atau mereka hanya menginginkan harta yang akan diterima Dongtong setelah kematian orang tua angkatnya?” imbuhnya.

Orang tua kandung Dongtong lalu menceritakan kisah sedih dan alasan mengapa mereka sempat menelantarkan anak-anaknya.

Baca juga: Tugito Sempat Tak Rela Tanahnya 1 Meter Persegi Tergusur Tol, Kini Dapat Ganti Rugi Rp3,9 Juta

Namun hal itu tak berhasil membuat paman dan keluarga angkat Dongtong yakin.

Ditambah lagi, dari sudut pandang hukum, hak asuh Dongtong memang akan jatuh ke paman dan bibinya.

“Anda harus memahami bahwa Dongtong ditinggalkan hanya satu hari setelah dilahirkan.”

“Dalam 13 tahun terakhir, orang tua kandungnya tidak pernah datang menemuinya sekalipun.”

“Hingga orang tua angkatnya meninggal, mereka baru datang menemui saya. Artinya, ada tujuannya,” imbuh sang paman.

Kasus ini pun sampai sekarang juga belum menemui titik terang.

Namun banyak netizen yang berpendapat orang tua kandung Dongtong tak bisa memaksa dan harus membiarkan putrinya tersebut memilih dan memutuskan sendiri.

Sementara itu di Indonesia, sosok pria paruh baya bernama Kamsori menuai rasa prihatin karena sudah tiga tahun tinggal di dalam kandang domba.

Kamsori asal Indramayu, Jawa Barat, tersebut kini tinggal di kandang domba gegara tanah warisan dijual saudara.

Kisahnya disorot saat dikunjungi politisi Dedi Mulyadi di tempat tinggalnya, Kamis (26/9/2024).

Diketahui, Dedi Mulyadi telah kembali melakukan kebiasaannya blusukan ke masyarakat.

Kali ini ia mengunjungi seorang warga di Indramayu yang tinggal di kandang domba bernama Kamsori, Kamis (26/9/2024).

Dedi Mulyadi mengatakan, sebelumnya kebiasaan blusukan dirinya sempat terhenti karena ia sibuk membantu pembebasan Pegi Setiawan.

Ia adalah pria yang diduga terlibat kasus Vina Cirebon yang status tersangkanya kini dinyatakan ilegal menurut sidang praperadilan. 

Kemudian ia juga sibuk karena urusan pencalonan Gubernur Jawa Barat pada Pilkada Jawa Barat 2024.

“Setelah kemarin-kemarin sibuk dengan kasus Vina dan persiapan pencalonan Pilkada Jabar, hari ini kembali ke habitat,” ucapnya.

“Menyusuri gang kecil lagi dan akhirnya tiba di Indramayu, Kampung Haur Geulis,” ujar Dedi Mulyadi melalui sambungan telepon, dilansir dari Kompas.com.

Dedi Mulyadi mengaku, ia mendatangi daerah tersebut karena mendapat informasi ada warga yang tinggal di kandang domba.

Belakangan diketahui, nama warga tersebut adalah Kamsori.

“Infonya ia tidur di kendang domba, ternyata betul,” jelas Dedi Mulyadi.

Setelah bertemu, Dedi Mulyadi pun mendengarkan kisah hidup Kamsori.

Kamsori menuturkan, sebelumnya ia tinggal digubuk yang beralamat di RT 15 RW 7, Desa Sumbermulya, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, selama puluhan tahun.

Ia mengaku pernah menikah, namun tak memiliki anak hingga istrinya memilih untuk bercerai.

“Kak punya rumah, dulu masih ikut istri, tapi udah cerai,” kata Kamsori saat bertemu KDM, dikutip dari TribunSumsel.com

“Saya sudah tinggal di situ sekitar 24 tahun. Suka dukanya kalau musim hujan enggak bisa tidur karena rembes dan bocor, kadang banjir juga,” ungkapnya.

Bahkan Kamsori juga sempat memiliki rumah dan tanah warisan yang kini sudah dijual oleh saudaranya untuk membayar utang.

Tanah warisan tersebut seluas 10 bata.

“Ya, kasihan, Pak, namanya saudara perlu bantuan kita bantu. Saya ikhlas,” kata Kamsori.

Kini, sang istri telah meninggalkannya, dan aset pun tak ada lagi.

Dedi Mulyadi tertegun saat mendengar curhat Kamsori tersebut.

Kamsori sebelumnya punya pekerjaan merawat hewan ternak orang lain seperti domba, ayam dan lainya dengan upah paro bati (separuh laba). 

“Nah, karena tidak punya tanah dan rumah, akhirnya ia tinggal bersama domba orang lain yang dirawatnya. Hal itu dilakukannya selama tiga tahun,” ujar Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi prihatin dengan kondisi Kamsori yang sudah tua harus tidur bercampur dengan aroma domba.

“Bapak bisa tidur di sini dengan nyenyak? Udah biasa? Apa enggak jadi penyakit kalau jangka panjang, enggak kena paru-paru?,” sambung Dedi Mulyadi.

“Alhamdulilah Allah punya kuasa enggak dikasih penyakit,” jawab Kamsori.

Untuk kehidupan sehari-hari pun ia tak jarang dibantu oleh tetangganya.

Bahkan tak jarang ia mendapatkan bantuan obat-obatan juga.

Meski begitu, Kamsori masih memiliki mimpi untuk membangun rumah yang layak terpisah dari kambing piaraannya.

“Pengin punya rumah mah, tapi (uang) enggak ada,” ujarnya.

Dedi Mulyadi mengatakan, kondisi yang dialami warganya memicu empati teman-teman KDM.

Akhirnya mereka membantu Kamsori dengan dibuatkan rumah yang layak huni.

Dedi Mulaydi merasa bahwa pria paruh baya tersebut memiliki sikap rela mengorbankan hidupnya demi membantu orang lain.

“Bapak ini luar biasa rela mengorbankan diri hidup susah demi membantu saudaranya melunasi utang,” ucap KDM.

“Akhirnya teman-teman saya membantu dia dengan membangunkan rumah,” katanya.

Menurut Dedi Mulyadi, Kamsori tidak mendapat fasilitas dan bantuan apapun dari negara. 

“PKH pun dia tidak punya. Hal inilah yang membuat teman-teman saya empati,” kata Dedi Mulyadi.

Mendapat bantuan, tangis Kamsori pun pecah di pelukan Dedi Mulyadi.

Leave a comment