Para Tokoh Muda NU yang Temui Presiden Israel Dikritik Keras MUI andamp PBNU,Pose Penuh Senyum
TRIBUNJATIM.COM – Aksi para tokoh muda sekaligus cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) yang temui presiden Israel, Isaac Herzog, dikritik keras.
Tampak lima cendekiawan NU tersebut tampak berpose formal sambil tersenyum.
Sedangkan Isaac Herzog juga tersenyum duduk di depan mereka.
Diketahui, foto tersebut terpajang di akun Instagram Zainul Maarif.
Ia adalah salah satu tokoh muda NU yang juga satu dari lima orang yang bertemu dan foto bareng Presiden Israel Isaac Herzog.
Pertemuan lima cendekiawan NU dengan Isaac Herzog ini pun ramai dianggap melanggar prinsip kemanusiaan.
Pertemuan itu pun mendapatkan kritik dan cibiran keras dari berbagai pihak.
Karena seperti diketahui, hingga saat ini Israel masih terus melakukan serangan brutalnya ke Gaza.
Di saat yang bersamaan, Israel masih gencar melakukan agresi hingga tindakan genosida di Gaza dan Palestina.
Kekejaman Israel ini mengakibatkan banyak korban sipil tewas, termasuk lansia, perempuan dan anak-anak.
Dalam foto yang beredar, Presiden Israel duduk dengan menggunakan stelan jas warna biru gelap.
Sedangkan lima cendekiawan muda NU terlihat berdiri di belakang Isaac Herzog.
Mereka ada yang mengenakan batik dan jas sambil berpose bahagia dengan melempar senyuman.
Nama lima cendekiawan NU yang menemui dan foto bareng Presiden Israel Isaac Herzog adalah Gus Syukron Makmun, Dr Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Baca juga: Pantas Tak ada Nama Palestina, Google Bela Diri Bantah Hapus dari Maps, Cuma Muncul Gaza dan Rafah
Usai ramai soal lima Nahdliyin yang menemui Presiden Israel tersebut, kini akun Instagram @nahdlatululama banjir kecaman dari netizen.
Beberapa netizen menyayangkan sikap NU yang bak mendukung gerakan zionis Israel.
“Oh ngedukung zionis nih?” tulis seorang netizen.
“BANGGA AMAT KETEMU PENJAJAH, PAKE SENYUM2 SEGALA?”
“Kasihan para pendiri NU , sementara penerusnya gak ada empati sama perjuangan rakyat Palestina,” tulis lainnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Savic Ali menganggap, pertemuan Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog di tengah serangan Israel ke Palestina sebagai sebuah tindakan yang tidak dapat diterima.
Savic Ali menegaskan, kunjungan kelima warga NU tidak atas nama organisasi.
PBNU juga belum mengetahui atas dukungan pihak mana mereka berangkat ke Israel.
“Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan,” katanya, Minggu (14/7/2024).
Savic Ali sangat menyesalkan hal itu, dikutip dari Tribunnews.com.
Kunjungan tersebut dinilai sebagai tindakan orang yang tak memahami geopolitik dan tak mengerti kebijakan NU secara organisasi, mengutip nu.or.id.
Bahkan dirinya juga menyebut pertemuan lima Nahdliyin tersebut tak memahami perasaan seluruh warga NU.
Baca juga: Pekerja Bandara ini Enggan Isi Bahan Bakar Pesawat Israel yang Mendarat Darurat
Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebut, kepergian lima orang ini ke Israel adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana di tengah situasi yang memanas antara Israel dan Palestina.
Apalagi, NU sebagai organisasi, berada di barisan depan mengutuk serangan terus menerus yang dilakukan Israel.
“Kunjungan itu juga melukai perasaan kita semua,” kata Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, PBNU saat ini sedang mendalami persoalan ini.
Selain itu PBNU juga segera memanggil mereka untuk dimintai keterangan.
“Yang bersangkutan akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang dan siapa yang memberangkatkan serta hal-hal prinsip lainnya,” ujar Gus Ipul.
PBNU juga memanggil pimpinan badan otonom dan lembaga PBNU tempat lima aktivis NU ini mengabdi.”
“Jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi, bukan tidak mungkin kelima orang ini akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau banom,” tegasnya.
Tak hanya pihak PBNU, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menyesalkan aksi para Nahdliyin tersebut.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menyesalkan lima tokoh muda NU yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Sudarnoto menilai, pertemuan ini tidak layak terjadi di tengah genosida terhadap warga Palestina oleh Israel.
“Saya sangat menyesalkan sekali ada aktivis muda NU pergi ke Israel.”
“Sangat memprihatinkan saat puluhan ribu warga Palestina dibunuh secara bengis dan menjijikkan oleh Israel, lima aktivis ini bertemu Presiden Israel.”
“Semua warga bangsa Indonesia memang berhak dan bahkan wajib membela Palestina,” kata Sudarnoto kepada Tribunnews.com, Senin (15/7/2024).
Sudarnoto meminta para aktivis muda NU tersebut tidak mengabaikan konstitusi.
Menurut Sudarnoto, para aktivis muda NU tersebut telah melanggar konstitusi dengan bertemu Presiden Israel.
“Jangan abaikan konstitusi. Mereka melanggar konstitusi. Menteri luar negeri RI saja tidak pernah melakukan seperti itu,” tutur Sudarnoto.
“Apa mereka tidak paham bahwa Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel?
Apa mereka enggak paham bahwa pemerintah Indonesia tidak akan pernah membuka hubungan diplomatik dengan Israel sepanjang mereka masih menjajah? Apa mereka juga tidak mengerti konstitusi RI?” tambah Sudarnoto.
Sudarnoto mempertanyakan kepergian para aktivis muda NU ke Israel, apakah sengaja melanggar konstitusi.
“Kalau mereka mengerti dan pergi ke Israel, artinya mereka sengaja melanggar dan menantang konstitusi.”
“Mereka tidak punya kepekaan sama sekali dan harus minta maaf secara terbuka,” pungkasnya.