Informasi Terpercaya Masa Kini

Pasutri Punya Bayi Kembar 5 Mendadak Miliarder Dapat Rp2 M dari Pemerintah,Nasib Beda Sama Warsilah

0 7

TRIBUNJATIM.COM – Punya bayi kembar lima, pasangan suami istri di Korea Selatan bernama Kim Joon Yeong (31) dan Sagong Hye Ran mendadak jadi miliarder.

Mereka kaya mendadak setelah diketahui mendapat bantuan Rp2 miliar dari pemerintah.

Hal ini berbeda dengan yang dialami Warsilah dan Nuraeni di Indonesia.

Baca juga: Nasib Pemuda Dulu Viral Kehilangan 6 Anggota Keluarganya Tewas Sekaligus Imbas Kecelakaan, Tuai Pilu

Ya, berbeda dengan di Indonesia, ada alasan mengapa pemerintah Korsel jor-joran dalam memberikan bantuan.

Diketahui, pasutri dari Provinsi Gyenggi ini dikaruniai lima bayi kembar pada 20 September 2024.

Momen langka ini pun seolah jadi kabar baik bagi Korea Selatan.

Pasalnya Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan tingkat kesuburan terendah di dunia.

Kim Joon Yeong dan Sagong Hye Ran dikaruniai tiga anak laki-laki dan dua bayi perempuan.

Kelima bayi kembar ini dilahirkan melalui operasi caesar di Rumah Sakit St Mary.

Kim sudah menyiapkan nama panggilan untuk lima anaknya ini.

Mereka menyebut lima bayi kembar ini dengan sebutan ‘PangPang Rangers’.

Rupanya nama ini terinspirasi dari acara TV Power Rangers, mengingat jumlah mereka sama-sama lima orang.

Seolah setuju dengan orang tua bayi tersebut, presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol menyebut mereka sebagai Power Rangers.

Presiden Korsel pun mengucapkan selamat kepada orang tua serta staf media.

Melansir dari Straits Time via TribunTrends.com, Yoon Suk Yeol juga mengirimkan hadiah kepada bayi kembar lima ini.

Sang presiden memberi pakaian bayi warna merah, oranye, kuning, hijau, dan biru.

Selain itu, presiden juga memberikan rumput laut yang ditanam secara alami.

Di Korea Selatan, rumput laut dipercaya sebagai makanan yang bisa mempercepat pemulihan pasca persalinan.

Merayakan kelahiran yang langka ini, pemerintah Korea Selatan memberikan voucher senilai 14 juta won (Rp160,5 juta) untuk perawatan anak.

Ada pula bantuan keuangan 5 juta won atau (Rp57,3 juta) untuk biaya pengobatan dan bantuan pengasuhan.

Pemerintah Kota Dongducheon juga berencana memberikan voucher senilai 15 juta won (Rp172 juta) kepada keluarga tersebut.

Kabarnya voucher tersebut memiliki kredit moneter yang bisa dibelanjakan secara lokal.

Totalnya, keluarga bayi kembar lima diperkirakan menerima lebih dari 170 juta won (Rp1,9 M) bantuan nasional dan lokal.

Bantuan ini bisa dipergunakan selama bertahun-tahun membesarkan anak-anak mereka.

Bantuan ini turut termasuk tunjangan pengasuhan anak bulanan.

Baca juga: 4 Tahun Tak Pernah Bersihkan Rumah Kontrakan, Pasutri Kabur Tinggalkan Sampah 3 Truk, Pemilik Syok

Pejabat dari Dongducheon mengatakan bahwa kelahiran bayi kembar lima ini merupakan berkah bagi kota mereka.

Sebagai informasi, kelahiran kembar lima adalah momen yang jarang terjadi di Korea Selatan.

Kelahiran kembar lima di Korea Selatan sebelumnya tercatat pada tahun 1987 dan 2021.

Tetapi kelahiran kembar lima sebelumnya terjadi melalui pembuahan secara medis.

Sedangkan yang membuat kelahiran kali ini istimewa adalah karena pembuahannya secara alami.

Sementara di Indonesia, nasib berbeda dialami pasangan suami istri Warsilah (39) dan Nuraeni (32) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang juga punya bayi kembar lima.

Pasalnya kini mereka harus berjuang untuk menghidupi dan merawat kelima anak mereka.

Belum lagi mereka masih harus kontrol ke rumah sakit.

Melansir Tribun Jabar, bayi kembar lima ini merupakan kehamilan kedua Nuraeni, sementara satu anaknya kini berusia sembilan tahun dalam kehamilan pertama.

