Siswa Pekanbaru Lolos Kampus Nomor 1 Dunia, Ini Strateginya Raih Nilai Tinggi
KOMPAS.com – Fansen Fansen Candra Funata adalah siswa kelas 12 di SMA Swasta Darma Yudha, Pekanbaru. Nilai rata-rata yang ia ukir di sekolahnya adalah 99 dari 100.
Siswa asal Sumatera Bagian Tengah ini juga merupakan salah satu runner-up Academy of Champions yang digelar oleh Ruang Guru. Selain pencapaiannya di Academy of Champions, Fansen juga memiliki sederet prestasi akademik. Berikut cara belajar Fansen dikutip dari Schoters Indonesia.
Diterima di kampus nomor satu dunia
Ia berhasil meraih Medali Perak di International Physics Olympiad dan aktif dalam penelitian ilmiah. Salah satu penelitiannya bahkan telah dipublikasikan di European Journal of Physics, jurnal Q2 terindeks Scopus.
Baca juga: Wapres Gibran: AI Bukan Ancaman, Anak Muda Jangan Ketinggalan
Tak hanya unggul di bidang sains, Fansen juga menunjukkan kemampuan akademik luar biasa dalam bahasa Inggris. Ia meraih skor IELTS 8.0 dan hampir sempurna di SAT dengan perolehan 1540 dari 1600.
Karena segudang prestasi yang dimilikinya, pemuda asal Riau ini berhasil diterima di kampus nomor satu dunia Massachusetts Institute of Technology (MIT).
MIT sendiri memiliki tingkat penerimaan yang sangat ketat. Bagaimana tidak? Menurut pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS), Institusi pendidikan tinggi tersebut berada di posisi teratas selama 13 tahun berturut-turut sejak 2012.
Untuk tahun ini, MIT hanya menerima sekitar 4 persen dari pendaftarnya. Dari 29,282 pendaftar, hanya 1,324 yang diterima.
Bagi siswa yang bercita-cita melanjutkan pendidikan di luar negeri, Fansen membagikan beberapa kiat untuk meraih skor tinggi di IELTS dan SAT.
Tips belajar untuk IELTS
International English Language Testing System (IELTS) adalah tes kemampuan bahasa Inggris yang digunakan untuk keperluan akademik maupun imigrasi.
Tes ini mengukur kemampuan dalam empat aspek utama: Listening, Reading, Writing, dan Speaking. IELTS sering digunakan sebagai syarat masuk universitas di negara-negara berbahasa Inggris, seperti Inggris, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
Baca juga: Libur Anak Sekolah Lebaran 2025 Dimulai Hari Ini, Cek Daftar Lengkapnya
1. Listening – Biasakan nonton film Bahasa Inggris
Fansen punya strategi belajar yang unik, yaitu mencari hiburan sekaligus belajar listening. Ia merasa terbantu karena sudah terbiasa mendengar percakapan bahasa inggris di film. Secara tidak sadar, ini akan membuat siswa lebih mudah memahami percakapan dalam bahasa inggris dan akan memudahkan saat tes listening nanti.
“Listening IELTS, aku lebih terbantu karena sudah sering nonton film bahasa inggris. Jadi kalau sudah mendengar obrolan bahasa Inggris sudah terbiasa saja,” jelas Fansen seperti dikutip Schoters, Kamis (30/01/25).
2. Reading – Banyak baca novel bahasa Inggris
Segala hal bisa jadi sumber pembelajaran, tidak terkecuali novel dengan genre memang disukai siswa. Menurut Fansen, dengan membaca novel, ide dan pokok bacaan panjang dalam bagian tes reading akan lebih mudah dipahami.
“Aku sering baca novel bahasa inggris, ini juga membantu banget untuk tes SAT,” lanjutnya.
3. Writing – Pakai Chat GPT buat review hasil latihan writing
Fansen juga memanfaatkan teknologi terkini untuk pembelajarannya. Ia menggunakan ChatGPT untuk meminta penilaian setelah mengerjakan latihan menulis bahasa inggris. Penilaian dan saran yang diberikan oleh ChatGPT ini nantinya bisa dipakai untuk meningkatkan kualitas jawaban saat tes.
Namun, saran dari ChatGPT ini perlu diolah lagi supaya bahasanya bisa lebih natural saat menjawab tesnya.
“Aku buat instruksi ke ChatGPT habis mengerjakan latihan writing, aku biasanya minta review ke ChatGPT biar dikasih saran, dan karena sarannya bisa digunakan untuk tes sungguhannya, jadi sangat membantu,” jelas Fansen.
Baca juga: Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif dalam Perencanaan Negara
4. Speaking – Ngobrol sehari-sehari dengan teman pakai Bahasa Inggris
Untuk menghadapi tes speaking, Fansen sering berbincang dalam bahasa Inggris dengan teman-temannya di sekolah. Hal ini membantunya menjadi lebih percaya diri dan berbicara dengan lebih alami saat tes berlangsung.
“Kalau speaking, aku di sekolah sering ngomong sama temen pakai bahasa inggris, jadi ya lebih natural aja waktu ada tes yang asli,” ujarnya
Bisa karena biasa
Scholastic Assessment Test (SAT) adalah ujian standar yang digunakan untuk seleksi masuk perguruan tinggi di Amerika Serikat. Tes ini mengukur keterampilan berpikir kritis, pemahaman membaca, dan kemampuan matematika.
SAT terdiri dari dua bagian utama: Evidence-Based Reading and Writing (ERW) serta Math. Skor maksimal yang bisa diperoleh adalah 1600.
Baca juga: Suka Tantangan, Lulusan James Cook University Ini Pilih Kerja di PT Freeport Indonesia dan Hadapi Keluhan Masyarakat Timika
1. English (Writing & Reading) – Perkaya kosakata dengan membaca novel klasik berbahasa Inggris
Membaca novel klasik memang tidak mudah. Meski begitu, Fansen memanfaatkan jenis novel ini untuk mendulang berbagai kosakata baru yang tidak bisa ditemukan pada novel dengan penggunaan diksi yang biasa-biasa saja. Mencari novel klasik dengan genre yang sesuai minat bisa membuat pembelajaran lebih seru.
“Cara aku mengerjakannya itu lebih ke, lebih banyak membaca saja. Jadi pas waktu liburan itu, aku beli beberapa novel, yang klasik ya, biar lebih menambah kosakata gitu, dan itu sangat membantu di tesnya,” kata dia.
2. Mathematics – Banyak latihan supaya paham pola soal dan mengasah ketelitian
Sebagai siswa yang langganan menang olimpiade, matematika bukanlah tantangan besar bagi Fansen. Namun, ia harus tetap melakukan mengerjakan latihan soal agar lebih siap menghadapi ujian dengan teliti.
“Kalau maths, karena aku anak olimpiade, jadi sudah sangat membantu sih, tinggal perlu teliti sama sering review saja, target mungkin sehari ya, mengerjakan satu practice test, lah. Practice test itu biasanya 90 soal,” pungkasnya.