Informasi Terpercaya Masa Kini

Kereta Cepat Whoosh Catatkan Kenaikan Tren Penumpang, Biang Kerok Rugi WIKA?

0 72

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah tudingan sebagai penyebab kerugian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), rata-rata penumpang harian Kereta Cepat Jakarta -Bandung Whoosh terus meningkat hingga Juli 2024.

Data Kementerian BUMN menunjukkan bahwa rata-rata penumpang harian Kereta Cepat Jakarta – Bandung Whoosh mulai mengalami kenaikan sejak diberlakukan harga tiket dynamic pricing pada Februari 2024.  

Rata-rata penumpang harian Whoosh mencapai 15.188 penumpang pada Februari 2024. Jumlah itu kemudian turun ke 12.442 penumpang per Maret. 

Baca Juga : Klaim WIKA atas Biaya Bengkak Kereta Cepat Whoosh Capai Rp5 Triliun

Meski sempat menurun selama periode tersebut, rata rata-rata penumpang harian Whoosh mengalami tren peningkatan sejak April hingga Juli 2024. 

Perinciannya, rerata penumpang harian per Maret mencapai 12.443 orang. Jumlah itu naik menjadi 13.664 penumpang per April, kemudian 16.760 penumpang pada Mei, lalu meningkat ke 17.882 penumpang per Juni dan mencapai 22.023 per Juli 2024. 

Baca Juga : : Garap Kereta Cepat WHOOSH, Dividen PT KAI Amblas Sejak 2021

“Tren penumpang Whoosh terus meningkat seiring strategi dynamic pricing serta peningkatan layanan, sehingga total penumpang telah mencapai 3,9 juta,” tulis data Kementerian BUMN yang dikutip pada Sabtu (13/7/2024). 

Pada awal masa operasi Kereta Cepat Jakarta – Bandung pada 18 Oktober 2023, pemerintah menetapkan harga tiket promo Rp150.000 yang berlaku hingga November 2023. Harga ini kemudian berubah menjadi Rp200.000 dari Desember 2023 hingga Januari 2024. 

Baca Juga : : Kereta Cepat WHOOSH Raup Ratusan Miliar, KCIC Mampu Bayar Utang China?

Dengan penetapan harga tersebut, Kementerian BUMN mencatat rata-rata penumpang harian selama Oktober 2023 sampai dengan Januari 2024 mengalami fluktuasi. 

“Sejak Februari 2024 diberlakukan harga tiket dengan dynamic pricing. Meskipun sempat menurun pada Maret 2024, tetapi sejak April 2024 menunjukkan tren peningkatan sampai dengan Juli 202,” tulis Kementerian BUMN. 

Sementara itu, dalam perkembangan lain, proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung Whoosh dituding sebagai salah satu penyebab membengkaknya kerugian emiten BUMN konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) pada 2023.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan ada dua komponen yang mempengaruhi keuangan perseroan, yakni tingginya beban bunga dan beban lain-lain yang bengkak karena kerugian PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI)

“Di dalam laporan tadi ada dua komponen yang pertama adalah beban bunga yang cukup tinggi, kedua adalah beban lain-lain di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat yang tiap tahun juga cukup besar,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (8/7/2024).

Sepanjang tahun lalu, WIKA membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp7,12 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari posisi 2022 yang mencapai Rp59,59 miliar. Sedangkan beban lain-lain, meningkat 310,16% menjadi Rp5,4 triliun.

“Memang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung, yang memang dari penyertaannya saja sudah Rp6,1 triliun, kemudian yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun sehingga hampir Rp12 triliun,” kata Agung.  

Untuk diketahui, pelaksana proyek Whoosh adalah PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan 60% saham, dan konsorsium China.  

Adapun kepemilikan PSBI terdiri atas perusahan-perusahaan pelat merah, yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI), Wijaya Karya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), dan PT Perkebunan Nusantara VIII. Adapun WIKA tercatat mengempit 38% saham PSBI.

Leave a comment