Informasi Terpercaya Masa Kini

Begini Dilema Mendiktisaintek Satryo Soemantri Soal AI yang Berpotensi Gantikan Pekerjaan Manusia

0 8

TEMPO.CO, JakartaMenteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, sempat menyinggung dampak perkembangan kecerdasan buatan atau AI terhadap masa depan pekerjaan. Setelah dilantik, Satryo secara resmi akan melanjutkan tugas Nadiem Makarim yang sebelumnya memimpin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Kita tidak tahu nanti 2030 job apa yang masih ada di bumi ini? Pekerjaan apa yang masih ada, karena sudah perkembangan AI yang demikian pesat,” katanya usai proses serah terima jabatan di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta, pada Senin, 21 Oktober 2024.

Mantan Menristekdikti, Nadiem Makarim, melakukan serah terima jabatan kepada tiga menteri baru yang bergerak di bidang pendidikan, kebudayaan, serta sains dan teknologi. Dua orang selain Satryo adalah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti; serta Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Menurut Satryo, hampir semua pekerjaan berpotensi digantikan oleh mesin dan teknologi berbasis AI. Dia mengajak seluruh pemangku kepentingan di pendidikan tinggi dan riset untuk bersiap menghadapi masa depan yang belum pasti. “Bagaimana kita bisa mengajari anak-anak kita sesuatu yang kita tidak tahu? Masa depan seperti apa?” kata dia.

Dia juga menekankan soal pentingnya metode pembelajaran baru yang lebih kritis untuk generasi baru. Ilmu teknik mesin pada era 1980-an, Satryo mencontohkan, mulai tidak relevan untuk menjadi materi pembelajaran pada saat ini, bahkan suatu saat tidak akan dipakai lagi.

“Harus membuat anak-anak kita di semua lini punya critical thinking. Otherwise, kita tidak bisa survive di masa depan,” tuturnya. “Bukannya menakut-nakuti, but that’s the fact.”

Sebagai menteri baru di bidang pendidikan, dia merencanakan kolaborasi antarperguruan tinggi, tanpa mengubah keunikan masing-masing. Menurut dia, setiap perguruan tinggi memiliki keleluasaan berkembang.

Presiden Direktur International Business Machines (IBM) Indonesia, Roy Kosasih, sebelumnya memprediksi penggunaan AI akan terus meningkat selama beberapa tahun ke depan. Namun, masyarakat diimbau agar tidak khawatir karena AI hanya menunjang produktivitas, bukan menggantikan manusia. Teknologi pintar hanya mengambil peran pekerja yang tidak memahami pengoperasian perangkat teknologi.

“Seorang pekerja yang anti akan teknologi menjadi semakin tertinggal, ketimbang pekerja lain yang memanfaatkan AI,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, pada 26 Agustus 2024.

Anastasya Lavenia berkontribusi dalam tulisan ini.

Pilihan Editor: Walhi Ungkap Tiga Pekerjaan Rumah Pemerintahan Prabowo soal Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Leave a comment