Informasi Terpercaya Masa Kini

20 Dongeng Pendek yang Menarik dan Kaya Pesan Moral untuk Anak

0 3

Membaca dongeng memang menjadi cara menarik untuk memperkuat hubungan dengan anak. Tak hanya itu saja, Mama juga bisa mengajarkan banyak pelajaran hidup yang berharga untuk perkembangan anak melalui cerita dongeng yang dibacakan.

Jika membacakan dongeng panjang terkesan membosankan sebagai cara mengajarkan anak, Mama bisa coba membacakan kisah dongeng pendek yang menarik kepada anak. Apalagi, cerita dongeng pendek saat ini sudah banyak tersebar dan mudah untuk Mama temukan.

Kalau Mama membutuhkan referensi cerita lainnya, berikut Popmama.com sudah merangkum beberapa dongeng pendek yang menarik dan punya pesan moral untuk anak secara lengkap.

Ayo, simak cerita dongeng anak pendek yang menarik dan dapat menjadi inspirasi keluarga berikut ini!

Kumpulan Dongeng Pendek yang Menarik dan Punya Pesan Moral untuk Anak1. Singa dan Tikus yang Ingin Berbalas Budi

Suatu hari, Tikus jail menggoda Singa yang sedang tidur siang. Lantaran terganggu, sang Raja Hutan marah dan berniat untuk memakan tikus tersebut. Alhasil, Tikus itu menangis ketakutan dan meminta ampun kepada Singa untuk memaafkan dan melepaskannya.

Terlepas dari statusnya sebagai Raja Hutan, Singa tetap merasa kasihan dan akhirnya melepaskan si Tikus. Tikus itu lalu berterima kasih dan berjanji bahwa dirinya akan membalas kebaikan Singa suatu hari nanti.

Singkat cerita, Tikus mendengar suara meringis dari Singa. Ternyata, Singa itu tertangkap jaring yang dipasang oleh pemburu. Tikus lalu membantu Singa dengan menggerogoti jaring tersebut hingga putus. Untungnya, mereka bisa kabur dan menyelamatkan diri.

Pesan moral:

  • Melalui cerita dongeng pendek di atas, Mama dapat mengajarkan anak tentang pentingnya saling tolong menolong antar sesama tanpa memandang perbedaan.
  • Selain itu, Mama juga bisa mengajarkan kepada anak untuk tanpa ragu membalas kebaikan yang sudah dilakukan orang lain dengan tulus.

2. Kisah Pasir dan Batu

Alkisah, ada dua orang sahabat yang sedang melakukan perjalanan bersama. Sebut saja dua orang sahabat itu dengan nama Budi dan Danu.

Ketika di perjalanan, mereka ternyata terlibat dalam pertikaian yang akhirnya membuat Danu menampar Budi. Walau tak membalas, Budi pun menulis kejahatan yang sudah dilakukan sahabatnya di atas pasir.

Kedua sahabat ini tetap melanjutkan perjalanan mereka, walau ada pertikaian yang terjadi di antara keduanya. Pada pertengahan jalan, Budi tergelincir dan masuk ke dalam sungai. Meski sempat kesal, Danu pun tetap menolong Budi yang hampir tenggelam.

Kebaikan dari Danu tadi membuat Budi menuliskan apa yang sudah terjadi padanya di suatu batu. Melihat itu, Danu pun terheran dan bertanya-tanya, “Mengapa kejahatan ditulis di atas pasir? Sementara kebaikan ditulis di atas batu?”

Budi pun menjawab bahwa tulisan pada pasir bisa dihempaskan angin. Itu artinya, kejahatan yang ditulisnya di atas pasir bisa dimaafkan dengan mudah. Sementara kebaikan diukir di atas batu tidak akan mudah dihapus. Itu artinya, suatu kebaikan dari orang lain harus selalu diingat.

Pesan moral:

  • Dari perumpamaan yang ada pada cerita dongen pendek di atas, Mama bisa mengajarkan kepada si Kecil untuk memaafkan kejahatan orang lain secara tulus dan mengingat kebaikan yang telah dilakukan orang lain kepada dirinya.

3. Kisah Kancil dan Buaya

Kisah ini dimulai dari Kancil yang suatu hari merasa kelapara ketika berada di tengah hutan. Dia lalu melihat ke arah seberang sungai dan ada pohon apel di sana. Akan tetapi, derasnya aliran sungai tak memungkinkan dia bisa menyebrangi sungai itu sendirian.