Warga Desa Bodas, Kecamatan Tukdana, ini tidak menyangka, kehamilan keduanya memberikan sebuah kejutan.

Bayi kembar lima tersebut lahir pada Minggu (7/7/2024), melalui operasi sesar yang berlangsung mulai pukul 18.44 dan selesai pukul 19.45.

Terdiri dari empat bayi perempuan dan satu bayi laki-laki.

Beda waktu kelahiran antar bayi itu pun hanya selang satu menit saja.

Baca juga: Nasib Ibu Hamil Terpaksa Ditandu Menuju Puskesmas, Melintasi Jalanan Berbatu saat Akan Melahirkan

Sementara itu, sang suami Warsilah menambahkan bahwa sebentar lagi bayi kembar A5 genap berusia 3 bulan.

Namun karena lahir prematur, mereka tetap harus kontrol ke RSUD Indramayu.

Beruntungnya, semua biaya perawatan dicover oleh BPJS Kesehatan dan Pemkab Indramayu.

Namun untuk biaya operasional ke rumah sakit, Warsilah mengaku harus selalu memutar otak.

Warsilah sendiri tinggal di sebuah desa yang letaknya di ujung Indramayu dan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka.

Dalam kesehariannya, ia merupakan seorang petani dan menyewa lahan sawah milik saudaranya untuk digarap.

Untuk menambah penghasilan, ia membuka warung di rumahnya.

Sejak bayi A5 lahir, ia murni tidak bisa beraktivitas di luar rumah.

Ia dan Nuraeni harus menghabiskan waktu untuk mengurus kelima bayi kembar tersebut.

Beruntungnya, ada tetangga yang mau secara sukarela ikut membantu pasangan ini.

Tetangga tersebut rutin datang setiap hari hanya untuk membantu mengurus bayi.

Pertolongan ini sangat disyukuri oleh Warsilah dan Nuraeni.

Namun saat malam hari, hanya mereka berdua yang mengurus bayi, pasangan ini pun melakukan shift agar salah satunya bisa beristirahat.

Namun tidak jarang pula keduanya harus bergadang sepanjang malam jika semua bayi menangis.

“Kalau malam memang suka nangis, apalagi bayi ke- 2, ke- 3, dan ke- 4. Kalau yang pertama dan terakhir anteng, tapi kalau lagi nangis, ya mau enggak mau berdua enggak tidur ngurus bayi.”

“Apalagi sekarang lagi kena flu semua,” kata Warsilah.

Karena kesibukan mengurus bayi ini, lanjut Warsilah, warung tersebut pun menjadi andalannya untuk mendapat pundi-pundi rupiah.

Hanya saja, penghasilan dari warung tidak menentu, terlebih saat ini sedang sepi.

Sedangkan kontrol kelima bayi kembar juga tetap harus berjalan, termasuk kebutuhan lainnya seperti popok, susu, dan lain sebagainya.

Warsilah menceritakan, untuk sekali kontrol ke rumah sakit, bisa menghabiskan biaya kurang lebih Rp300-500 ribu.

Mobil yang disewa sendiri memang tidak harus dibayar karena merupakan mobil siaga desa.

Namun sopir yang mengantar hingga bensin menjadi tanggungannya. 

Saat kontrol ia juga tidak bisa hanya berdua dengan istrinya.

Warsilah turut mengajak tetangga yang mau bersedia menggendong salah satu bayi kembar tersebut.

Warsilah mengaku, secara hitung-hitungan, memang sulit bagi dirinya mengatur keuangan agar semua yang menjadi kebutuhan tercukupi.

Namun, kata dia, rezeki sudah ada yang mengatur, ia pun menjelaskan, kondisi ekonominya saat ini cukup.

“Alhamdulillah ada saja yang berbaik hati menolong, seperti dari Polres kemarin kunjungan bawa sembako bawa kebutuhan bayi, kemudian ada juga dari yayasan, dan lain-lain,” ujar dia.

Di balik itu, Wasilah dan Nuraeni bersyukur dengan kehadiran kelima bayi kembar A5 tersebut.

Mereka berharap, kelak bayi-bayinya tumbuh sehat dan bakal menjadi kebanggaan keluarga.

Bahkan saat ini mereka sengaja membuat akun media sosial untuk kelima bayi kembarnya tersebut.

Harapannya, kelak mereka bisa menjadi konten kreator terkenal.

Akun Instagram @babykembar_a5 itu pun kini sudah memiliki 6.000 followers.

Leave a comment