Informasi Terpercaya Masa Kini

Kabur ke India, Mantan PM Hasina Disebut akan Kembali ke Bangladesh

0 6

KOMPAS.com – Putra mantan Perdana Menteri (PM) Bangladesh) Sheikh Hasina, Sajeeb Wazed Joy mengatakan, ibunya akan kembali ke negaranya.

Untuk diketahui, Sheikh Hasina mengundurkan diri dari jabatannya dan kabur dari Bangladesh pada awal Agustus 2024 karena kerusuhan besar-besaran.

Wazed menegaskan, saat ini ibunya masih berada di India dan kepulangannya menunggu hasil pemilihan umum (Pemilu) diumumkan.

Meskipun demikian, Wazed masih belum tahu apakah ibunya akan kembali terjun ke dunia politik atau tidak.

“Pasti dia akan kembali. Apakah dia kembali ke dunia politik atau tidak, keputusan itu belum dibuat. Dia sudah muak dengan perlakuan yang diterimanya,” ungkap Wazed, dikutip dari BBC.

Wazed memberikan pernyataan tersebut beberapa jam setelah peraih Nobel, Muhammad Yunus diambil sumpahnya sebagai kepala pemerintahan sementara Bangladesh.

Baca juga: Muhammad Yunus Gantikan PM Bangladesh Sheikh Hasina, Peraih Nobel yang Jadi Bankir Rakyat Miskin

Demo besar-besaran di Bangladesh

Unjuk rasa di Bangladesh dimulai pada Juni 2024 untuk menentang penambahan kuota pegawai negeri sipil.

Menurut demonstran yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa, kuota yang ada dianggap tidak adil dan hanya menguntungkan loyalis partai berkuasa.

Namun, protes justru semakin meluas dan berujung pada tuntutan mundur Hasina, dikutip dari media Perancis, Le Monde.

Ratusan ribu demonstran turun ke jalan di ibu kota Bangladesh, Dhaka, untuk menuntut PM Sheikh Hasina mengundurkan diri. 

Hasina pun dilaporkan mundur dan kabur ke negara asalnya, India pada Senin (5/8/2024).

Baca juga: Jejak Politik Sheikh Hasina, PM Bangladesh yang Mundur Setelah Demo Maut

Kerusuhan di Bangladesh

Dalam kerusuhan tersebut, setidaknya hampir 100 orang dilaporkan meninggal dunia.

Baik pihak pengunjuk rasa, pro pemerintah, maupun kepolisian, semuanya terlibat bentrok di jalanan.

Sinyal internet untuk ponsel juga dibatasi dengan ketat di seluruh penjuru negeri untuk mengendalikan kerusuhan, dikutip dari Economic Times.

Selain itu, kantor-kantor ditutup dan lebih dari 3.500 pekerja garmen juga ditutup, mulai Senin (5/8/2024) hingga Rabu (7/8/2024).

Kerusuhan dalam aksi protes tersebut menjadi salah satu yang paling buruk selama 15 tahun Hasina berkuasa.

Baca juga: WNI di Inggris, Lebanon, dan Bangladesh Diminta Waspada, Ini Imbauan Kemenlu

Leave a comment