Singkat cerita, si Kancil mendapatkan ide. Dia lalu menghampiri sekumpulan buaya yang berada di tepi sungai. Dengan kecerdikannya, Kancil lalu mengelabui para Buaya kalau dia membawa daging segar dari raja untuk mereka.

Tiada disangka, Buaya ternyata percaya dengan Kancil. Mereka pun berbaris dari tepi sungai sampai ke ujung sampai membentuk jembatan. Kancil lalu menyebrangi sungai dengan melompati Buaya sambil berpura-pura menghitung jumlah mereka.

Setelah tiba di ujung sungai, Kancil mengucapkan terima kasih kepada para Buaya karena dia bisa menyebrangi sungai tersebut. Kancil lalu langsung pergi melarikan diri dan dengan bebas bisa memakan buah-buahan untuk menghilangkan laparnya.

Pesan moral:

  • Melalui cerita dongeng pendek tentang Si Kancil dan Buaya, Mama bisa mengajarkan kepada anak agar mereka lebih bijak lagi dalam menggunakan kecerdikannya. Hal ini jadi penting untuk diajarkan supaya tidak ada orang lain yang merasa dirugikan dengan kecerdikan si Kecil.

4. Sireum jeung Japati

Zaman dahulu kala, ada Semut yang terjatuh ke dalam air saat sedang minum di sisi sungai. Saat itu, ada seekor merpati yang baik hati menolongnya dengan menyodorkan daun sebagai pegangan.

Daun itu lalu ditarik Merpati hingga ke tepi sungai agar Semut bisa naik ke permukaan. Setelah Semut itu berhasil selamat, dia pun menyampaikan terima kasih kepada Merpati. Mereka lalu melanjutkan kembali perjalanan masing-masing.

Beberapa hari kemudian, Semut melihat ada seorang pemburu yang sedang mengincar Merpati yang sudah menyelamatkannya. Sebagai bentuk balas budi, Semut menggigit kaki pemburu dan memperingatkan Merpati kalau sedang terjadi bahaya.

Pesan moral:

  • Melalui cerita dongeng di atas, Mama bisa mengingatkan si Kecil untuk saling tolong-menolong sesama yang sedang mengalami kesulitan. Sampaikan juga kepada anak bahwa kebaikan yang sudah diberikan nantinya akan kembali dibalas pada waktu yang tak terduga.

5. Kisah Belalang dan Semut

Suatu ketika, ada Belalang yang sedang bersantai sambil bernyanyi di bawah pohon rindang. Dia pun memperhatikan kawanan semut dari kejauhan.

Belalang melihat bagaimana semut-semut yang sangat kecil itu saling bekerja keras mengumpulkan bahan makanan untuk musim dingin. Sesekali, Belalang saat itu menertawakan apa yang sedang dilakukan oleh para semut.

Saat musim dingin tiba, Belalang menangis dan meringis kelaparan serta mengalami kedinginan. Itu karena Belalang tidak mempersiapkan kebutuhannya dari jauh-jauh hari. Seluruh wilayah yang biasanya menyediakan makanan pun tak lagi terlihat karena cuaca dingin.

Akhirnya, Belalang menjadi sadar kalau kegiatan yang telah dilakukan Semut adalah untuk mempersiapkan kehidupan saat musim dingin. Dia pun menyesali kesombongannya yang pernah menertawakan kawanan semut itu.

Pesan moral:

  • Lewat cerita di atas, si Kecil mau diingatkan kalau dirinya kelak tidak boleh sombong dan meremehkan usaha yang dilakukan oleh orang lain. Selain itu, anak juga harus selalu berusaha agar mendapatkan kehidupan yang baik di lain hari.

6. Bebek Bertelur Emas

Dulu, hiduplah seorang petani yang miskin bersama seekor bebek miliknya. Petani itu dikenal sebagai orang yang rajin dan pekerja keras. Itulah yang kemudian membuat pekerjaan si Petani disukai oleh orang lain.

Suatu ketika, petani itu berdoa kepada Tuhan karena sedang merasa lapar. Dia berandai menjadi orang kaya, sehingga bisa bebas makan apa pun.

Menariknya, doa itu terkabul dan bebek kesayangannya bertelur emas setiap hari. Kondisi keuangan si Petani jelas seketika berubah drastis. Sayangnya, hal itu malah justru membuat petani menjadi orang yang pemalas.

