Informasi Terpercaya Masa Kini

Melihat Makam Teungku Chik Pante Kulu,Sang Ulama Kharismatik Aceh Pengarang Hikayat Prang Sabi

0 3

Laporan Sri Anggun Oktaviana

SERAMBINEWS.COM, JANTHO – Di kelilingi pepohonan rindang dan pagar hitam, makam ulama kharismatik Aceh, Teungku Chik Pante Kulu masih terjaga hingga kini. 

Terletak di Desa Lam Leuot, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, makam ini tampak teduh dengan pepohonan yang menaungi pusara berlapis keramik hitam. 

Nama sang ulama tertulis dengan aksara Arab di bagian kepala makam, meski kini coretan tersebut mulai memudar.

Ulama tersohor yang dikenal sebagai pengarang Hikayat Prang Sabi ini bernama lengkap Teungku Chik Muhammad Pante Kulu.

Ia lahir pada 1251 Hijriah atau 1836 Masehi di Gampong Pante Kulu, Kecamatan Titeue, Kabupaten Pidie, Aceh. 

Ia terlahir dalam keluarga yang sangat religius, keluarganya berasal dari kalangan ulama yang memiliki hubungan dekat dengan kelompok ulama Tiro.

Sejak kecil, Teungku Chik Pante Kulu sangat gemar belajar Al-Quran dan ilmu agama berbahasa melayu dengan aksara Arab (Arab Jawi).

Lalu ia menimba ilmu di Dayah Tiro yang diasuh oleh Teungku Chik di Tiro Muhammad Amin Dayah Cut.

Setelah beberapa tahun menuntut ilmu, ia mendapat gelar Teungku di Rangkang atau asisten guru. 

Kemudian melanjutkan menimba ilmu ke Makkah sembari menunaikan ibadah haji.

Setelah empat tahun di Mekkah, ia menjadi ulama besar dan mendapat gelar Syekh atau Teungku Chik. 

Dan ketika Belanda menyatakan perang terhadap Kesultanan Aceh Darussalam di tahun 1873 Masehi, dirinya masih berada di Mekkah. 

Hingga ketika ia mengetahui peperangan tersebut, ia berniat pulang dan niatnya semakin menggebu ketika mengetahui Teungku Chik di Tiro Muhammad Saman sahabatnya dalam medan perang dan mengemban jabatan sebagai Panglima Perang Kesultanan Aceh Darussalam.

Lalu di tahun 1881 Masehi Teungku Chik Pante Kulu pulang ke Aceh dengan kapal.

Saat ia berlayar antara Jeddah dan Penang, ia mengarang Hikayat Prang Sabi untuk membangkitkan semangat jihad melawan Belanda.

Hikayat Prang Sabi merupakan sebuah karya yang kaya akan makna dan sejarah.  

Sebuah hikayat dengan sastra yang sangat berpengaruh saat Aceh dijajah oleh Belanda. 

Hikayat ini menjadi pemantik semangat dan heroik untuk masyarakat dan pejuang Aceh yang berisi nasihat, ajakan dan seruan untuk terjun ke medan jihaad fii sabilillaah, menegakkan agama Allah dari rongrongan penjajah dan meraih imbalan pahala yang besar. 

Aldi Rani salah satu penziarah makam Teungku Chik Pante Kulu mengungkapkan bahwa ia penasaran dengan makam ulama kharismatik tersebut dengan hikayatnya yang masih sering di lantunkan oleh masyarakat Aceh.

“Saya penasaran dimana kuburan Teungku Chik Pante Kulu yang seperti kita ketahui bahwa beliau ini merupakan sosok ulama kharismatik dan terkenal akan Hikayat Prang Sabi,” ungkapnya pada Serambi Rabu (23/10/2024). 

Hikayat Prang Sabi  memang masih sering di lantunkan oleh masyarakat Aceh baik di dayah-dayah maupun masjid-masjid yang ada di Aceh.  

Walaupun kini Aceh tidak lagi dijajah, namun setiap di lantunkan Hikayat Prang Sabi akan menjadi pengingat sejarah di masa lampau bagi Masyarakat Aceh.

Gina Zahrina yang juga merupakan penziarah di makam Teungku Chik Pante Kulu juga mengungkapkan perasaan senang dapat berziarah langsung ke makam tersebut.

Ia berharap makam tersebut dapat lebih di rawat.

“Perasaan saya senang sekali hari ini bisa berziarah ke makam ulama, berhubung saya orang Lhokseumawe jadi jarang banget ke sini, jadi menyempatkan mumpung lagi perjalanan ke Banda Aceh,”

“Harapan saya semoga makam ini lebih dirawat dan dijaga, karna kan ini makam ulama Aceh yang punya jasa untuk Aceh, jadi pastinya harus dijaga sebagai bentuk terimakasih kita,” pungkasnya. (*)

CEK ARTIKEL LAINNYA TENTANG WISATA ACEH DI SINI

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Leave a comment