Review Film: TRAP
M.Night Shyamalan kembali meluncurkan sebuah film yang cukup menarik perhatian publik dengan pemeran utama Josh Harnett yaitu berjudul “TRAP”. film ini diluncurkan agustus 2024 yang mengusung tema thriller dimana fokus cerita pada seorang pria, seorang ayah dan seorang suami yang terlihat sangat manis namun ternyata memiliki kehidupan kedua sebagai pembunuh berantai yang sadis dan diburu satu negara.
Oke desclaimer, review ini mengandung spoiler jadi untuk pembaca yang tidak ingin kena spill lebih baik stop membacanya sampai tulisan ini saja. oke jujur film ini aku kasih rating 3.5/5 kenapa? karena banyak hal yang tidak masuk akal dan smooth untuk menjafi sebuah kebetulan dalam film ini.
Film ini bertujuan untuk menceritakan bagaimana seorang pembunuh berantai yang secara tidak sengaja terjebak dalam sebuah konser pop artis terkenal dan konser itu memang disiapkan untuk menjebak pembunuh berantai itu.
Pemeran utama dalam film ini bukanlah protagonis melainkan antagonis atau antihero, selama film selain premis cerita yang padat dab bagus, perlu digarisbawahi bahwa film ini juga berkedok sutradara yang mencoba memperkenalkan anaknya kepada dunia agar lebih terkenal.
Meski terdengar sangat nepotisme untuk Shymalan karena sang putri yaitu Saleka Night Shyamalan menjadi salah satu pemeran utama juga dalam film ini sebagai artis terkenal yang melakukan konser tersebut.
Walau begitu, film ini berhasil membuat saya kagum akan kemampuan akting Josh Harnett yang mana sebagai pemeran utama aktor tersebut mampu untuk menghasut penonton agar terus mendukungnya sebagai penjahat dan ingin ia terbebas dari jebakan konser tersebut. Teknik sorot kamera seolah-olah kita berhadapan langsung dengan pembunuh berantai tersebut terasa sangat nyata.
Pada paruh pertama film kita sudah disajikan ketegangan yang dirasakan oleh “The Butcher” untuk bisa lepas dari kungkungan konser tersebut dengan selamat, seperti karya Shymalan sebelumnya Plot twist dalam film ini cukup membuat tercengang dan membingungkan dalam waktu bersamaan. meskipun tidak menjual Plot twist dalam film ini, melainkan aksi petak umpet The Bucther dengan FBI dan dalam paruh pertama kita disajikan POV dari Cooper sebagai The Butcher namun paruh kedua dan ketiga eksekusi ceritanya seolah-olah memaksakan dan terlalu too good to be true untuk seseorang bisa terlepas dari cengkraman ribuan polisi dalam tempat sempit seperti konser.
Namun hal yang perlu disorot tentu saja Josh Harnett yang luar biasa dalam memerankan psikopat dan seorang family man dalam waktu bersamaan ia bahkan bisa memerankan 2 kepribadian tersebut dengan sempurna. saya saat menonton merinding dengan kerealistisan Josh Harnett sebagai sosiopat sesungguhnya.
Aktingnya bersama Ariel Donoghue sebagai ayah dan anak juga sangat realistis, selain itu yang membuat takjub adalah desain produksi untuk konser “Lady Raven” yang memakai orang asli tanpa CGI memberikan kesan sesungguhnya konser dan mengajak penonton untuk hanyut dalam lagu yang dibawakan sepanjang film disamping tarik ulur cerita yang tegang bercampur komedi.
Film ini juga memberikan lagu dan soundtrack yang ditulis, di arransemen dan dinyanyikan langsung oleh Saleka Shymalan yang membuat film ini berkesan bukan film nepotisme asal-asalan. Akting pemerannya dan premis cerita yang sangat meyakinkan bisa menjadi alasan untuk bisa menonton film ini pada platform nonton legal karena mungkin film ini sudah tidak tayang di bioskop.