Saking malasnya, petani itu memutuskan untuk menyembelih bebek miliknya karena enggan mondar-mandir mengambil telur emas. Pikirnya, dia akan langsung mengambil seluruh emas yang ada di dalam tubuh bebek itu saat dipotong.

Namun, harapan itu tak sesuai kenyataan. Bebeknya justru malah mati dan tidak terlihat emas yang dibayangkan oleh petani. Peristiwa itu juga membuat petani kehilangan seluruh hartanya karena tak pandai mengelola uang.

Otomatis, petani itu kembali menjadi miskin karena setiap hari hartanya habis dipakai kebutuhan sehari-hari.

Pesan moral:

  • Melalui cerita dongeng di atas, Mama bisa ingatkan anak untuk jangan gelap mata dan rela melakukan apa pun hanya untuk mencapai kekayaan dan kesenangan secara instan.
  • Selain itu, ajarkan anak untuk hidup selalu bersyukur dan menghindari sikap serakah. Beri tahu anak, keserakahan hanya akan membawanya kepada kerugian bagi diri sendiri di masa depan.

7. Dongeng Kuda dan Kancil

Setelah berjalan jauh, si Kancil yang malas kemudian merasa lelah. Dia lalu melihat Kuda yang sedang merumput di sebuah padang rumput. Kancil pun mendekati Kuda dan dengan licik membujuk Kuda agar mau memberikan tumpangan kepada Kancil.

“Wahai Kuda, aku punya kabar gembira untukmu. Di seberang bukit ini, ada ladang penuh dengan padang rumput segar yang sangat lezat. Aku akan menunjukkan jalannya jika kau mau membawaku ke sana,” bujuk Kancil.

Singkat cerita, Kuda akhirnya merasa tergoda dengan bujuk rayu dan setuju memberikan Kancil tumpangan ke sana. Si Kancil lalu melompat ke punggung kuda dan keduanya berjalan bersama menuju bukit yang dimaksud si Kancil.

Sepanjang perjalanan, Kancil terus saja bicara tentang kelezatan rumput di ladang itu. Jelas saja, hal itu membuat Kuda semakin bersemangat dan tak sabar untuk mencicipi rumput yang diceritakan kancil.

Akan tetapi, Kuda merasa sangat kecewa. Pasalnya, Kuda hanya menemukan tanah tandus tanpa sehelai rumput saat tiba di bukit itu. Kuda kemudian marah dan segera menurunkan Kancil dari punggungnya.

Kuda itu kemudian meninggalkan Kancil tanpa memberinya kesempatan untuk meminta maaf. Akhirnya, Kancil merasa malu dan terpaksa berjalan kaki untuk pulang.

Pesan moral:

  • Kisah dongeng di atas ingin mengajarkan anak untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan bujuk rayu maupun janji palsu dari orang lain.
  • Melalui kisah dongeng ini, Mama juga bisa mengingatkan si Kecil untuk jangan pernah menipu orang lain demi mendapatkan keuntungan sendiri.

8. Gagak Hayang Kapuji

Suatu hari, ada seekor burung gagak yang mencuri dendeng dari tempat penjemuran. Saat terbang dengan dendeng di paruhnya, Gagak itu bertemu dengan seekor anjing yang ingin merebut dendeng tersebut.

Ketika tiba di atas poohon, Gagak tidak melihat ke arah si Anjing. Sementara itu, Anjing yang berniat ingin merebut dendeng dari Gagak mulai mengeluarkan pujian.

Mendengar pujian itu, Gagak ternyata sangat senang dan tanpa sadar mengeluarkan bunyi sampai paruhnya mengaga dan dendeng terjatuh dari paruhnya. Situasi itulah yang dimanfaatkan oleh si Anjing.

Akhirnya, Anjing langsung mengambil dendeng itu dan membawanya jauh dari si Gagak. Gagak pun menyesal dengan perilakunya sendiri karena itu dia kehilangan makanan kesukaannya.

Gagak juga menjadi paham kalau Anjing sebenarnya memuji secara berlebihan karena ingin mengambil dendeng miliknya. Alhasil, si Gagak terbang ke arah pohon bambu untuk mencari ulat sebagai pengganti dendeng yang sudah diambil Anjing.

