Informasi Terpercaya Masa Kini

Review Film “Lolo and the Kid”, Kisah Menyentuh Kakek dan Cucu Penipu

0 60

Pertama kalinya menonton film Filipina. Bukan karena keingintahuan secara sengaja mencari tahu. Namun karena lewat Netflix lah membuat saya tahu dan menonton film Filipina.

Mulanya, saya tidak berniat menuliskan reviewnya. Namun ternyata di minggu ini, film dari Filipina itu mendapatkan posisi cukup cemerlang dalam pencarian teratas. Masuk 10 besar pada film teratas di Indonesia pada platform Netflix.

Ternyata antusias pengguna Netflix Indonesia pada film Filipina ramai juga. Membuat saya tergerak untuk menuliskan review film Filiphina.

Berjudul Lolo and the Kid. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, artinya adalah kakek dan anak. Sebuah film drama keluarga asal Filipina yang rilis pada tahun 2024. Tayang di Netflix pada 07 Agustus 2024.

Disutradarai oleh Benedict Mique. Dibintangi oleh Euwenn Mikaell dan Joel Torre.

Lolo and the Kid menceritakan tentang seorang kakek dan anak laki-laki yang melakukan penipuan kepada orang-orang kaya. Kakek tua itu bernama Lolo yang diperankan oleh Joel Torre. Partner menipunya adalah seorang anak laki-laki yang bernama Kid. Diperankan oleh Euwenn Mikaell.

Keseharian mereka adalah memanfaatkan rasa simpati dari orang kaya yang baik hati. Di saat lengah, mereka pun melancarkan aksinya untuk meraup kekayaan yang bisa mereka bawa.

Sebelum melancarkan aksinya, Kakek Lolo mencari terlebih dahulu mangsa yang akan menjadi korban. Ia menyusuri rumah-rumah di kawasan elit. Melihat sekeliling dan mengawasi keadaan target rumahnya. Seperti ada berapa orang yang tinggal di sana, sampai jam pulang sang tuan rumah.

Targetnya adalah orang kaya raya yang baik hati dan penyayang anak-anak. Tentunya dengan niatan agar mereka simpati terhadap Kid sang anak jalanan. Apalagi jika orang kaya itu tidak memilik anak. Sudah dipastikan menjadi incaran mereka. Melihat sekeliling rumah apakah terdapat sepeda atau mainan anak-anak atau tidak. Jika tidak, besar kemungkinan rumah itu adalah yang mereka tuju.

Jika sudah mendapatkan target rumah yang hendak ditipu, keduanya akan berdiam diri di trotoar tepat di rumah itu. Memasang muka memelas dengan pakaian yang compang-camping. Dengan beberapa properti layaknya seorang pemulung.

Lambat laun sang pemilik rumah akan iba melihatnya. Mempersilakan Kakek Lolo dan Kid masuk untuk makan besama. Ditawari menginap agar bisa tidur nyenyak beristirahat di kasur yang empuk.

Kebaikan itu mereka manfaatkan dengan mengambil apa saja yang bisa mereka ambil di malam hari. Setelah itu, mereka langsung kabur begitu saja meninggalkan rumah itu.

Akting Kakek Lolo dan Kid memang berhasil menipu korban mereka. Sampai-sampai ada sepasang suami istri yang berniat mengadopsi Kid. Memberi sejumlah uang kepada Kakek Lolo agar meninggalkan Kid di rumah mereka. Kakek Lolo pura-pura menolak, sampai akhirnya ia pun dengan raut terpaksa mengambil uang itu dan meninggalkan cucunya.

Saat malam tiba dan suasana sudah sepi, Kakek Lolo menunggu di depan rumah. Menunggu Kid tiba sambil membawa hasil curiannya. Mereka pun kembali meninggalkan rumah itu.

Kehidupan mereka terus seperti itu. Setelah mendapatkan keuntungan dari hasil menipu, Kakek Lolo dan Kid menghabiskan hasil menipunya untuk makan, menginap di motel, karoke bersama, jalan-jalan, membeli pakaian mahal, dan hal-hal menyenangkan yang ingin mereka lakukan bersama.

Suatu hari, Kakek Lolo mencari Kid di sebuah taman yang cukup luas setelah dirinya mencari korban baru yang akan menjadi target berikutnya. Ternyata, Kid sedang berdiri di depan gerbang Sekolah Dasar. Ia sangat ingin sekolah dan belajar membaca.

Lambat laun, Kakek Lolo akhirnya tersadar bahwa masa depan Kid jauh lebih berarti. Ia adalah seorang penipu yang membesarkan bayi laki-laki yang ia temukan di jalanan. Lalu ia rawat dan ia ajak menipu untuk melancarkan aksinya. Namun Kid hanya seorang anak-anak yang memiliki hak dan kesempatan mendapatkan pendidikan. Jangan sampai berakhir seperti dirinya.

Sampai akhirnya, Kakek Lolo benar-benar meninggalkan Kid di sebuah rumah besar yang dihuni oleh sepasang suami istri yang terlihat baik hati dan taat agama. Dengan penuh keyakinan serta berbalut rasa tega, Kakek Lolo pergi begitu saja. Kid yang mengetahui itu bukan sebuah akting seperti biasanya, langsung mengejar kakeknya dengan penuh air mata dan teriakan.

Tidak mudah bagi Kid untuk beradaptasi dengan keluarga baru dan berpisah dari Kakek Lolo. Meski kini ia bersekolah seperti yang dia inginkan, tetap saja Kakek Lolo adalah satu-satunya keluarga yang ia punya sejak bayi.

Secara garis besar, film ini memiliki alur cerita yang menarik. Latar cerita yang mengharukan. Meski Kakek Lolo dan Kid adalah penipu, tetapi kisah mereka begitu menyentuh. Apalagi saat penonton diberi faktar bahwa Kid bukanlah cucu kandung Kakek Lolo. Melainkan bayi yang dibuang di jalanan.

Mereka tidak hanya kompak dalam menjalankan aksi penipuan, tetapi keduanya sali menyayangi satu sama lain. Meski tidak diutarakan dengan kata-kata, tetapi keduanya tidak mau kehilangan satu sama lain.

Visual yang ditampilkan juga memanjakan mata penonton. Dengan tone warna yang kalem, membuat film ini nyaman secara visual.

Hanya saja, film dramatis seperti ini kurang dieksekusi dengan maksimal. Saya rasa, film ini bisa lebih dramatis jika didukung dengan komponen pendukung yang memadai. Seperti cara pengambilan kamera dan latar musik yang mendukung setiap adegan.

Jika cerita ini diadaptasi dengan versi Indonesia, saya yakin akan jauh lebih menyentuh dan sempurna. Terbukti dari banyak film drama yang menguras air mata di Indonesia yang tak pernah gagal membuat banjir seisi bioskop.

Meski begitu, film ini tetap mengharukan berkat alur cerita yang memang sudah bikin sedih dan terharu. Apalagi di bagian ending yang menampakkan adegan bahwa sampai dewasa, Kakek Lolo selalu membersamai tumbuh kembang dan pencapain Kid. Kakek Lolo tidak pernah meninggalkan Kid. Hanya saja, Kakek Lolo ingin Kid tidak bernasib sama seperti dirinya.

Leave a comment