Pesan moral:

  • Dari kisah dongeng di atas, anak jadi mengerti untuk tidak mudah senang dan terbuai dengan pujian yang diberikan orang lain. Pasalnya, bisa saja orang yang memberi pujian itu telah memiliki niatan yang buruk.
  • Mama juga bisa mengajarkan kepada anak agar mereka selalu waspada terhadap orang lain. Hal itu karena bisa saja ada orang lain yang berniat untuk mengambil keuntungan dari si Kecil.

9. Si Burung Unta Pemalas

Pada suatu hari, hiduplah seekor burung unta pemalas bernama Lula di sebuah gurun yang luas dan tandus. Lula sendiri adalah burung unta terbesar dan terkuat daripada teman-temannya yang lain. Meski begitu, Lula memiliki sifat malas yang sangat kuat.

Di saat teman-temannya bekerja keras mencari air dan makanan, Lula malah lebih suka berbaring di bawah sinar matahari yang menyilaukan dan menunggu orang lain untuk memberikan yang dia butuhkan.

Singkat cerita, musim kering pun datang dan mereka mulai kekurangan makanan dan air. Teman-temannya pun mulai kesulitan mencari makanan dan air. Sementara itu, Lula tidak memiliki keterampilan atau keinginan untuk membantu.

Ketika kekurangan makanan dan air semakin parah, teman-teman Lula akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dia karena merasa dia tidak berharga bagi mereka. Alhasil, Lula terpaksa harus belajar mencari makanan dan air sendiri.

Walau awalnya mengalami kesulitan, Lula akhirnya berhasil mengatasi keadaan itu dengan tekad yang kuat dan kemauan untuk belajar. Dari situ, dia pun belajar bahwa hanya dengan kerja keras dan tekat kuat, dia bisa mengatasi segala rintangan.

Pesan moral:

  • Mama bisa mengajarkan anak kalau keberhasilan dalam hidup tidak ada yang gratis. Mama bisa ingatkan anak untuk selalu berusaha dan berjuang untuk mendapatkan keberhasilan yang mereka inginkan.
  • Selain itu, Mama juga bisa ingatkan kepada anak agar mereka tidak memiliki sifat pemalas. Beri tahu si Kecil kalau sifat pemalas hanya akan mendatangkan malapetaka bagi diri sendiri.

10. Kisah Anak Gembala dan Serigala

Alkisah, ada seorang anak gembala yang bekerja pada saudagar kaya. Dia memiliki tugas untuk merawat dan mejaga seluruh domba milik majikannya.

Selama menjalani tugasnya, sang majikan selalu berpesan kepadanya untuk berteriak meminta tolong kepada orang-orang desa apabila melihat ada serigala yang mendekat.

Singkat cerita, kegiatan menggembalakan domba di tepi hutan ternyata membuat anak itu bosan. Dia kemudian memiliki ide untuk berteriak meminta pertolongan kepada warga sekitar dengan mengatakan kalau ada serigala.

“Tolong! Ada serigala di sini, tolong!”

Mendengar teriakan itu, warga desa sekitar langsung datang menghampiri dan berniat menolog anak itu dari serangan serigala. Namun, anak itu ternyata hanya bercanda dan serigala yang dimaksudnya tidak terlihat. Warga pun kesal dan kembali pulang.

Peristiwa itu ternyata tidak hanya dilakukan sekali. Selang beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali melakukan kegiatan yang sama. Lagi-lagi, banyak orang tertipu dan menjadi kesal karena tingkah anak gembala itu.

Sampai pada suatu sore, datanglah segerombolan serigala dan langsung memangsa domba yang digembalakannya. Merasa terancam dan ketakutan, anak gembala itu langsung berteriak meminta pertolongan.

Sayangnya, kali ini tidak ada warga yang datang karena sudah tidak ada lagi yang percaya dengannya. Serigala itu berhasil memangsa banyak domba dan membawanya masuk ke dalam hutan. Kejadian itu pun membuat si anak gembala menyesal.

Pesan moral:

  • Melalui kisah dongeng di atas, Mama dapat mengajarkan kepada anak untuk tidak berbohong kepada orang lain. Pasalnya, sekali saja anak berbohong, nantinya tidak akan ada orang yang mau percaya dengannya.

11. Si Burung Bangau yang Angkuh

Ada seekor burung bangau yang memiliki sifat sangat angkuh dan sombong. Setiap hari, si Bangau selalu menyantap ikan yang memiliki ukuran besar.

Suatu hari, si Bangau hanya melihat hanya ada ikan kecil saja di sungai ketika dia ingin berburu mangsanya. Namun, sikap angkuh Bangau membuatnya bersikeras untuk tidak ingin memakan ikan kecil itu. Pasalnya, yang diinginkannya hanyalah ikan besar.

Bangau itu lalu memutuskan untuk menunggu ikan yang lebih besar saja. Akan tetapi, tidak ada ikan besar yang datang padanya hingga waktu sudah sore. Ikan kecil pun sudah mulai berenang ke tengah sungai yang dalam.

Alhasil, si Bangau terpaksa memakan siput yang ada di pinggir sungai karena sudah tidak ada lagi ikan di sana yang bisa dimakannya.

Pesan moral:

  • Melalui cerita dongeng di atas, Mama dapat mengajarkan kepada si Kecil untuk tidak bersikap angkuh dan sombong. Beri tahu mereka, sikap tersebut hanya akan mendatangkan kerugian bagi diri sendiri di masa mendatang.
  • Selain itu, Mama juga bisa ingatkan kepada anak agar mereka tidak memiliki sifat pemalas. Beri tahu si Kecil kalau sifat pemalas hanya akan mendatangkan malapetaka bagi diri sendiri.

12. Si Kabayan

Suatu hari, hiduplah seorang pemuda bernama Kabayan. Selama ini dia dikenal memiliki ide cerdik. Akan tetapi, dia sebenarnya pemalas. Kabayan sendiri telah menikah dengan Nyi Iteung. Keduanya diketahui tinggal bersama di rumah Iteung.

Singkat cerita, Kabayan diminta mertuanya untuk memetik buah nangka yang sudah matang. Awalnya, si Kabayan malas menuruti mertuanya. Namun, dia akhirnya mengiyakan permintaan mertuanya dengan berat hati dan berangkat ke pohon nangka di pinggir sungai.

Sesampainya di tempat itu, Kabayan berusaha mengambil satu buah nangka yang sudah tua dan besar. Namun, Kabayan tak kuat mengangkat buah tersebut. Dia lalu mendapatkan ide dengan menghanyutkan nangka itu di air sungai.

“Pulang duluan ya, ‘kan sudah besar,” kata Kabayan kepada nangka itu.

Setibanya Kabayan di rumah, sang mertua amat merasa bingung dengannya. Pasalnya, Kabayan pulang denga tangan hampa. Mertuanya lantas bertanya ke mana perginya buah yang diinginkannya itu.

“Lho, belum datang ya? Padahal tadi aku sudah memintanya untuk berjalan duluan ke rumah. Ternyata buah nangka itu belum sampai juga,” kata Kabayan.

Mertua Kabayan masih bingung dengan penjelasan itu dan memintanya untuk kembali memberikan penjelasan.

“Jadi, tadi aku sudah memetik nangkanya, tetapi karena terlalu berat, aku menghanyutkannya di sungai agar pulang sendiri,” ujar Kabayan.

“Kamu jangan bercanda! Tidak ada ceritanya, nangka bisa pulang sendiri!” ucap mertuanya dengan nada kesal.

“Hah? Yang bodoh itu nangka. Sudah tua, masa nggak tahu jalan pulang,” sahut Kabayan sambil pergi.

Pesan moral:

  • Melalui cerita Si Kabayan, Mama bisa mengajarkan kepada anak untuk tidak malas. Mama bisa mengatakan kepada anak kalau kemalasan dapat mendatangkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.
  • Mama juga bisa mengingatkan anak untuk memastikan dahulu segala solusi yang diambil tampak logis. Pasalnya, tidak semua hal bisa menjadi solusi dari masalah yang anak hadapi di kemudian hari.

13. Gagak Ingin Jadi Angsa

Dulu kala, ada seekor Gagak yang merasa tidak puas dengan penampilan yang dia miliki. Gagak itu iri dengan keindahan yang dimiliki para angsa yang selalu terbang bebas di danau.

Suatu hari, Gagak memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi angsa. Dia kemudian mencari bantuan dengan mendatangi penyihir yang memberikannya mantra untuk berubah menjadi angsa.

Setelah menjadi angsa, Gagak ternyata sadar kalau penampilannya tidak cukup membuatnya bahagia. Di sisi lain, dia mulai rindu dengan teman-temannya dan merasa terasing dari para angsa yang berbeda darinya.

Dari pengalaman itulah, Gagak menjadi belajar bahwa arti kebahagiaan sejati ternyata bukan dari penampilan fisik. Dia sadar bahwa bersyurku dan menerima diri sendiri yang memiliki keunikan merupakan hal terpenting.

Akhirnya, Gagak itu memutuskan untuk kembali menjadi dirinya sendiri.

Pesan moral:

  • Melalui cerita dongeng di atas, anak ingin diajarkan untuk lebih bersyukur dengan dirinya sendiri. Mama bisa memberi tahu kepada anak bahwa setiap orang memiliki ciri khas yang unik dan menarik dari orang lain.
  • Selain itu, Mama juga bisa mengajarkan kepada anak untuk hindari perasaan iri terhadap orang lain. Beri tahu anak kalau perasaan iri bukanlah sesuatu yang baik.

14. Gajah yang Pelupa

Di sebuah hutan yang rimbun, hiduplah seekor gajah muda bernama Bima. Dia adalah gajah yang baik hati dan penuh semangat. Namun, dia memiliki satu kelemahan, yaitu sangat pelupa.

Setiap hari, Bima bersama teman-temannya sedang menjelajahi hutan untuk mencari makan. Namun karena pelupa, Bima sering tersesat di dalam hutan dan dapat menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk mencari jalan pulang.

Suatu ketika, Bima tersesat lagi dan merasa putus asa. Dia lalu duduk di bawah pohon dan mulai menangis. Tiba-tiba, seekor kura-kura lewat dan bertanya padanya tentang apa yang terjadi. Bima pun bercerita tentang masalahnya.

“Bima, kelemahanmu adalah anugerah yang menyamar dalam kesulitan. Pelajaran dari pelupamu adalah agar kamu belajar untuk lebih memerhatikan dan menghargai setiap momen dalam hidupmu,” ujar Kura-kura sambil tersenyum.

Saat itu, Bima pun berjanji untuk lebih memerhatikan sekitarnya dan menghargai setiao momen yang dia alami. Bima juga belajar, kelemahannya bukanlah penghalang, tetapi menjadi pelajaran untuk hidupnya sendiri.

Pesan moral:

  • Lewat cerita di atas, Mama dan anak menyadari bahwa kita semua memiliki kelemahan tersendiri. Walau demikian, Mama bisa mengajarkan kepada anak untuk belajar dari kelemahan tersebut agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
  • Ingatkan juga kepada anak agar tidak menjadikan kelemahan itu sebagai penghalang bagi diri sendiri, tetapi jadikanlah sebagai tantangan untuk belajar dan berkembang.

15. Si Peucang jeung Biruang

Pada suatu hari, hiduplah seekor Beruang berwarna coklat yang suka mendengarkan musik. Sayangnya, dia sering kali menjadi target untuk dikerjai Kancil.

Singkat cerita, Beruang melihat ada anak gembala yang memainkan seruling bambu. Dia lalu pergi ke hutan dan menceritakan pengalamannya kepada si Kancil.

Setelah pergi jalan-jalan, si Kancil yang sedang beristirahat mendengar adanya suara derit bambu. Suara yang dihasilkan itu cukup merdu. Lalu, Kancil memiliki ide untuk mengerjai Beruang.

Akhirnya, Kancil mengajak Beruang untuk pergi ke sana. Kancil kemudian menyuruh Beruang untuk menjulurkan lidah dan menempelkannya pada celah pohon bambu itu. Beruang pun mengikuti perintah Kancil dengan polos.

Saat angin mulai bertiup, bambu itu berderit dan membuat lidah Beruang terjepit. Beruang yang mengalami itu langsung menjerit kesakitan. Dia lalu sadar kalau sedang dikerjai Kancil.

Walau begitu, Beruang justru tidak marah karena dapat menikmati suara derit bambu, bahkan sampai tertidur.

Pesan moral:

  • Anak dapat belajar bahwa dirinya perlu terhindar mengerjai teman sendiri. Pasalnya, teman yang dikerjai bisa saja mengalami celaka.
  • Selain itu, Mama juga bisa memberi tahu anak untuk tak terburu-buru marah atau bereaksi negatif saat menghadapi kesulitan atau sedang dipermainkan. Terkadang, saat anak bersikap tenang dan positif, mereka bisa menemukan sisi baik dari situasi tersebut.

16. Dua Kambing yang Sombong

Di sebuah desa, tinggalah dua ekor kambing bernama Kiki dan Koko. Mereka adalah kambing yang sombong dan selalu merasa mereka adalah kambing yang paling baik di desa tersebut. Tak jarang, mereka saling membanggakan diri dan menganggap diri mereka lebih unggul.

Suatu hari, datanglah seekor serigala ke desa itu. Serigala tersebut sedang kelaparan dan mencari mangsa untuk dimakan. Melihat kesombongan Kiki dan Koko membuat Serigala berniat untuk memangsa mereka.

Kiki dan Koko yang sombong pun merasa tidak takut dengan Serigala. Keduanya bahkan dengan berani menantang Serigala dan berpikir kalau mereka dapat mengalahkannya dengan kekuatan dan kesombongan mereka.

Sayangnya, Serigala lebih cerdik dari yang mereka bayangkan. Serigala itu menipu Kiki dan Koko untuk menarik perhatian mereka. Dalam sekejap saja, Serigala menyerang mereka.

Saat mereka berjuang melawan Serigala, Kiki dan Koko sadar kalau keangkuhan dan kesombongan yang mereka miliki tidak akan mampu menyelamatkan mereka. Kini, Kiki dan Koko menyesal karena telah meremehkan bahaya dan tidak memperhatikan peringatan yang diberikan kambing lain.

Setelah bersusah payah, Kiki dan Koko mampu lolos dari Serigala. Mereka pun kembali ke desa dengan hati yang tertunduk. Keduanya pun mendapatkan pelajaran berharga dari pengalaman mereka.

Pesan moral:

  • Dari cerita di atas, Mama bisa mengajarkan kepada si Kecil kalau kesombongan dan keangkuhan tidak akan pernah bisa membawa kebaikan pada diri sendiri.
  • Ingatkan kepada si Kecil bahwa lebih baik memiliki sifat rendah hati daripada meremehkan sesuatu.

17. Kisah Anjing yang Nakal

Alkisah, ada seekor anjing yang terkenal nakal. Itu membuat sang majikan harus mengikatnya dengan sebuah balok kayu pada lehernya. Tujuannya adalah agar memberi tahu kepada banyak orang untuk menghindari anjing yang terkenal galak dan nakal.

Akan tetapi, anjing itu dengan berbangga diri malah justru menyeret balok itu dengan penuh keributan. Dia melakukan itu dengan maksud menarik perhatian orang lain. Namun, cara anjing itu tidak membuat orang lain senang akan perbuatan yang dia lakukan.

Akhirnya, sang majikan melihat kejadian itu dan berkata kepada anjing tersebut.

“Kamu seharusnya lebih bijaksana dan berdiam diri di rumah agar orang tidak melihat balok yang dikalungkan itu. Apakah kamu senang semua orang tahu kamu adalah anjing yang nakal dan galak?” kata sang majikan.

Pesan moral:

  • Melalui kisah dongeng pendek kali ini, anak bisa belajar untuk selalu berbuat kebaikan. Tidak hanya itu, anak juga bisa belajar kalau meniru orang karena perbuatan nakal adalah hal yang tidak patut untuk dilakukan.

18. Kisah Putri Berambut Merah dan Burung Emas

Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang putri bernama Ratu. Dia sendiri memiliki keunikan dengan rambut khasnya yang berwarna merah. Keindahan rambut yang dimiliki Ratu ternyata menarik perhatian burung emas untuk datang ke balkon kamarnya.

Singkat cerita, keduanya menjadi dekat, sampai melantunkan lagu pengantar tidur untuk seluruh rakyat secara bersama. Berkat senandung sang putri, rakyat di sekitar kerajaan selalu bermimpi indah sampai fajar menyingsing.

Namun, semuanya berubah saat ada penyihir jahat yang mengubah rambut merah sang putri menjadi hitam. Ratu tentu merasa sedih dan mencurahkan segala isi hatinya kepada burung emas tersebut.

Suatu ketika, seorang pangeran datang ke istana dan memberikannya sehelai rambut merak milik putri. Menariknya, pangeran itu ternyata adalah teman semasa kecil Ratu.

Rambutnya kembali berubah menjadi merah setelah direndam oleh sang pangeran. Berkat ketulusan hati pangeran, kekuatan penyihir pun sirna. Akhirnya, pangeran memutuskan untuk menikahi Ratu dan seluruh rakyat menyambut berita itu dengan riang gembira.

Pesan moral:

  • Melalui kisah dongeng tadi, anak bisa memetik pelajaran kalau kebaikan yang dilakukan dengan tulus hati untuk menolog orang lain akan mengalahkan kejahatan. Oleh karena itu, jangan ragu ingatkan anak untuk menolong sesama yang sedang membutuhkan pertolongan.

19. Kisah Dua Sahabat dan Beruang

Suatu hari, hiduplah dua orang sahabat yang sedang berjalan di tengah hutan. Mereka adalah Dino dan Dilan. Keduanya tahu, jika hal buruk dapat terjadi selama perjalanan, sehingga mereka berjanji untuk menjaga satu sama lain.

Setelah berjalan cukup lama, Dino dan Dilan secara tiba-tiba dikagetkan dengan kehadiran beruang besar yang muncul tanpa diketahui. Beruang menyeramkan itu pun mengejar Dino dan Dilan.

Lantaran merasa panik, Dino dengan cepat memilih untuk segera berlari dan memanjat pohon di dekat mereka. Alhasil, Dilan justru tertinggal di belakang. Sayangnya, Dilan tidak hanya tertinggal, tetapi tidak bisa memanjat pohon seperti Dino.

Dia pun segera berbaring di tanah dan berpura-pura mati sambil menahan napasnya. Itu dilakukan agar beruang itu tidak lagi mengejarnya.

Singkat cerita, beruang itu menghampirinya dan mengendus telinga Dilan dan segera pergi karena tidak menemukan mangsa yang dia inginkan.

Setelah dirasa aman, Dino yang berada di atas pohon segera turun dan menghampiri Dilan. Dia pun bertanya kepada Dilan tentang apa yang dikatakan beruang tadi kepadanya.

“Apa yang dikatakan beruang tadi hingga ia meninggalkanmu?” tanya Dino dengan penasaran.

“Ia memintaku untuk tidak mempercayai sahabat yang tidak setia kawan,” ujar Dilan.

Pesan moral:

  • Cerita dongeng di atas ingin mengajarkan kepada anak untuk menjaga persahabatan. Tidak hanya itu saja, dongeng ini juga ingin menyampaikan pesan kepada si Kecil untuk tidak melupakan sahabatnya, meski dalam keadaan susah sekalipun.

20. Kisah Serigala dan Anak Kambing yang Cerdik

Di suatu hutan, tinggal seekor ibu kambing bersama anak-anaknya. Singkat cerita, ibu kambing ingin pergi mencari makan dan tidak mengajak anaknya. Dia pun mengajarkan anaknya untuk tidak membukakan pintu kepada siapa pun agar mereka tetap aman.

Ibu kambing juga mengajarkan lagu sebagai pertanda bahwa itu adalah ibunya. Namun, tanpa diketahui, Serigala ternyata menguping pembicaraan mereka dari luar rumah.

Saat ibu kambing pergi mencari makan, Serigala lantas melancarkan aksinya dengan menyanyikan lagu yang diajarkan oleh ibu kambing. Mendengar nyanyian itu membuat anak kambing heran. Pasalnya, ibu mereka baru saja keluar rumah.

Anak kambing lalu mengintip dari balik jendela dan terkejut melihat ada Serigala di depan rumahnya. Lantaran merasa takut dan terancam, anak kambing itu berteriak dan membuat binatang lain datang ke rumahnya.

Mengetahui itu, Serigala lantas pergi karena takut dengan kerumunan binatang yang mendekat ke rumah kambing.

Pesan moral:

  • Melalui cerita di atas, Mama bisa menanamkan kepada anak untuk tidak mudah percaya kepada orang lain, apalagi yang baru mereka kenal sebelumnya.

Nah, itu dia kumpulan dongeng pendek yang menarik dan punya pesan moral untuk menambah pengetahuan anak. Dari berbagai cerita di atas, anak tentunya dapat memetik beragam pesan moral yang baik bagi diri mereka di masa mendatang.

Semoga kumpulan dongeng pendek di atas bisa menjadi cara bagi Mama untuk mengajarkan hal baik kepada si Kecil, ya!

Baca juga:

  • 17 Cerita Fabel Seru untuk Dongeng Anak, Kaya Pesan Moral!
  • 13 Cerita Dongeng Anak Islami untuk Si Kecil
  • 17 Dongeng Anak Pendek yang Memiliki Pesan Moral
Leave a comment